4 Tahapan Perkembangan Kognitif Anak

Perkembangan kognitif adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan hingga pemecahan masalah yang akan membantu anak-anak untuk berpikir serta memahami bagaimana dunia di sekitar mereka.

Perkembangan otak sendiri merupakan bagian dari perkembangan kognitif. Penting untuk orang tua untuk mendorong perkembangan ini. Pasalnya, perkembangan kognitif dapat berpengaruh pada keberhasilan si kecil di sekolah maupun di masa mendatang nantinya.

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dapat membedakan suara di saat usia 6 bulan ternyata memiliki keterampilan dalam belajar membaca yang lebih baik ketika mereka berusia 4 dan 5 tahun.

Tahap perkembangan kognitif anak

Setiap anak melewati tahapan perkembangan kognitif. Menurut teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, menunjukan bahwa kecerdasan dapat berubah seiring dengan pertumbuhan si kecil.

Perlu diingat, bahwa perkembangan kognitif bukan hanya soal pengetahuan namun juga kemampuan anak untuk mengmbangkan dan membangun mental. Berikut tahapan perkembangan kognitif anak.

1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 – 24 bulan)

Tahapan yang pertama adalah tahapan sensori. Tahapan ini berlangsung ketika bayi berusia 18-24 bulan. Selama periode ini, bayi akan mengembangkan pemahaman melalui koordinasi sensorik ( mendengar, melihat) dengan tindakan motorik (menyentuh, menggapai).

Perkembangan utama selama tahapan ini adalah pemahaman anak tentang adanya objek dan peristiwa yang terjadi secara alami dari tindakannya. Contohnya, ketika ibu meletakan mainan di atas kasur, anak tahu mainan yang biasanya ia melihat ada, kini tidak tampak atau hilang. Maka, si kecil akan berusaha untuk mencarinya. Namun, pada tahapan awal ini, anak hanya akan memahami bahwa mainan tersebut hilang.

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)

Pada tahapan yang satu ini, anak sudah mulai bisa menerima rangsangan namun masih terbatas. Selain itu, si kecil juga sudah dapat masuk ke lingkung sosial. Tahapan ini dicirikan dengan anak yang dapat menggunakan operasi mental yang jarang atau kurang memadai.

Selain itu, anak juga dapat mengklasifikasikan objek dengan menggunakan ciri-ciri, misalnya mengumpulkan benda dengan warna biru.

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

Tahapan selanjutnya adalah tahapan operasional konkret. Pada tahapan ini, anak sudah dapat melakukan klasifikasi dan pengurutan terhadap objek dan situasi tertentu. Selain itu, anak juga mengalami peningkatan kemampuan berpikir logis dan mengingat.

Pada tahapan ini anak sudah mulai dapat melihat kejadian atau masalah dari sudut pandang orang lain karena sifat ‘egosentris’ yang berkurang.

4. Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)

Pada tahapan ini, anak dapat berpikir secara abstrak. Selain itu, anak juga dapat menguasai penalaran, bahkan bisa menarik kesimpulan dari informasi yang ia dapatkan. Pada tahapan operasional formal, anak dapat memahami konsep yang abstrak seperti nilai dan cinta.

Anak tidak lagi melihat sesuatu hanya berdasarkan hitam dan putih. Kemampuan ini akan membantunya untuk dapat melewati masa peralihan dari remaja menuju dewasa.