Begini, Lho! 5 Tanda Anak Mama Bakal Tumbuh Tinggi

Tinggi badan seseorang di masa remaja dan dewasa, ternyata bisa diprediksi sejak masih bayi

14 Juni 2021

Begini, 5 Tanda Anak Mama Bakal Tumbuh Tinggi
Freepik/Rawpixel-com

Sebagai orangtua, tentunya Mama penasaran bukan, seperti apa sih si Anak nantinya jika ia beranjak bertumbuh besar? Banyak pertanyaan yang mengulik rasa ingin tahu Mama, misalnya, "Bagaimana kepribadiannya?" atau "Apa talentanya?" Hal-hal seperti ini memang dapat diprediksi, tetapi tanda-tandanya tak bisa dilihat dengan pasti.

Bicara soal tanda, kondisi fisik seperti tinggi badan seseorang di masa remaja dan dewasa, ternyata bisa diprediksi sejak masih bayi lho, Ma. Terlepas dari gender laki-laki yang umumnya tumbuh lebih tinggi ketimbang perempuan.

Berikut Popmama.com merangkum tanda-tanda yang dapat memprediksi tinggi badan bayi di masa depan.

1. Panjang tubuh saat dilahirkan

1. Panjang tubuh saat dilahirkan
pixabay/ Rainer Maiores

Panjang tubuh bayi saat dilahirkan dapat dengan jitu menjadi penanda tinggi badannya di masa depan. Rata-rata bayi normal dilahirkan dengan panjang tubuh 20 inch atau sekitar 50 cm.

Namun panjang tubuh ini bisa bervariasi antara 18 hingga 22 inch, atau sekitar 45,7 cm hingga 60 cm. Sebulan setelah dilahirkan, bayi bertambah panjang sekitar satu hingga dua inch (4-5 cm).

Editors' Pick

2. Terlihat paling tinggi di antara teman balita sebaya

2. Terlihat paling tinggi antara teman balita sebaya
parents.com

Saat anak menginjak usia balita, perhatian tinggi badannya dibandingkan teman-teman sebayanya. Jika ia terlihat lebih tinggi daripada teman-teman sebayanya, kemungkinan anak bertumbuh lebih tinggi hingga usia remaja. Begitu pula sebaliknya.

Tetapi jangan khawatir, Ma. Lonjakan pertumbuhan atau growth spurts terjadi di masa kanak-kanak dan berlangsung hingga masa pubertas.

Anak perempuan akan berhenti bertumbuh di usia 16 tahun, sementara anak laki-laki baru akan berhenti bertambah tinggi di usia 18 tahun.

3. Tinggi badan orangtua

3. Tinggi badan orangtua
freepik.com

Seperti banyak aspek dalam tumbuh-kembang anak yang lainnya, faktor genetik juga berperan besar dalam menentukan tinggi badan anak. Jika Mama dan Papa tergolong berpostur tinggi, maka anak pun akan mewarisi genetik yang sama.

Tetapi, ada banyak kasus di mana anak dengan orangtua yang termasuk tinggi, berhenti bertumbuh tanpa alasan pasti atau yang dikenal sebagai Idiopathic Short Stature (ISS).

4. Asupan gizi dan nutrisi

4. Asupan gizi nutrisi
Freepik

Untuk mendukung tumbuh-kembang anak, tentu saja faktor kecukupan gizi dan nutrisi tidak bisa dikesampingkan. Anak yang mendapatkan gizi dan nutrisi yang baik di tiga tahun pertama kehidupannya, cenderung berpotensi tumbuh lebih tinggi ketimbang yang tidak.

Perhatikan asupan makanan dan minuman tinggi kalsium dan protein, seperti susu, yogurt, bayam, brokoli dan telur di masa emas tumbuh kembang ini.

5. Tumbuh sehat tanpa adanya masalah kesehatan

5. Tumbuh sehat tanpa ada masalah kesehatan
freepik.com/suthiporn-hanchana

Ada beberapa kondisi yang membuat anak menghalangi pertumbuhan anak, seperti dwarifsm atau kerdil, yang merupakan kelainan genetik yang menyebabkan anak tidak dapat bertumbuh tinggi hingga usia dewasa lebih dari 147 cm. 

Masalah kesehatan lain yang menghambat pertumbuhan anak mencapai tinggi badan potensial adalah defisiensi hormon pertumbuhan, yang terjadi akibat kelenjar pituitari tidak cukup memproduksi hormon pertumbuhan.

Kondisi ini biasanya didiagnosis saat anak menginjak usia dua atau tiga tahun, dan menyebabkan pertumbuhan anak secara masif akan melambat. 

Jika Mama mengkhawatirkan adanya kondisi kesehatan yang ganjil pada anak yang disinyalir menghambat pertumbuhannya, segera konsultasikan ke dokter anak agar mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Jangan lupa untuk terus mendorong aktivitas gerak fisik anak dan memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisinya ya, Ma. 

Baca juga:

The Latest