Anak dengan Keterlambatan Bicara (Rangkuman Seminar Dr. Hardiono) #Part 1

Alhamdulillah, sempat juga merangkum seminar bersama Dr. Hardiono
***
Banyak sekali anak dengan keterlambatan bicara.
"Dokter, anak saya sakit apa, kenapa sih belum bicara?"
"Cuma Speech delay kok."
"Kemudian apa yang harus saya lakukan?"
"Yasudah terapi saja."

Percakapan tersebut biasanya sering sekali terjadi di ruang praktek. Saya sendiri tidak setuju dengan diagnosa seperti itu karena speech delay itu hanya terjemahan dari terlambat bicara, bukan sebuah diagnosa. Tidak benar seorang anak didiagnosis speech delay kemudian diterapi, karena speech delay ada banyak penyebabnya dan terapinya harus sesuai dengan penyebabnya, jadi tidak bisa asal terapi. Masih banyak orang tua atau bahkan dokter yang menganggap bahwa speech delay dapat diterapi dengan terapi wicara, padahal belum tentu, kita harus lihat apa penyebabnya untuk menentukan terapi apa yang tepat untuk anak tersebut.

Dalam istilah kedokteran terdapat dua istilah terkait gangguan bicara yaitu Development Disorder dan Development Delay. Development Delay merupakan kemampuan yang terlambat dibanding anak seumurnya, delay bukan diagnosis tetapi hanya pernyataan bahwa 'teman-temannya yang lain sudah bisa tetapi anak ini belum'. Belum tentu anak yang mengalami delay ini sakit, bisa jadi ia mengalami gangguang fungsional. Apabila kita lihat ternyata dia di rumah sendiri dan tidak punya teman bermain atau berbicara maka wajar jika ia akan mengalamai keterlambatan. Anak delay ini nanti akan bisa bicara dengan sendirinya. Berbeda dengan development delay, development disorder merupakan gangguan yang sudah ada diagnosisnya, terapi yang dilakukan tentu sesuai dengan penyebabnya. Untungnya, anak dengan speech disorder jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan anak dengan delay speech.

Banyak anak yang belum bisa bicara tetapi dia menggunakan bahasa tubuhnya dengan baik. Sebelumnya, kita harus pahami terlebih dahulu perbedaan bahasa dan bicara, berikut infografisnya:

Apabila anak tidak bisa bicara tetapi bahasa tubuhnya juga tidak bagus, kita patut was was, namun apabila anak tidak bisa bicara tetapi bahasa tubuhnya bagus kita bisa lebih tenang karena lebih mudah menerapinya.