Apa Itu Istinja dalam Islam?

group-image

Dalam ajaran Islam, menjaga kebersihan adalah bagian penting dari ibadah dan gaya hidup. Salah satu aspek penting dari menjaga kebersihan adalah istinja, yaitu proses membersihkan diri setelah buang air besar atau kecil. Istilah ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tetapi penting untuk dipahami karena merupakan bagian penting dari praktik keagamaan bagi umat Islam. Berikut penjelasan mengenai Apa Itu Istinja dalam Islam?

Apa Itu Istinja dalam Islam?

Istinja berasal dari bahasa Arab yang berarti membersihkan diri. Dalam konteks Islam, istinja merujuk pada proses membersihkan organ intim setelah buang air besar atau kecil untuk menjaga kebersihan dan kesucian. 

Hukum istinja dalam Islam bervariasi dari wajib, sunnah, hingga mubah (boleh dilakukan). Istinja setelah buang air besar dianggap wajib (fardhu 'ain) bagi setiap Muslim. Sedangkan istinja setelah buang air kecil dianggap sunnah (sunat mu'akkadah), yang sangat dianjurkan untuk dilakukan namun tidak diwajibkan. Namun, istinja setelah kedua aktivitas tersebut sangat dianjurkan untuk menjaga kesucian dan kebersihan.

  • Wajib: Istinja diwajibkan ketika yang dikeluarkan adalah najis yang kotor dan basah, seperti air seni, madzi (cairan pra-urin), dan kotoran manusia. Dalam hal ini, tidak ada pilihan selain melakukan istinja untuk membersihkan diri secara sempurna dari najis tersebut.
  • Sunnah: Istinja dianggap sunnah jika yang dikeluarkan adalah najis yang tidak kotor, seperti cacing. Meskipun tidak diwajibkan, tetapi dianjurkan untuk membersihkan diri sebagai tindakan kebersihan.
  • Mubah: Istinja dari keringat termasuk dalam kategori ini. Meskipun tidak dianggap wajib atau dianjurkan, membersihkan diri dari keringat dianggap sebagai tindakan biasa dan diperbolehkan.
  • Makruh: Istinja dianggap makruh jika yang dikeluarkan adalah gas, seperti kentut. Meskipun tidak diharamkan, tetapi dihindari karena dianggap dapat mengganggu atau menghasilkan bau yang tidak sedap.
  • Haram: Istinja dengan menggunakan benda yang diharamkan, misalnya menggunakan kotoran hewan yang dianggap haram dalam Islam, dianggap sebagai tindakan yang haram. Namun, jika hanya benda-benda yang sah yang tersedia, istinja tetap dianggap sah demi menjaga kebersihan tubuh.
  • Khilaf al-aula: Istinja yang berada dalam keadaan khilaf al-aula adalah istinja yang terletak di antara mubah dan makruh. Contohnya, jika seseorang beristinja dengan bahan yang tidak dianggap mewah tetapi bukanlah suatu kebiasaan yang baik.

Cara Melakukan Istinja yang Benar

Dalam Islam, istinja dapat dilakukan dengan beberapa cara yang berbeda. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:

  • Menggunakan Air dan Batu: Metode ini adalah yang paling disarankan. Batu digunakan untuk menghilangkan bekas najis secara fisik, sedangkan air digunakan untuk membersihkan secara menyeluruh. Pastikan air yang digunakan bersih dan suci untuk menyucikan tubuh.
  • Hanya Menggunakan Air: Alternatif lain adalah hanya menggunakan air untuk membersihkan diri. Ini masih dianggap cukup efektif dalam menjaga kebersihan.
  • Hanya Menggunakan Batu: Beberapa orang juga memilih untuk hanya menggunakan batu untuk membersihkan diri. Namun, pastikan batu yang digunakan bersih dan tidak terkena najis.

Adab Saat Buang Hajat

Selain teknik membersihkan diri, terdapat pula adab-adab yang harus diperhatikan saat melakukan buang hajat:

  • Istibra: Pastikan untuk benar-benar mengeluarkan semua sisa kotoran dari tubuh setelah buang hajat.
  • Hindari Tempat-Tempat Tertentu: Jangan melakukan buang hajat di atas kuburan atau di tempat yang tergenang air, serta di tempat-tempat yang biasa dilalui orang.
  • Hindari Menghadap atau Membelakangi Kiblat: Ketika buang hajat, hindarilah menghadap atau membentakangi arah kiblat.
  • Hindari Melawan Arah Angin: Usahakan untuk tidak buang hajat melawan arah angin untuk menghindari percikan yang dapat menyebabkan najis.
  • Hindari Berbicara: Dianjurkan untuk tidak berbicara saat melakukan buang hajat, kecuali jika benar-benar diperlukan.
  • Hindari Menghadap Matahari dan Bulan Langsung: Jangan menghadap atau membelakangi matahari dan bulan secara langsung saat buang hajat.
  • Gunakan Tangan Kiri: Disarankan untuk menggunakan tangan kiri saat melakukan istinja, karena tangan kanan biasanya digunakan untuk hal-hal yang lebih mulia.

Itu dia penjelasan singkat tentang Apa Itu Istinja dalam Islam? Semoga penjelasan tadi bisa bermanfaat buat kamu semua. Ingat, menjaga kebersihan itu penting, bukan hanya buat tubuh, tapi juga buat hati dan jiwa kita. Jadi, yuk terus praktikin istinja dengan baik sesuai ajaran agama kita. 

Baca Juga: