Tetap Bahagia Selama Ramadan Meskipun Kesulitan Sedang Setia Menemani

group-image

Assalamualaikum

Ada yang berbeda di ramadan kali ini bagi keluarga kecilku. Tentu juga bagi keluarga-keluarga lainnya. Sejak Covid-19 merajalela di Indonesia, semua hal dibatasi. Termasuk perjalanan dan pertemuan dengan orang lain.

Biasanya, 1-2 minggu sebelum ramadan keluarga kecilku pulang kampung, baik di kampung suami maupun kampungku. Lalu, kami akan stay untuk beberapa saat selama ramadan. Senang sekali rasanya. Apalagi aku yang hanya bisa pulang berjumpa orang tua satu tahun sekali. Rasanya kangen ini meluber membayangkan masakan ibu. Masakan sederhana yang selalu membekaskan rindu.

Dan ramadan tahun ini benar-benar berbeda. Tak ada lagi perjalanan ke kampung halaman. Tarawih di masjid atau musala pun tidak dilakukan. Kegembiraan menjelang berbuka dengan mengantre beli kolak dan gorengan pun tinggal kenangan. Berkumpul untuk buka bersama pun tak lagi ada yang menjadwalkan. Pahitnya, pendapatan pun turun drastis, bahkan banyak pula yang tak lagi memperoleh kucuran gaji

Tapi tak apa, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Jalan satu-satunya ya dengan terus merayu pemilik makhluk bernama Corona ini agar segera diajak pergi. Siapa pemiliknya? Allah SWT.

Meskipun berbagai aktivitas yang menghiasi Ramadan tak lagi bisa dilakukan, bahagia harus tetap disemai. Dan itulah pilihanku. Memilih untuk berusaha tetap bahagia di tengah himpitan yang menerjang tiba-tiba.

Ramadan tahun ini kuisi dengan semakin rajin beribadah. Salat tarawih berjamaah bersama keluarga. Bermain bersama anak, membacakan buku untuknya. Memasak dengan bahan seadanya dan sedapatnya. Kadang iseng pakai baju bagus lalu berfoto di depan rumah, seperti foto di atas. Juga berikhtiar memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berjualan. Tambahannya, ngobrol berbagai hal yang menyenangkan bersama suami. Menggali lagi kesenangan menulis dan kembali membuka tumpukan buku yang belum sempat dibaca.

Allah memang menghendaki ramadan kali ini dengan kondisi demikian. Menghendaki aku memiliki quality time yang lebih banyak lagi bersama keluarga kecilku. Berbicara lebih banyak lagi. Bersama lebih lama lagi. Aku yakin, Allah mempunyai maksud lain dengan menghadirkan situasi seperti ini. Salah satunya, membuat alam membersihkan dirinya sendiri.

Dan ketika lebaran tiba, bukan baju couple yang ingin kumiliki. Tapi aku ingin memberi sepeda dan sepatu baru untuk putri kecilku. Agar ia tetap punya pengalamn baru dengan mengeksplore alam, menapaki tanah, membaui udara, menyesap air, dan menatap ruang bumi yang indah nan permai. Ah seandainya aku mendapatkan voucher Lazada, betapa senangnya hati ini. Bisa kuwujudkan memberi apresiasi kepada buah hatiku, sudah bersedia bersabar tak berjumpa keluarga besar dan teman-teman serta tak lagi bermain di atas rerumputan. 

 

Sementara itu, aku akan tetap memakai baju lama. Entah itu tunik maupun gamis. Lalu dipadukan dengan kerudung segi empat karena sudah tidak menyusui lagi. 

 

Ini gaya ramadanku, bagaimana dengan gaya ramadan mommies lainnya?

Ig: @nitkawasari

Komentar
Assalamualaikum Ada yang berbeda di ramadan kali ini bagi keluarga kecilku. Tentu juga bagi keluarga-keluarga lainnya. Sejak Covid-19 merajalela di....

Assalamualaikum

Ada yang berbeda di ramadan kali ini bagi keluarga kecilku. Tentu juga bagi keluarga-keluarga lainnya. Sejak Covid-19 merajalela di Indonesia, semua hal dibatasi. Termasuk perjalanan dan pertemuan dengan orang lain.

Biasanya, 1-2 minggu sebelum ramadan keluarga kecilku pulang kampung, baik di kampung suami maupun kampungku. Lalu, kami akan stay untuk beberapa saat selama ramadan. Senang sekali rasanya. Apalagi aku yang hanya bisa pulang berjumpa orang tua satu tahun sekali. Rasanya kangen ini meluber membayangkan masakan ibu. Masakan sederhana yang selalu membekaskan rindu.

Dan ramadan tahun ini benar-benar berbeda. Tak ada lagi perjalanan ke kampung halaman. Tarawih di masjid atau musala pun tidak dilakukan. Kegembiraan menjelang berbuka dengan mengantre beli kolak dan gorengan pun tinggal kenangan. Berkumpul untuk buka bersama pun tak lagi ada yang menjadwalkan. Pahitnya, pendapatan pun turun drastis, bahkan banyak pula yang tak lagi memperoleh kucuran gaji

Tapi tak apa, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Jalan satu-satunya ya dengan terus merayu pemilik makhluk bernama Corona ini agar segera diajak pergi. Siapa pemiliknya? Allah SWT.

Meskipun berbagai aktivitas yang menghiasi Ramadan tak lagi bisa dilakukan, bahagia harus tetap disemai. Dan itulah pilihanku. Memilih untuk berusaha tetap bahagia di tengah himpitan yang menerjang tiba-tiba.

Ramadan tahun ini kuisi dengan semakin rajin beribadah. Salat tarawih berjamaah bersama keluarga. Bermain bersama anak, membacakan buku untuknya. Memasak dengan bahan seadanya dan sedapatnya. Kadang iseng pakai baju bagus lalu berfoto di depan rumah, seperti foto di atas. Juga berikhtiar memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berjualan. Tambahannya, ngobrol berbagai hal yang menyenangkan bersama suami. Menggali lagi kesenangan menulis dan kembali membuka tumpukan buku yang belum sempat dibaca.

Allah memang menghendaki ramadan kali ini dengan kondisi demikian. Menghendaki aku memiliki quality time yang lebih banyak lagi bersama keluarga kecilku. Berbicara lebih banyak lagi. Bersama lebih lama lagi. Aku yakin, Allah mempunyai maksud lain dengan menghadirkan situasi seperti ini. Salah satunya, membuat alam membersihkan dirinya sendiri.

Dan ketika lebaran tiba, bukan baju couple yang ingin kumiliki. Tapi aku ingin memberi sepeda dan sepatu baru untuk putri kecilku. Agar ia tetap punya pengalamn baru dengan mengeksplore alam, menapaki tanah, membaui udara, menyesap air, dan menatap ruang bumi yang indah nan permai. Ah seandainya aku mendapatkan voucher Lazada, betapa senangnya hati ini. Bisa kuwujudkan memberi apresiasi kepada buah hatiku, sudah bersedia bersabar tak berjumpa keluarga besar dan teman-teman serta tak lagi bermain di atas rerumputan. 

 

Sementara itu, aku akan tetap memakai baju lama. Entah itu tunik maupun gamis. Lalu dipadukan dengan kerudung segi empat karena sudah tidak menyusui lagi. 

 

Ini gaya ramadanku, bagaimana dengan gaya ramadan mommies lainnya?

Ig: @nitkawasari

semoga beruntung ma