3 Fakta dan Mitos Kayu Sonokeling atau Rosewood

Hai, Ma! Kali ini aku mau membahas tentang 3 Fakta dan Mitos Kayu Sonokeling atau Rosewood.

Sebagai masyarakat Indonesia tentunya kita mengenal jenis kayu Rosewood yang menjadi bahan baku furnitur. Biasanya, kita menyebut Rosewood dengan nama Sonokeling. Saat musim kemarau, daun ini sering berguguran dan menjadi pohon asli asal Indonesia sejak dulu kala. Sonokeling banyak tumbuh di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Biar lebih lengkapnya, berikut 3 Fakta dan Mitos Kayu Sonokeling atau Rosewood yang sudah aku rangkum buat Mama:

1. Banyak ditemukan di Indonesia
Nggak salah lagi kalo kayu Sonokeling atau Rosewood  menjadi salah satu komoditi utama bagi pengusaha mebel. Sonokeling punya tekstur yang kuat dan tahan lama. Selain itu, kayu tersebut juga indah dengan bentuk motif urat kayu lurus sekaligus bergelombang dengan warna coklat dan bercak hitam.

2. Punya kualitas tinggi
Kayu sonokeling cukup awet dan anti serangga atau pun jamur yang merusak. Makanya, cocok banget digunakan untuk bahan baku furnitur seperti lemari, meja, dan kursi. Nggak hanya itu, Sonokeling bisa memberikan rasa nyaman dan hangat pas lagi duduk di kursi buatan kayu Sonokeling.

3. Pernah masuk daftar 'merah'
Pada tahun 1998, Sonokeling masuk ke daftar merah akibat populasinya yang berkurang. Biasanya, pengusaha kayu bakal memanen Sonokeling saat berusia lebih dari 10 tahun biar kayu tahan lama dan harganya tinggi. Tapi, ada aja yang memanennya setelah berusia 5 tahun buat digunakan sebagai bahan furnitur. Nah, karena inilah populasi Sonokeling semakin berkurang. 

 

Karakter Kayu Sonokeling
Sonokeling punya ciri khas tersendiri sehingga disukai oleh kalangan pengrajin. Beratnya aja sekitar 0,77 sampai 0,86 dan punya kadar air kurang dari 15 persen. Menariknya, Sonokeling memiliki tekstur dan tampilan yang elegan sehingga bisa memaksimalkan pembuatakan kayu. Apalagi Sonokeling dijamin kuat, keras, dan tebal.

 

Kelebihan Kayu Sonokeling

  • Punya tekstur halus sehingga memudahkan aplikasi plitur
  • Digunakan sebagai bahan baku pembuatan furnitur dan nggak perlu membuang lapisan kayunya
  • Bagian tengah Sonokeling mirip dengan kayu jati yang anti rayap. Bahkan, awet dan tahan lama
  • Anti jamur yang bisa sebabkan pembusukan

 

Kekurangan Kayu Sonokeling

  • Waktu panen sangat lama. Butuh waktu sekitar 10 sampai 50 tahun biar kayu punya kualitas yang baik. 
  • Serbuk kayu bikin gatal, ruam, dan iritasi
  • Makin langka dan harganya juga mahal
  • Masuk daftar 'merah' atau tanaman yang terancam punah

Itulah 3 Fakta dan Mitos Kayu Sonokeling atau Rosewood yang sudah aku rangkum. Semoga bermanfaat yaa, Ma. 

Hai, Ma! Kali ini aku mau membahas tentang 3 Fakta dan Mitos Kayu Sonokeling atau Rosewood. Sebagai masyarakat Indonesia tentunya....

Hai, Ma! Kali ini aku mau membahas tentang 3 Fakta dan Mitos Kayu Sonokeling atau Rosewood.

Sebagai masyarakat Indonesia tentunya kita mengenal jenis kayu Rosewood yang menjadi bahan baku furnitur. Biasanya, kita menyebut Rosewood dengan nama Sonokeling. Saat musim kemarau, daun ini sering berguguran dan menjadi pohon asli asal Indonesia sejak dulu kala. Sonokeling banyak tumbuh di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Biar lebih lengkapnya, berikut 3 Fakta dan Mitos Kayu Sonokeling atau Rosewood yang sudah aku rangkum buat Mama:

1. Banyak ditemukan di Indonesia
Nggak salah lagi kalo kayu Sonokeling atau Rosewood  menjadi salah satu komoditi utama bagi pengusaha mebel. Sonokeling punya tekstur yang kuat dan tahan lama. Selain itu, kayu tersebut juga indah dengan bentuk motif urat kayu lurus sekaligus bergelombang dengan warna coklat dan bercak hitam.

2. Punya kualitas tinggi
Kayu sonokeling cukup awet dan anti serangga atau pun jamur yang merusak. Makanya, cocok banget digunakan untuk bahan baku furnitur seperti lemari, meja, dan kursi. Nggak hanya itu, Sonokeling bisa memberikan rasa nyaman dan hangat pas lagi duduk di kursi buatan kayu Sonokeling.

3. Pernah masuk daftar 'merah'
Pada tahun 1998, Sonokeling masuk ke daftar merah akibat populasinya yang berkurang. Biasanya, pengusaha kayu bakal memanen Sonokeling saat berusia lebih dari 10 tahun biar kayu tahan lama dan harganya tinggi. Tapi, ada aja yang memanennya setelah berusia 5 tahun buat digunakan sebagai bahan furnitur. Nah, karena inilah populasi Sonokeling semakin berkurang. 

 

Karakter Kayu Sonokeling
Sonokeling punya ciri khas tersendiri sehingga disukai oleh kalangan pengrajin. Beratnya aja sekitar 0,77 sampai 0,86 dan punya kadar air kurang dari 15 persen. Menariknya, Sonokeling memiliki tekstur dan tampilan yang elegan sehingga bisa memaksimalkan pembuatakan kayu. Apalagi Sonokeling dijamin kuat, keras, dan tebal.

 

Kelebihan Kayu Sonokeling

  • Punya tekstur halus sehingga memudahkan aplikasi plitur
  • Digunakan sebagai bahan baku pembuatan furnitur dan nggak perlu membuang lapisan kayunya
  • Bagian tengah Sonokeling mirip dengan kayu jati yang anti rayap. Bahkan, awet dan tahan lama
  • Anti jamur yang bisa sebabkan pembusukan

 

Kekurangan Kayu Sonokeling

  • Waktu panen sangat lama. Butuh waktu sekitar 10 sampai 50 tahun biar kayu punya kualitas yang baik. 
  • Serbuk kayu bikin gatal, ruam, dan iritasi
  • Makin langka dan harganya juga mahal
  • Masuk daftar 'merah' atau tanaman yang terancam punah

Itulah 3 Fakta dan Mitos Kayu Sonokeling atau Rosewood yang sudah aku rangkum. Semoga bermanfaat yaa, Ma. 

harganya mahal banget ini