Apa Pengertian Toleransi dalam Islam dan Jenis-Jenisnya?

Mama tau gak sih bahwa Islam merupakan agama yang penuh akan toleransi? Tak hanya Islam, setiap ajaran agama tentu mengajarkan bahwa perbedaan merupakan sesuatu yang harus dihormati.

Islam sendiri mengajarkan bahwa ada beberapa jenis toleransi yang diperbolehkan. Nah, untuk lebih jelasnya, di bawah ini sudah aku rangkum tentang Apa Pengertian Toleransi dalam Islam dan Jenis-Jenisnya? Yuk, simak ulasannya!

Apa Pengertian Toleransi dalam Islam dan Jenis-Jenisnya?

Apa itu toleransi?

Toleransi dapat diartikan sebagai suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Toleransi merupakan konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghargai dan kerja sama antara kelompok masyarakat dengan beragam perbedaan. Maka dari itu, toleransi menjadi sikap yang sangat penting karena merupakan tindakan yang menghormati keragaman latar belakang, pandangan, dan kepercayaan.

Pengertian toleransi dalam Islam

Toleransi sudah dipaparkan dalam Alquran, dimana merupakan dasar hukum islam, diantaranya sebagaimana Allah menjelaskan dalam surat Al-Kafirun dari ayat 1 sampai ayat 6. Asbabun-nuzulnya adalah tentang awal permintaan kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad bahwa untuk saling menghormati antar-agama, maka pemuka Quraisy meminta supaya nabi menginstruksikan kepada penganut muslim untuk bergiliran penyembahan terhadap dua Tuhan: hari ini menyembah Tuhan Nabi Muhammad dan esok hari menyembah Tuhan kaum Quraisy. (Al-Maraghi, Musthafa. Tafsir al-Maraghi. Beirut).

Dengan adanya keadilan dan keutamaan adil terhadap diri sendiri dalam pelaksanaan ibadah dari kedua agama tersebut, maka menurut pemuka Quraisy akan terjadi toleransi antar-agama. Keputusan ini tentunya ditentang oleh Allah, dengan menurunkan surat Al-Kafirun ayat 1-6. Ternyata dalam agama tidak boleh ada pencampuradukan keyakinan, lapangan toleransi hanya ada di wilayah muamalah. Hal ini bisa dilihat dari rujukan kitab-kitab tafsir, di antaranya Tafisr Al-Maraghi, juz 30 tentang penafsiran surat Al-Kafirun.

Jenis-jenis toleransi dalam Islam

1. Prinsip toleransi, yaitu hendaklah setiap muslim berbuat baik padalainnya selama tidak ada sangkut pautnya dengan hal agama

“Allah tidak melarangkamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiadamemerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Sesungguhnya Allahhanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimukarena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untukmengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulahorang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9).

2. Berbuat baik dan adil kepada setiap agama

Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang hukum meremehkan akhlak orang lain, “Allah tidak melarang kalian berbuat baik kepada non muslim yang tidak memerangi kalian seperti berbuat baik kepada wanita dan orang yang lemah di antara mereka. Hendaklah berbuat baik dan adil karena Allah menyukai orang yang berbuat adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 247).

3. Islam mengajarkan menolong siapa pun, baik orang miskin maupun orang yang sakit

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaranpahala.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244).

4. Tetap menjalin hubungan kerabat  pada orang tua atau saudara non muslim

Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika keduanyamemaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmutentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanyadi dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).

5. Tetap berbuat baik kepada orag tua dan saudara

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuatbaik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu ….” (QS.Al Mumtahanah: 8) (HR. Bukhari no. 5978).

6. Boleh memberihadiah pada non muslim

Terutama kalau hadiah tersebut dapat membuat mereka tertarik pada Islam, atau ingin mendakwahi mereka, atau ingin agar mereka tidak menyakiti kaum muslimin.

7. Prinsip LakumDiinukum Wa Liya Diin

Islam mengajarkan kitatoleransi dengan membiarkan ibadah dan perayaan non muslim, bukan turutmemeriahkan atau mengucapkan selamat. Karena Islam mengajarkan prinsip “Untukmuagamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al Kafirun: 6).

8. Sesuai keadaan masing masing

“Katakanlah: “Tiap-tiaporang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” (QS. Al Isra’: 84) “Kamuberlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadapapa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41) “Bagi kami amal-amal kami danbagimu amal-amalmu.” (QS. Al Qashshash: 55).

9. Jangan mengorbankan agama

“Bagi kalian agamakalian, jangan kalian tinggalkan selamanya karena itulah akhir hidup yangkalian pilih dan kalian sulit melepaskannya, begitu pula kalian akan mati dalamdi atas agama tersebut. Sedangkan untukku yang kuanut. Aku pun tidakmeninggalkan agamaku selamanya. Karena sejak dahulu sudah diketahui bahwa akutidak akan berpindah ke agama selain itu.” (Tafsir Ath Thobari, 14:425).

10. Tidak berhubungan dengan perayaan non muslim

“Janganlah kalian masuk pada non muslim di gereja-gereja mereka saatperayaan mereka. Karena saat itu sedang turun murka Allah.” Umarberkata, “Jauhilah musuh-musuh Allah diperayaan mereka.” Demikian apa yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalamAhkam Ahli Dzimmah, 1: 723-724.

11. Tidak berhubungan dengan acara maksiat

“Dan orang-orang yang tidak memberikanmenghadiri az zuur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yangmengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja)dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon: 72).

12. Tidak memaksakan kehendak

  • Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita;
  • Tidak mencela/ menghina agama lain dengan alasan apapun; serta
  • Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai agama/kepercayaannya.

13. Menghargai orang lain

Antara lain :menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita,serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras,agama, dan antar golongan.

14. Toleransi sebatas wilayah mu’amalah

Mu’amalah merupakan hubungan antar manusia, hubungan sosial, atau hablum minannas.

15. Toleransi tidak berkenaan dengan aqidah dan ibadah

Islam adalah agama yang menyadari pentinganya interaksi, maka dalam Islam hubungan dengan mereka yang non-muslim bukan hanya diperbolehkan namun juga didorong.

Nah, itu dia ulasan mengenai Apa Pengertian Toleransi dalam Islam dan Jenis-Jenisnya? Semoga membantu ya, Ma. Pa!

Baca Juga :

Mama tau gak sih bahwa Islam merupakan agama yang penuh akan toleransi? Tak hanya Islam, setiap ajaran agama tentu mengajarkan....

Mama tau gak sih bahwa Islam merupakan agama yang penuh akan toleransi? Tak hanya Islam, setiap ajaran agama tentu mengajarkan bahwa perbedaan merupakan sesuatu yang harus dihormati.

Islam sendiri mengajarkan bahwa ada beberapa jenis toleransi yang diperbolehkan. Nah, untuk lebih jelasnya, di bawah ini sudah aku rangkum tentang Apa Pengertian Toleransi dalam Islam dan Jenis-Jenisnya? Yuk, simak ulasannya!

Apa Pengertian Toleransi dalam Islam dan Jenis-Jenisnya?

Apa itu toleransi?

Toleransi dapat diartikan sebagai suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Toleransi merupakan konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghargai dan kerja sama antara kelompok masyarakat dengan beragam perbedaan. Maka dari itu, toleransi menjadi sikap yang sangat penting karena merupakan tindakan yang menghormati keragaman latar belakang, pandangan, dan kepercayaan.

Pengertian toleransi dalam Islam

Toleransi sudah dipaparkan dalam Alquran, dimana merupakan dasar hukum islam, diantaranya sebagaimana Allah menjelaskan dalam surat Al-Kafirun dari ayat 1 sampai ayat 6. Asbabun-nuzulnya adalah tentang awal permintaan kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad bahwa untuk saling menghormati antar-agama, maka pemuka Quraisy meminta supaya nabi menginstruksikan kepada penganut muslim untuk bergiliran penyembahan terhadap dua Tuhan: hari ini menyembah Tuhan Nabi Muhammad dan esok hari menyembah Tuhan kaum Quraisy. (Al-Maraghi, Musthafa. Tafsir al-Maraghi. Beirut).

Dengan adanya keadilan dan keutamaan adil terhadap diri sendiri dalam pelaksanaan ibadah dari kedua agama tersebut, maka menurut pemuka Quraisy akan terjadi toleransi antar-agama. Keputusan ini tentunya ditentang oleh Allah, dengan menurunkan surat Al-Kafirun ayat 1-6. Ternyata dalam agama tidak boleh ada pencampuradukan keyakinan, lapangan toleransi hanya ada di wilayah muamalah. Hal ini bisa dilihat dari rujukan kitab-kitab tafsir, di antaranya Tafisr Al-Maraghi, juz 30 tentang penafsiran surat Al-Kafirun.

Jenis-jenis toleransi dalam Islam

1. Prinsip toleransi, yaitu hendaklah setiap muslim berbuat baik padalainnya selama tidak ada sangkut pautnya dengan hal agama

“Allah tidak melarangkamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiadamemerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Sesungguhnya Allahhanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimukarena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untukmengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulahorang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9).

2. Berbuat baik dan adil kepada setiap agama

Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang hukum meremehkan akhlak orang lain, “Allah tidak melarang kalian berbuat baik kepada non muslim yang tidak memerangi kalian seperti berbuat baik kepada wanita dan orang yang lemah di antara mereka. Hendaklah berbuat baik dan adil karena Allah menyukai orang yang berbuat adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 247).

3. Islam mengajarkan menolong siapa pun, baik orang miskin maupun orang yang sakit

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaranpahala.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244).

4. Tetap menjalin hubungan kerabat  pada orang tua atau saudara non muslim

Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika keduanyamemaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmutentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanyadi dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).

5. Tetap berbuat baik kepada orag tua dan saudara

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuatbaik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu ….” (QS.Al Mumtahanah: 8) (HR. Bukhari no. 5978).

6. Boleh memberihadiah pada non muslim

Terutama kalau hadiah tersebut dapat membuat mereka tertarik pada Islam, atau ingin mendakwahi mereka, atau ingin agar mereka tidak menyakiti kaum muslimin.

7. Prinsip LakumDiinukum Wa Liya Diin

Islam mengajarkan kitatoleransi dengan membiarkan ibadah dan perayaan non muslim, bukan turutmemeriahkan atau mengucapkan selamat. Karena Islam mengajarkan prinsip “Untukmuagamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al Kafirun: 6).

8. Sesuai keadaan masing masing

“Katakanlah: “Tiap-tiaporang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” (QS. Al Isra’: 84) “Kamuberlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadapapa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41) “Bagi kami amal-amal kami danbagimu amal-amalmu.” (QS. Al Qashshash: 55).

9. Jangan mengorbankan agama

“Bagi kalian agamakalian, jangan kalian tinggalkan selamanya karena itulah akhir hidup yangkalian pilih dan kalian sulit melepaskannya, begitu pula kalian akan mati dalamdi atas agama tersebut. Sedangkan untukku yang kuanut. Aku pun tidakmeninggalkan agamaku selamanya. Karena sejak dahulu sudah diketahui bahwa akutidak akan berpindah ke agama selain itu.” (Tafsir Ath Thobari, 14:425).

10. Tidak berhubungan dengan perayaan non muslim

“Janganlah kalian masuk pada non muslim di gereja-gereja mereka saatperayaan mereka. Karena saat itu sedang turun murka Allah.” Umarberkata, “Jauhilah musuh-musuh Allah diperayaan mereka.” Demikian apa yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalamAhkam Ahli Dzimmah, 1: 723-724.

11. Tidak berhubungan dengan acara maksiat

“Dan orang-orang yang tidak memberikanmenghadiri az zuur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yangmengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja)dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon: 72).

12. Tidak memaksakan kehendak

  • Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita;
  • Tidak mencela/ menghina agama lain dengan alasan apapun; serta
  • Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai agama/kepercayaannya.

13. Menghargai orang lain

Antara lain :menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita,serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras,agama, dan antar golongan.

14. Toleransi sebatas wilayah mu’amalah

Mu’amalah merupakan hubungan antar manusia, hubungan sosial, atau hablum minannas.

15. Toleransi tidak berkenaan dengan aqidah dan ibadah

Islam adalah agama yang menyadari pentinganya interaksi, maka dalam Islam hubungan dengan mereka yang non-muslim bukan hanya diperbolehkan namun juga didorong.

Nah, itu dia ulasan mengenai Apa Pengertian Toleransi dalam Islam dan Jenis-Jenisnya? Semoga membantu ya, Ma. Pa!

Baca Juga :

thank u ma, memang benar toleransi sgt penting, terlebih untuk indonesia yang terdiri dari banyak perbedaan. salam toleransi!!!