Serba-serbi Non Verbal Learning Disabilities yang Penting Diketahui

Anak dengan NVLD bukan berarti bodoh atau pemalas lho, Ma

20 September 2019

Serba-serbi Non Verbal Learning Disabilities Penting Diketahui
Freepik

Tiap anak dianugerahi kemampuan maupun keterbatasannya masing-masing. Termasuk dalam hal kemampuan belajar. Pada usia sekolah, dimulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, anak dihadapkan pada berbagai mata pelajaran serta tugas-tugas sekolah yang begitu banyak. Ya, tuntutan ini memang sulit, tetapi seharusnya tidak menjadi siksaan, bagi orangtua maupun anak itu sendiri.

Wajar jika anak tidak menguasai semua mata pelajaran. Tetapi, jika ia terlihat begitu berjuang keras mengejar ketertinggalannya, bahkan sampai mengalami keputusasaan, orangtua perlu menyadari bahwa bukan hanya tugas-tugas sekolah yang sulit dikerjakan. Mungkin saja anak mengalami non-verbal learning disability (NVLD).

Apa itu NVLD? Dan apa saja yang mempengaruhinya? Berikut Popmama.com merangkum serba-serbi NVLD yang perlu menjadi perhatian orangtua:

Apa itu NVLD?

Apa itu NVLD
Pixabay/Sof_lo

NVLD adalah kesulitan otak memproses informasi yang terjadi di bawah alam sadar. NVLD ini seringkali tidak terdeteksi sampai anak berada di usia sekolah dasar atau menengah, dimana tuntutan tugas mulai tinggi. Esai yang panjang, matematika yang rumit, mata pelajaran lain yang kompleks dan intensif membuat anak merasa tertekan.

Dilansir dari psychologytoday.com, Preetika Mukherjee, seorang neuropsikolog yang berbasis di Manhattan dan berfokus pada kasus-kasus NVLD, menjelaskan ada empat defisit utama yang terlihat pada individu dengan NVLD:

Editors' Pick

1. Persepsi sentuhan (tactile perception)

1. Persepsi sentuhan (tactile perception)
Twiniversity.com

Persepsi sentuhan (tactile perception) adalah kemampuan otak memahami apa yang dirasakan tangan. Contohnya adalah saat kita memasukkan tangan ke dalam tas untuk mencari suatu benda, persepsi sentuhan membantu kita menemukan benda yang dicari.

Jika anak memiliki persepsi sentuhan yang buruk, rasanya seperti meraba dengan sarung tangan karet. Otak tidak dapat memroses informasi yang dikirim oleh tangan anak dengan benar. Akibatnya, anak merasa canggung, sering menjatuhkan benda-benda kecil atau melepaskan barang dari genggamannya. Atau mungkin anak menggenggam alat tulis begitu kencang hingga ia dapat merasakan dengan benar untuk mengendalikannya.

2. Persepsi visual (visual perception)

2. Persepsi visual (visual perception)
Pixabay/White77

Persepsi visual adalah kemampuan melihat dan menafsirkan informasi visual di sekeliling. Tanpa pemrosesan persepsi visual yang akurat, seorang siswa akan mengalami kesulitan belajar. Terutama pada bidang-bidang yang membutuhkan kemampuan membaca, memberikan dan mengikuti arahan.

Anak dengan gangguan ini akan kesulitan menyalin tulisan dari papan tulis, memvisualisasikan obyek atau pengalaman masa lalu, koordinasi mata-tangan yang baik, mengintegrasikan informasi visual dengan indera lain untuk kegiatan yang berhubungan dengan motorik kasar atau pun halus.

3. Keterampilan motorik kompleks

3. Keterampilan motorik kompleks
Pixabay/MiguelRPerez

Kecanggungan motorik seringkali menjadi perhatian pertama yang muncul dan diperhatikan orangtua pada anak-anak dengan NVLD. Umumnya masalah lebih terlihat mencolok pada tubuh sebelah kiri. 

Anak dengan keterampilan motorik kompleks yang kurang cenderung ragu menjelajahi lingkungan dengan tubuhnya. Sebaliknya, mereka lebih senang menjelajahi dunia dengan mengajukan pertanyaan.

Ketika mulai belajar berjalan, anak dengan NVLD sering jatuh dan tidak dapat menstabilkan tubuhnya. Pada balita, kecenderungannya dapat terlihat saat ia seringkali menolak makan menggunakan sendok atau garpu karena jari-jemari yang kurang bisa mengendalikan gerakannya. Tanda-tanda lainnya adalah sulit mengikat tali sepatu, cara berbeda dalam memegang gunting, pena atau pensil, kesulitan menulis catatan di kelas, enggan ikut kegiatan yang melibatkan fisik.

4. Kesulitan berhitung atau dyscalculia

4. Kesulitan berhitung atau dyscalculia
theatlantic.com

Matematika melibatkan kemampuan spasial visual. Penambahan, misalnya, melibatkan kemampuan melihat secara utuh sebuah masalah. Peneliti menemukan bahwa anak dengan NVLD dapat memahami aspek-aspek bahasa dan penalaran verbal dari suatu masalah matematika, tetapi tidak dapat memvisualisasikan secara efisien hubungan dari masalah-masalah dalam operasi aritmatika tersebut.

Hal ini merupakan defisit primer yang dapat menyebabkan defisit sekunder. Termasuk kesulitan menyusun dan merencanakan. Secara akademis, anak akan mengalami kesulitan dalam keterampilan-keterampilan berikut:

  • Keterampilan grafomotor,
  • keterampilan komputasi,
  • penalaran kualitatif,
  • pemahaman membaca,
  • kemampuan menyusun tulisan.

Jika Mama melihat adanya tanda-tanda anak mengalami kesulitan akademis yang berkaitan dengan NVLD, sebaiknya bicarakan dengan guru kelas, konselor sekolah atau guru BP dan atur jadwal untuk konsultasi bersama neuropsikolog yang memiliki spesialisasi di bidang kesulitan belajar. 

Mendapatkan penilaian yang akurat tentang gaya belajar anak sangat penting demi menghindari jebakan NVLD yang tidak terdiagnosis dan menjaga keharmonisan hubungan anak di sekolah dan di rumah. 

Baca Juga:

The Latest