Sejarah Bahasa Indonesia dan Perkembangannya.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Bahasa ini menjadi bahasa untuk berkomunikasi yang diajarkan di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia.

Namun, apakah Mama Papa tau sejarah dan perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri? Buat yang belum tau dan penasaran, aku sudah rangkum ringkasan mengenai Sejarah Bahasa Indonesia dan Perkembangannya.

Yuk, simak ulasan selengkapnya mengenai Sejarah Bahasa Indonesia dan Perkembangannya di bawah ini!

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sehari-hari yang digunakan sebagai sarana komunikasi masyarakat di Indonesia. Bahasa ini juga diajarkan pada sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia.

Dasar Bahasa Indonesia

Indonesia memiliki keterikatan sejarah yang panjang dengan bangsa-bangsa Eropa, khususnya sejak era kolonialisme. Beberapa kosakata Indonesia telah diserap ke dalam beberapa bahasa Eropa, terutama bahasa Belanda dan Inggris. Bahasa Indonesia sendiri memiliki banyak kata serapan yang berasal dari bahasa-bahasa Eropa, terutama dari bahasa Belanda, Portugis, Spanyol, dan Inggris.

Dasar bahasa Indonesia baku adalah bahasa Melayu Riau. Dalam perkembangannya, bahasa ini mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.

Penamaan “bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Sejarah Bahasa Indonesia

Sejarah lahirnya Bahasa Indonesia ini sebenarnya bukan dari kesepakatan pemuda ketika momen sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, melainkan sudah ada sejak abad ke-7 silam. 

Perkembangan awal bahasa Indonesia sudah dimulai sejak abad ke-7, yaitu masa perdagangan dan awalnya justru berasal dari bahasa Melayu.

  • Zaman Kerajaan Hindu Budha

Sejumlah prasasti berbahasa Melayu Kuno dari Sriwijaya ditemukan di pesisir Tenggara Pulau Sumatra. Hal ini menunjukkan bahwa Bahasa Melayu menyebar ke berbagai tempat di Nusantara. 

Bahasa Melayu kuno yang digunakan saat itu menunjukkan penggunaan awalan ni- dan mer-, bukan di- dan ber-. Contohnya merwuat “berbuat”, “melakukan” dan nimakan “dimakan”. Ini menunjukkan kemiripan dan relasi dengan bahasa Proto-Melayu-Polinesia dan Proto-Austronesia. Kedua awalan ini muncul di prasasti-prasasti tersebut.

  • Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Nusantara

Pada abad ke-15, berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa Melayu Klasik (classical Malay atau medieval Malay). Bentuk ini dipakai oleh Kesultanan Melaka, yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi.

Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit dua kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa Melayu Pasar yang colloquial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang terbatas pemakaiannya, tetapi memiliki standar. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai lingua franca, tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga.

  • Era kolonial Belanda

Pemerintah kolonial Hindia Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri kepada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan), sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam pembakuan bahasa.

Pada awal abad ke-20, perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Pada 1901, Indonesia (sebagai Hindia Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuijsen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

  • Kelahiran Bahasa Indonesia 

Bahasa Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai “bahasa persatuan bangsa” pada saat Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional berdasarkan usulan Muhammad Yamin. 

Penggantian nama dari bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia mengikut usulan dari Mohammad Tabrani pada Kongres Pemuda I yang beranggapan bahwa jika tumpah darah dan bangsa tersebut dinamakan Indonesia,  bahasanya pun harus disebut bahasa Indonesia.

Kata “bahasa Indonesia” sendiri telah muncul dalam tulisan-tulisan Tabrani sebelum Sumpah Pemuda diselenggarakan. Kata “bahasa Indonesia” pertama kali muncul dalam harian Hindia Baroe pada 10 Januari 1926. Pada 11 Februari 1926, di koran yang sama, tulisan Tabrani muncul dengan judul “Bahasa Indonesia” yang membahas tentang pentingnya nama bahasa Indonesia dalam konteks perjuangan bangsa.

Pada 25-28 Juni 1938, dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu, dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Kongres Bahasa Indonesia kemudian rutin digelar lima tahunan untuk membahasa perkembangan bahasa Indonesia.

Nah, itulah ringkasan mengenai Sejarah Bahasa Indonesia dan Perkembangannya. Semoga bermanfaat!

Baca juga: