Mengapa di Indonesia Banyak Gunung Berapi?

Selain Gunung Semeru, ternyata masih banyak gunung berapi yang masih aktif di Indonesia

28 Mei 2022

Mengapa Indonesia Banyak Gunung Berapi
Pexels/Erickson Balderama

Beberapa hari yang lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh meletusnya Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur. Gunung Semeru adalah salah satu gunung berapi di Indonesia yang masih aktif sehingga bisa meletus kapan saja. Selain Gunung Semeru, ternyata masih banyak gunung berapi lainnya yang masih aktif di Indonesia.

Kamu mungkin bertanya-tanya, mengapa di Indonesia banyak gunung berapi? Apa sih dampaknya kalau banyak gunung berapi di suatu wilayah?

Kali ini Popmama.com akan menjawab rasa penasaranmu lewat penjelasan berikut ini:

1. Apa itu gunung berapi?

1. Apa itu gunung berapi
Pexels/Brent Keane

Gunung berapi atau gunung api atau vulkan adalah kategori gunung yang istimewa dengan lubang yang mampu memuntahkan magma, abu, gas, dan uap air, dilansir dari Toppr

Gunung berapi memiliki saluran fluida panas, bisa berupa lava atau batuan dalam wujud cair, yang membentang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi.

Editors' Pick

2. Jenis gunung berapi berdasarkan aktivitasnya

2. Jenis gunung berapi berdasarkan aktivitasnya
Pexels/Carlos

Gunung berapi sendiri dibagi menjadi tiga jenis, berdasarkan aktivitasnya, yaitu:

  • Gunung berapi aktif: Gunung yang masih aktif meletus terus-menerus hingga kini
  • Gunung berapi tidur: Gunung berapi yang tidak memiliki waktu letusan pasti sehingga dapat meletus kapan saja. Ini adalah jenis gunung berapi yang berbahaya.
  • Gunung berapi punah: Gunung berapi yang tidak meletus selama 10.000 tahun terakhir dan telah dianggap mati karena sudah tidak memiliki pasokan lava di ruang magmanya.

3. Jenis gunung berapi berdasarkan strukturnya

3. Jenis gunung berapi berdasarkan strukturnya
Pexels/Björn Austmar

Dilihat dari strukturnya, gunung berapi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Gunung berapi perisai: Gunung berapi yang memiliki pelindung sehingga tidak terlalu curam. Lava yang keluar mengalir ke jarak yang sangat jauh.
  • Gunung berapi cinder: Gunung berapi yang terbentuk ketika lava gunung perisai yang akan datang, bergerak dalam bentuk gunung perisai. Lavanya keluar secara eksplosif.
  • Gunung berapi komposit: Gunung berapi yang memiliki banyak ventilasi. Lava yang mengalir tercampur batuan vulkanik yang disebut cinder dan bahan yang terakumulasi membentuk lapisan-lapisan.
  • Kaldera: Kaldera terbuat dari tekanan besar yang terjadi karena adanya letusan tiba-tiba di gunung berapi yang meruntuhkannya.

4. Mengapa di Indonesia banyak gunung berapi?

4. Mengapa Indonesia banyak gunung berapi
Pexels/Guntur Kresno

Indonesia merupakan wilayah di mana menjadi tempat bertemunya dua lempeng benua, yaitu lempeng benua Australia dan lempeng benua Asia. Kedua lempeng ini apabila bertabrakan dan bergesekan akan memicu proses tektonik. 

Proses tektonik akan memicu titik suhu dan tekanan tinggi. Inilah yang memicu magma naik ke permukaan bumi yang membuat formasi gunung berapi. 

Di sisi lain, Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda yang disebut sirkum Mediterania dan sirkum Pasifik sehingga di wilayah Indonesia terdapat banyak gunung

5. Apa saja gunung berapi di Indonesia yang masih aktif?

5. Apa saja gunung berapi Indonesia masih aktif
Pexels/Anastasia Yudin

Tahukah kamu, Gunung Semeru ternyata bukanlah satu-satunya gunung berapi di Indonesia yang masih aktif lho. Ada gunung-gunung berapi lain masih aktif bergejolak memuntahkan isi perutnya, antara lain Gunung Sinabung (Sumatera Utara), Gunung Ili Lewotolok (Nusa Tenggara Timur), Gunung Dukuno (Maluku Utara), Gunung Ibu (Maluku Utara), Gunung Anak Krakatau (Lampung), Gunung Banda Api (Maluku), Gunung Gamalama (Maluku Utara).

Sementara itu, gunung api Krakatau yang terletak di Selat Sunda, pernah meletus hebat pada 26-28 Agustus 1883 dan tercatat sebagai letusan gunung berapi terbesar sepanjang sejarah manusia. Letusan ini menghasilkan 15 meter gelombang tsunami yang menyebabkan hampir 35.000 korban tewas di sepanjang pantai Selat Sunda di Indonesia, dikutip dari National Geographic.

Empat puluh lima tahun berselang, gunung Anak Krakau memuntahkan isi perutnya dari laut di lokasi yang sama dengan bekas Krakatau setinggi 338 meter, sehingga hingga kini gunung Anak Krakatau dianggap masih berbahaya. 

Baca Juga:

The Latest