Karakteristik Anak yang Manipulatif

Melansir situs Stanford Encyclopedia of Philosophy, perilaku manipulatif adalah menggunakan sejumlah taktik agar orang lain mau mengikuti keinginannya dan ia mendapatkan keuntungan. Seorang anak yang manipulatif sering menggunakan bermacam-macam taktik untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, seperti perhatian, makanan favorit, atau pujian, dari orangtua, pengasuh, saudara, atau temannya.

Taktik manipulatif dapat berbeda-beda, bisa berupa perkataan maupun perbuatan. Misalnya anak berkata, “Mama sudah tidak sayang aku lagi karena tidak mau belikan es krim.” Si kecil berkata begitu dengan tujuan agar kita merasa bersalah dan akhirnya membelikan ia es krim untuk membuktikan bahwa kita sayang padanya.

Si kecil bersikap manipulatif dengan cara menekan emosi kita sehingga keinginannya pun dapat terpenuhi. Bahkan, ia secara tidak langsung cenderung mengontrol Kita agar menurutinya. Sebagai orangtua, kita cenderung tidak waspada dan membiarkan anak bertindak sesuka hati. Akhirnya, tanpa sadar, dia menjadi orang yang mengontrol kita. Padahal seharusnya kita lah yang mengontrolnya.

Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa anak kita sedang berperilaku manipulatif? Simak ciri-ciri umumnya berikut ini.

1. Emosinya meledak-ledak

Ciri pertama yang dapat ibu amati adalah bila anak tidak bisa menerima jawaban “tidak” pada hal-hal yang ia inginkan. Ketika Kita tidak mengabulkan permintaannya, ia menjadi sangat emosional dan tidak terkendali. Anak akan bersikap nakal, kasar, marah, dan menangis. Akibatnya, Kita merasa bingung bagaimana menghadapi ledakan emosi tersebut. Hingga akhirnya Kita menyerah dan menuruti permintaannya agar ia menjadi lebih tenang.

2. Temper tantrum

Melansir National Library of Medicine, temper tantrum ditkitai dengan ledakan emosi yang sangat buruk dan tidak menyenangkan. Anak tantrum biasanya menunjukkan perilaku yang sangat mengganggu seperti menangis meraung-raung, menjerit, berteriak, berguling-guling di lantai, hingga melempar barang-barang di sekitarnya. Mereka mungkin juga akan berteriak, “Aku benci Mama! Mama jahat! Aku nggak mau tinggal sama Mama lagi!” Anak yang manipulatif akan seringkali melakukan cara ini agar Kita panik dan akhirnya mengikuti apa yang ia inginkan.

3. Berpura-pura

Biasanya, untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari orang tua, anak mungkin akan berpura-pura sebagai korban. Misalnya anak sengaja bertingkah di hadapan orang lain sehingga seolah-olah Kita sedang berbuat jahat padanya dengan tidak memberikan apa yang ia inginkan. Oleh karena tidak ingin dinilai sebagai orangtua yang buruk, Kita pun akhirnya memenuhi keinginannya.

Selain itu, anak yang manipulatif mungkin juga melakukan taktik berikut.

  • Membuat Kita merasa bersalah sehingga merasa wajib memenuhi keinginan anak.
  • Memancing emosi Kita, seperti rasa kasih sayang atau rasa malu, sehingga Kita tertuntut untuk memenuhi keinginan anak.
  • Berbohong dan memutarbalikkan logika sehingga Kita meragukan penilaian Kita padanya.