Rusa yang Malang

group-image

Di tengah-tengah hutan hiduplah seekor Rusa yang malang. Ia tidak memiliki teman. Ia hidup seorang diri walaupun di hutan itu banyak hewan yang lain. Rusa sangat sedih, ia tidak tahu alasan teman-temannya menjauhi dirinya. Ia merasa bahwa dirinya tidak pernah menyakiti teman-temannya. 
Di suatu hari, Merpati mengundang hewan di hutan untuk datang ke pesta ulang tahunnya, termasuk Rusa. Tentunya Rusa sangat senang, ia merasa dianggap sebagai teman oleh Merpati. Pasalnya baru pertama kali ia diundang ke acara pesta ulang tahun di hutan ini. Rusa ingin memberi kado yang terbaik untuk Merpati. Ia mengumpulkan bunga dari hutan dan membentuknya menjadi mahkota yang sangat cantik. “Pasti Merpati sangat senang,” batin Rusa sambil tersenyum. 
Keesokan harinya, semua hewan datang ke tempat pesta Merpati, Rusa pun sudah datang. Di sana Rusa sendirian, tidak ada teman yang mau bersamanya. Rasa sakit hati pasti ada, akan tetapi Rusa berusaha tetap tersenyum dan selalu berbuat baik terhadap sesama. Ia sama sekali tidak memiliki rasa dendam. Sang Rusa justru ingin memperbaiki diri untuk menjadi hewan yang lebih baik lagi. 
Saat acara makan-makan tiba, semua hewan berebut makanan. Keadaan pesta menjadi gaduh. Rusa yang awalnya ingin mengambil beberapa makanan malah terinjak-injak. Seluruh badannya kesakitan, namun tidak ada yang peduli. “ Tolong, tolong hentikan! Aku terinjak,” seru Rusa menahan rasa sakit. Merpati melihat Rusa yang terinjak langsung memberhentikan kegaduhan itu. 
“Teman-teman, tolong tenang. Rusa terinjak-injak!” teriak Merpati. Semua hewan berhenti mendengar teriakan Merpati dan menoleh ke arah Rusa yang sudah tidak berdaya. Tetapi tidak ada satupun diantara mereka yang merasa iba, tatapan yang mereka berikan berupa ejekan dan kesinisan. “Ah, biarkan saja. Dia itu jelek, tidak pantas menjadi teman kita, biarkan saja dia mati,” kata Monyet sambil tertawa. Hewan lain pun ikut menertawakan Rusa. 
“Cukup teman-teman! Rusa itu teman kita. Kita tidak boleh pilih-pilih teman, apalagi dari segi fisik!” ucap Merpati dengan mata berkaca-kaca. Semua hewan terdiam, termasuk Monyet. Rusa hanya terkulai lemah di tanah. Tanpa ia sadari air matanya menetes. Ia menangis bukan karena ucapan Monyet, melainkan rasa haru bahwa masih ada teman yang peduli dengannya. Merpati terbang ke arah Rusa dengan tatapan iba. Merpati meminta maaf kepada Rusa, karena pestanya kacau dan menyakiti Rusa. 
Rusa tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Merpati yang telah peduli dan mau menjadi temannya. Semua teman-temannya merasa bersalah dan malu. Namun Rusa tidak memiliki rasa benci sedikitpun. Bahkan ia meminta maaf kepada teman-temannya jika dia memiliki salah sebelum matanya tertutup untuk selamanya. Beberapa menit kemudian Rusa tidak bergerak lagi, ia mati. Semua temannya menyesal dan merasa bersalah kepada Rusa. 

Komentar
Di tengah-tengah hutan hiduplah seekor Rusa yang malang. Ia tidak memiliki teman. Ia hidup seorang diri walaupun di hutan itu....

Di tengah-tengah hutan hiduplah seekor Rusa yang malang. Ia tidak memiliki teman. Ia hidup seorang diri walaupun di hutan itu banyak hewan yang lain. Rusa sangat sedih, ia tidak tahu alasan teman-temannya menjauhi dirinya. Ia merasa bahwa dirinya tidak pernah menyakiti teman-temannya. 
Di suatu hari, Merpati mengundang hewan di hutan untuk datang ke pesta ulang tahunnya, termasuk Rusa. Tentunya Rusa sangat senang, ia merasa dianggap sebagai teman oleh Merpati. Pasalnya baru pertama kali ia diundang ke acara pesta ulang tahun di hutan ini. Rusa ingin memberi kado yang terbaik untuk Merpati. Ia mengumpulkan bunga dari hutan dan membentuknya menjadi mahkota yang sangat cantik. “Pasti Merpati sangat senang,” batin Rusa sambil tersenyum. 
Keesokan harinya, semua hewan datang ke tempat pesta Merpati, Rusa pun sudah datang. Di sana Rusa sendirian, tidak ada teman yang mau bersamanya. Rasa sakit hati pasti ada, akan tetapi Rusa berusaha tetap tersenyum dan selalu berbuat baik terhadap sesama. Ia sama sekali tidak memiliki rasa dendam. Sang Rusa justru ingin memperbaiki diri untuk menjadi hewan yang lebih baik lagi. 
Saat acara makan-makan tiba, semua hewan berebut makanan. Keadaan pesta menjadi gaduh. Rusa yang awalnya ingin mengambil beberapa makanan malah terinjak-injak. Seluruh badannya kesakitan, namun tidak ada yang peduli. “ Tolong, tolong hentikan! Aku terinjak,” seru Rusa menahan rasa sakit. Merpati melihat Rusa yang terinjak langsung memberhentikan kegaduhan itu. 
“Teman-teman, tolong tenang. Rusa terinjak-injak!” teriak Merpati. Semua hewan berhenti mendengar teriakan Merpati dan menoleh ke arah Rusa yang sudah tidak berdaya. Tetapi tidak ada satupun diantara mereka yang merasa iba, tatapan yang mereka berikan berupa ejekan dan kesinisan. “Ah, biarkan saja. Dia itu jelek, tidak pantas menjadi teman kita, biarkan saja dia mati,” kata Monyet sambil tertawa. Hewan lain pun ikut menertawakan Rusa. 
“Cukup teman-teman! Rusa itu teman kita. Kita tidak boleh pilih-pilih teman, apalagi dari segi fisik!” ucap Merpati dengan mata berkaca-kaca. Semua hewan terdiam, termasuk Monyet. Rusa hanya terkulai lemah di tanah. Tanpa ia sadari air matanya menetes. Ia menangis bukan karena ucapan Monyet, melainkan rasa haru bahwa masih ada teman yang peduli dengannya. Merpati terbang ke arah Rusa dengan tatapan iba. Merpati meminta maaf kepada Rusa, karena pestanya kacau dan menyakiti Rusa. 
Rusa tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Merpati yang telah peduli dan mau menjadi temannya. Semua teman-temannya merasa bersalah dan malu. Namun Rusa tidak memiliki rasa benci sedikitpun. Bahkan ia meminta maaf kepada teman-temannya jika dia memiliki salah sebelum matanya tertutup untuk selamanya. Beberapa menit kemudian Rusa tidak bergerak lagi, ia mati. Semua temannya menyesal dan merasa bersalah kepada Rusa. 

Keren...

Di tengah-tengah hutan hiduplah seekor Rusa yang malang. Ia tidak memiliki teman. Ia hidup seorang diri walaupun di hutan itu....

Di tengah-tengah hutan hiduplah seekor Rusa yang malang. Ia tidak memiliki teman. Ia hidup seorang diri walaupun di hutan itu banyak hewan yang lain. Rusa sangat sedih, ia tidak tahu alasan teman-temannya menjauhi dirinya. Ia merasa bahwa dirinya tidak pernah menyakiti teman-temannya. 
Di suatu hari, Merpati mengundang hewan di hutan untuk datang ke pesta ulang tahunnya, termasuk Rusa. Tentunya Rusa sangat senang, ia merasa dianggap sebagai teman oleh Merpati. Pasalnya baru pertama kali ia diundang ke acara pesta ulang tahun di hutan ini. Rusa ingin memberi kado yang terbaik untuk Merpati. Ia mengumpulkan bunga dari hutan dan membentuknya menjadi mahkota yang sangat cantik. “Pasti Merpati sangat senang,” batin Rusa sambil tersenyum. 
Keesokan harinya, semua hewan datang ke tempat pesta Merpati, Rusa pun sudah datang. Di sana Rusa sendirian, tidak ada teman yang mau bersamanya. Rasa sakit hati pasti ada, akan tetapi Rusa berusaha tetap tersenyum dan selalu berbuat baik terhadap sesama. Ia sama sekali tidak memiliki rasa dendam. Sang Rusa justru ingin memperbaiki diri untuk menjadi hewan yang lebih baik lagi. 
Saat acara makan-makan tiba, semua hewan berebut makanan. Keadaan pesta menjadi gaduh. Rusa yang awalnya ingin mengambil beberapa makanan malah terinjak-injak. Seluruh badannya kesakitan, namun tidak ada yang peduli. “ Tolong, tolong hentikan! Aku terinjak,” seru Rusa menahan rasa sakit. Merpati melihat Rusa yang terinjak langsung memberhentikan kegaduhan itu. 
“Teman-teman, tolong tenang. Rusa terinjak-injak!” teriak Merpati. Semua hewan berhenti mendengar teriakan Merpati dan menoleh ke arah Rusa yang sudah tidak berdaya. Tetapi tidak ada satupun diantara mereka yang merasa iba, tatapan yang mereka berikan berupa ejekan dan kesinisan. “Ah, biarkan saja. Dia itu jelek, tidak pantas menjadi teman kita, biarkan saja dia mati,” kata Monyet sambil tertawa. Hewan lain pun ikut menertawakan Rusa. 
“Cukup teman-teman! Rusa itu teman kita. Kita tidak boleh pilih-pilih teman, apalagi dari segi fisik!” ucap Merpati dengan mata berkaca-kaca. Semua hewan terdiam, termasuk Monyet. Rusa hanya terkulai lemah di tanah. Tanpa ia sadari air matanya menetes. Ia menangis bukan karena ucapan Monyet, melainkan rasa haru bahwa masih ada teman yang peduli dengannya. Merpati terbang ke arah Rusa dengan tatapan iba. Merpati meminta maaf kepada Rusa, karena pestanya kacau dan menyakiti Rusa. 
Rusa tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Merpati yang telah peduli dan mau menjadi temannya. Semua teman-temannya merasa bersalah dan malu. Namun Rusa tidak memiliki rasa benci sedikitpun. Bahkan ia meminta maaf kepada teman-temannya jika dia memiliki salah sebelum matanya tertutup untuk selamanya. Beberapa menit kemudian Rusa tidak bergerak lagi, ia mati. Semua temannya menyesal dan merasa bersalah kepada Rusa. 

Wah bisa buat dongeng sebelum tidur anak² nih

group-image
Keren...

Keren...

Terima kasih moms❤️❤️

group-image
Wah bisa buat dongeng sebelum tidur anak² nih

Wah bisa buat dongeng sebelum tidur anak² nih

MasyaAllah, semoga adik-adik suka ya mom?