Sejarah Grebeg Pasar di Demak, Ada Sejak 1506 M

group-image

Apa yang terlintas di pikiran kamu saat mendengar kata "Grebeg Pasar"? Mungkin keramaian, kegembiraan, atau kehangatan budaya Jawa yang kental. Ya, Grebeg Pasar bukan sekadar tradisi tahunan di Demak, Jawa Tengah. Ia adalah perayaan meriah yang menampilkan kekayaan sejarah, kebudayaan, dan keagamaan masyarakatnya. Berikut penjelasan mengenai Sejarah Grebeg Pasar di Demak, Ada Sejak 1506 M

Sejarah Grebeg Pasar di Demak, Ada Sejak 1506 M 

Grebeg Pasar adalah salah satu tradisi yang cukup terkenal di Demak, Jawa Tengah, Indonesia. Tradisi ini memiliki sejarah yang panjang dan merupakan bagian penting dari budaya lokal. Grebeg Pasar sendiri bukanlah acara yang hanya terjadi di Demak, tetapi juga di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta. 

Grebeg Pasar Demak diyakini telah ada sejak tahun 1506 M. Pada awalnya, tradisi ini dimulai sebagai bentuk perayaan untuk menyambut dan merayakan hari besar Islam, seperti Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha. Namun, seiring berjalannya waktu, Grebeg Pasar menjadi lebih dari sekadar perayaan keagamaan; ia juga menjadi ajang untuk memperkuat ikatan sosial dan budaya di antara masyarakat setempat.

Dalam Grebeg Pasar, biasanya terdapat parade yang dipimpin oleh pemimpin setempat atau tokoh agama, diikuti oleh para pemuka masyarakat, pejabat, serta masyarakat umum. Parade ini sering kali disertai dengan penggunaan kostum tradisional, musik, tarian, dan atraksi lainnya. Selama parade, masyarakat biasanya menyaksikan berbagai jenis makanan dan hasil pertanian yang ditampilkan, serta berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan dan sosial.

Salah satu ciri khas dari Grebeg Pasar adalah pembagian makanan dan hasil bumi kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini merupakan bentuk dari ajaran keagamaan tentang berbagi rezeki dan kebersamaan. Selain itu, Grebeg Pasar juga menjadi momen untuk mempromosikan dan melestarikan kekayaan budaya lokal, termasuk kerajinan tangan dan seni pertunjukan.

Meskipun Grebeg Pasar telah ada sejak lama, namun tradisi ini tetap hidup dan terus berkembang hingga saat ini. Setiap tahun, masyarakat Demak dan sekitarnya dengan antusias menggelar acara Grebeg Pasar sebagai bagian penting dari identitas budaya mereka. Tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata yang penting bagi para pengunjung yang ingin merasakan kehangatan dan kegembiraan dalam suasana tradisional Jawa.

Asal - Usul Nama Grebeg Pasar

Istilah “Grebeg Pasar”  berasal dari bahasa Jawa. Kata "Grebeg" memiliki arti "berdesakan" atau "berdesak-desakan", sementara "Pasar" artinya pasar. Gabungan kedua kata ini mencerminkan aktivitas yang terjadi dalam acara ini, di mana masyarakat berdesakan untuk menyaksikan parade dan mendapatkan berbagai macam barang dan makanan yang dibagikan.

Penggunaan kata "Grebeg" dalam konteks ini juga mengandung makna kegembiraan dan keceriaan, yang menggambarkan suasana perayaan dan keramaian dalam Grebeg Pasar. Jadi, nama "Grebeg Pasar" secara keseluruhan menggambarkan acara perayaan yang dipenuhi dengan kegembiraan dan keramaian di pasar, di mana masyarakat berkumpul untuk merayakan dan berbagi kebersamaan.

Rangkaian Acara Grebeg Pasar di Demak

  1. Ziarah ke Makam Sultan-sultan Demak dan Makam Sunan Kalijaga: Sebelum acara dimulai, para peserta melakukan ziarah ke makam para Sultan Demak dan makam Sunan Kalijaga. Ini adalah langkah penghormatan terhadap leluhur dan tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam sejarah Demak.
  2. Pasar Malam Rakyat di Tembiring Jogo Indah: Pasar malam rakyat diadakan di area Tembiring Jogo Indah. Di sini, masyarakat bisa menikmati berbagai macam kegiatan, seperti membeli makanan dan barang-barang kebutuhan sehari-hari, serta menikmati hiburan seperti pertunjukan musik atau teater.
  3. Selamatan Tumpeng Sanga: Selamatan tumpeng sanga adalah bagian dari upacara adat Jawa yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah dan rezeki yang diberikan. Tumpeng sanga adalah hidangan khas Jawa yang terdiri dari sembilan tumpeng yang disajikan bersamaan dengan berbagai hidangan lainnya.
  4. Salat Id: Salat Id merupakan salah satu ritual keagamaan dalam Islam yang dilakukan pada hari raya Idul Fitri. Ini adalah waktu di mana umat Muslim berkumpul untuk melakukan shalat bersama sebagai ungkapan syukur atas berkah yang diberikan Allah.
  5. Kirab Budaya: Kirab budaya adalah prosesi di mana berbagai macam pusaka dan barang bersejarah, seperti kutang Ontokusuma dan keris Kyai Crubuk yang merupakan peninggalan Sunan Kalijaga, diarak keliling oleh para peserta acara. Kirab ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya serta sejarah lokal.
  6. Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kalijaga: Penjamasan pusaka adalah upacara sakral di mana pusaka-pusaka bersejarah, seperti kutang Ontokusuma dan keris Kyai Crubuk, dibersihkan dan dirawat secara khusus. Ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan pelestarian terhadap warisan budaya nenek moyang.

Nah, itu dia asal - usul Sejarah Grebeg Pasar di Demak, Ada Sejak 1506 M. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk tetap melestarikan budaya Indonesia yang satu ini, ya!

Baca Juga: