Penyebab Hiperaktif: pada Anak & Dewasa

group-image

Apa saja penyebab hiperaktif? Apabila kita mendengar kata “hiperaktif”, mungkin yang terpikir oleh kita selanjutnya adalah ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Sekalipun memang penyebab paling umum dari hiperaktivitas adalah ADHD, ADHD bukanlah satu-satunya penyebab dari hiperaktivitas. 
 

ola asuh otoriter

Pada pola asuh otoriter, anak harus sepenuhnya mengikuti apa yang orang tua katakan. Pada pola asuh ini, orang tua membuat aturan-aturan dan menegakkan konsekuensi-konsekuensinya tanpa memerhatikan pendapat anak.

Anak-anak yang dididik dengan pola asuh ini cenderung mengikuti peraturan. Akan tetapi, mereka juga cenderung memiliki permasalahan terkait rasa percaya diri karena opini mereka tidak dihargai oleh orang tua.

Mereka juga mungkin menjadi agresif atau pemarah karena fokus mereka seringkali adalah pada rasa marah mereka terhadap orang tua atau dirinya sendiri akibat tidak bisa mengikuti harapan orang tua.

Pola asuh permisif

Ayah atau ibu cenderung sedikit menerapkan aturan atau batasan. Anak-anak mendapatkan banyak kehangatan dan kasih sayang, tetapi tidak diimbangi dengan tuntutan.

Akibat dari pola asuh permisif adalah anak-anak menjadi agresif, impulsif, dan tidak mandiri. Selain itu, mereka juga mungkin memiliki lebih banyak permasalahan perilaku sebab mereka tidak menghargai otoritas dan peraturan.

Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif juga seringkali memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering merasakan kesedihan.

Otoritatif

Berdasarkan WebMD, kebanyakan psikolog menilai pola asuh otoritatif adalah pola asuh yang paling seimbang (tidak terlalu otoriter dan juga tidak terlalu permisif).

Sekalipun dalam pola asuh ini orang tua memiliki harapan yang tinggi pada anak, orang tua juga tetap memberikan perhatian dan kehangatan yang anak butuhkan.

Orang tua menerapkan aturan/batasan-batasan yang jelas. Akan tetapi, tidak seperti pola asuh otoriter, orang tua menjelaskan mengapa sebuah aturan diterapkan dan pendapat anak masih didengarkan (sekalipun tetap orang tualah yang memegang kendali).

Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoritatif cenderung tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan merasa nyaman dalam mengekspresikan pendapat atau perasaannya.

Membiarkan

Orang tua hampir tidak memberikan tuntutan apapun pada anak. Mereka tidak responsif dan hampir tidak pernah berkomunikasi dengan anak.

Sekalipun ketika kebutuhan-kebutuhan dasar anak seperti makanan, tempat tinggal, dan keperluan sekolah dipenuhi oleh orang tua, mereka tidak terlibat dalam kehidupan anaknya (misalnya, tidak memberikan kasih sayang, arahan, dan perhatian yang cukup).

Pola asuh ini mengakibatkan anak menjadi tidak bahagia, sering menampilkan permasalahan perilaku, memiliki permasalahan terkait rasa percaya diri, dan memiliki prestasi yang buruk di sekolah.

Demikianlah jenis-jenis pola asuh yang perlu orang tua ketahui. Berdasarkan Akademi Pediatri Amerika, pola asuh yang paling baik adalah pola asuh otoritatif di mana orang tua memiliki harapan yang tinggi pada anak, tetapi juga memberikan kasih sayang yang cukup serta terbuka untuk dialog ya MomS!