Penting! 5 Masalah di Sekolah ini Bisa Hambat Perkembangan Anak

Anak menunjukkan gelagat ganjil tiap kali pulang sekolah? Bisa jadi ini penyebabnya

19 Agustus 2019

Penting 5 Masalah Sekolah ini Bisa Hambat Perkembangan Anak
understood.org

Semua orangtua pasti menginginkan urusan akademis anak berjalan dengan lancar. Dapat memahami pelajaran, serta bersosialisasi dan beradaptasi dengan baik. Namun, kadangkala ada masalah-masalah yang terjadi dalam kelangsungan proses belajar anak, yang menyebabkan penurunan semangat ke sekolah. Hal ini tentunya akan menghambat perkembangan anak jika diabaikan begitu saja. 

Berikut ini Popmama.com merangkum masalah-masalah yang umum terjadi di sekolah yang wajib menjadi perhatian orangtua, dilansir dari youngparents.com.sg.

1. Anak sakit-sakitan

1. Anak sakit-sakitan
Freepik/maksymiv_yura

Tak dipungkiri bahwa sekolah merupakan tempat di mana anak mudah terjangkit penyakit yang ditularkan oleh kawannya. Dalam satu lingkungan yang sama, tiap anak membawa potensi penyakit, virus dan bakterinya masing-masing. Meski di usia-usia sekolah ini kekebalan tubuh anak sedang dalam taraf belajar melawan infeksi, tetapi hal ini tak dapat dianggap enteng.

Memastikan anak agar tidur cukup setiap malam dan banyak mengonsumsi buah dan sayur yang kaya akan antioksidan merupakan cara yang dapat orangtua lakukan untuk memperkuat kekebalan tubuh anak. Selain itu, ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin agar tubuhnya dapat melawan kuman, virus, dan mikro organisme lain yang ada di sekitarnya. 

Penting membiasakan anak mencuci tangan menggunakan sabun dan air, sebelum dan sesudah makan, serta setelah menggunakan toilet. Ingatkan anak juga untuk menjaga diri saat bersin dan batuk dengan selalu menutup mulut dan hidungnya dengan tisu. Segera buang tisu yang digunakan agar tidak menularkan virus pada orang di sekitarnya. 
 

Editors' Pick

2. Anak tak mau ditinggal di sekolah

2. Anak tak mau ditinggal sekolah
bcparent.ca

Terbiasa selalu bersama sepanjang hari membuat sebagian anak punya ikatan kecemasan yang kuat dengan orangtua. Akibatnya, banyak anak yang merasa ketakutan saat orangtua pergi meninggalkannya di sekolah. 

Jangan terburu panik saat menghadapi situasi ini, Ma. Tunjukkan sikap positif agar anak merasa tenang di sekolah meskipun tanpa kehadiran Mama. Berikan keyakinan penuh pada anak bahwa ia akan baik-baik saja karena ada guru yang akan mendampinginya selama di sekolah. 

Hindari untuk melakukan kegiatan yang membuat anak kesal dan tak percaya lagi pada Mama, misalnya pergi diam-diam tanpa berpamitan ketika anak sudah berada di dalam kelas. Jika semua cara yang Mama lakukan gagal, konsultasikan masalah ini dengan guru di sekolah karena kecemasan ini penting diatasi sejak dini.

3. Anak diganggu temannya

3. Anak diganggu temannya
Pixabay/geralt

Di awal masa sekolahnya, banyak hal yang dapat memengaruhi anak secara emosional berkaitan dengan teman sekolahnya. Misalnya saja tak mau berkawan dengan teman A, atau menolak untuk berdekatan dengan si B.

Faktanya, pada usia ini, anak-anak masih belajar keterampilan sosial dasar dan mencari tahu bagaimana mengelola emosinya sendiri. Saat ia tidak merasa bahagia, adalah hal yang wajar jika ia kemudian menyerang dan melakukan tindakan konfrontatif pada orang-orang terdekatnya.

Jika anak seringkali menampakkan sikap yang membuatnya tak nyaman di sekolah, ajaklah ia berbicara dari hati ke hati untuk mengetahui akar masalahnya. Sebaiknya bicarakan ini dengan guru di sekolah agar anak dapat membangun hubungan yang positif dan mengajari ia cara bagaimana cara mengatasi konflik yang tengah dialaminya.
 

4. Anak senang mengganggu temannya

4. Anak senang mengganggu temannya
www.foxnews.com
perlakuan bullying

Penting bagi orangtua berbesar hati mengakui bila si Anak memang punya kecenderungan senang mengganggu kawan-kawannya. Walaupun pasti ada perasaan kesal dan malu, apalagi jika mendapat aduan dari sekolah, atau bahkan dari orangtua korban.

Jika Mama berada dalam situasi ini, tetaplah tenang. Jangan terburu-buru menyalahkan anak atas tindakan yang dilakukannya. Dengarkan baik-baik keluh-kesahnya, karena bisa jadi tindakan ini dilakukannya untuk mendapat perhatian dari guru, atau bahkan orangtuanya sendiri.

Dalam hal ini, didik anak untuk memahami soal menghormati dan memperlakukan orang lain dengan baik. 

5. Anak tak menyukai gurunya

5. Anak tak menyukai gurunya
Freepik

Bagaimana jika anak tak menyukai guru yang mengajar di sekolah? Bisa jadi ini terjadi karena anak merasa takut saat melihat guru sedang marah, berbicara dengan nada keras dan tinggi sehingga menyebabkan anak merasa tak nyaman. 

Saat menghadapi situasi ini, cobalah mendatangi guru di sekolah dan ajaklah berbicara dari hati ke hati, apakah memungkinkan jika guru tersebut mengubah cara berinteraksi dengan anak. Pendidik yang baik akan terbuka dengan segala masukan dan menghargai apa yang bisa membuat keduabelah pihak menjadi lebih baik. 

Itulah kelima masalah yang mungkin terjadi pada anak di sekolah. Saat anak merasa tak nyaman di sekolah, sebaiknya ajak ia berbicara agar Mama mengetahui apa sebenarnya hal-hal yang dapat diperbaiki ke depannya. 

Memarahi dan menyalahkan anak mungkin akan membuat ia merasa trauma dan tak bisa terbuka saat menghadapi masalah di kemudian masalah. Jadi, bijaklah menyikapi apa yang menjadi ganjalan di hati anak ya, Ma.

Baca Juga:

The Latest