Apa Itu Rigor Motis dalam Dunia Medis?

group-image

Kisah pilu Jailyn Candelario, bayi yang meninggal usai ditinggal berlibur oleh sang ibu selama sepuluh hari terungkap. Berdasarkan hasil otopsi, dokter forensik menyatakan bayi itu mengalami rigor mortis saat ditemukan. Hal ini sontak membuat warganet bertanya-tanya tentang Apa Itu Rigor Motis dalam Dunia Medis?

Dalam dunia medis, istilah rigor motis seringkali menjadi perbincangan yang penting dalam proses diagnosis dan pemahaman kondisi kesehatan seseorang. Rigor motis adalah istilah medis yang merujuk pada kekakuan otot yang terjadi setelah kematian. Fenomena ini memiliki aspek penting yang perlu dipahami, baik oleh para profesional medis maupun masyarakat umum.

Berikut adalah penjelasan lebih lengkap tentang istilah rigor motis.

Apa Itu Rigor Motis dalam Dunia Medis?

Melansir laman web National Library of Medicine, Rigor motis atau dikenal juga sebagai rigor mortis adalah perubahan postmortem yang mengakibatkan kakunya otot-otot tubuh akibat perubahan kimiawi pada miofibrilnya. Saat seseorang meninggal, proses metabolisme tubuh berhenti, yang mengakibatkan terhentinya produksi adenosin trifosfat (ATP), molekul yang diperlukan untuk relaksasi otot. Tanpa ATP, ion kalsium tetap terperangkap dalam otot, menyebabkan otot menjadi kaku dan kaku, menyebabkan apa yang kita kenal sebagai rigor mortis.

Biasanya, rigor mortis mulai terjadi sekitar 2-6 jam setelah kematian dan mencapai puncaknya dalam waktu 12-24 jam. Setelah itu, otot mulai melonggar karena proses dekomposisi yang dimulai. Durasi dan intensitas rigor mortis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk suhu tubuh sebelum kematian, keadaan fisik individu, dan seberapa aktif secara fisik seseorang sebelum meninggal.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rigor Motis

1. Suhu Tubuh. Suhu tubuh sebelum kematian dapat memengaruhi kecepatan dan intensitas rigor motis. Pada suhu tubuh yang lebih tinggi, rigor motis biasanya berkembang lebih cepat.

2. Aktivitas Fisik Terakhir. Individu yang aktif secara fisik sebelum kematian cenderung mengalami rigor motis lebih cepat karena persediaan ATP mereka telah digunakan lebih banyak.

3. Keadaan Kesehatan. Penyakit yang mempengaruhi metabolisme energi atau keadaan kesehatan tertentu dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mempertahankan ATP setelah kematian, yang dapat mempengaruhi rigor motis.

4. Umur. Rigor motis mungkin terjadi lebih cepat pada individu yang lebih tua karena proses dekomposisi dan perubahan metabolisme tubuh yang terjadi lebih cepat.

Itulah penjelasan tentang Apa Itu Rigor Motis dalam Dunia Medis? Semoga penjelasan di atas dapat dipahami dan menambah insight baru untuk para pembaca.

Baca juga: