Apa Arti Oposisi dan Fungsinya?

group-image

Ketika kita membicarakan politik, istilah "oposisi" sering kali menjadi bahan pembicaraan yang hangat. Namun, adakalanya istilah tersebut dapat terasa rumit dan membingungkan, terutama bagi Mama yang mungkin tidak begitu akrab dengan dunia politik. Oleh karena itu, mari kita gali bersama-sama mengenai Apa Arti Oposisi dan Fungsinya? Supaya Mama tidak bingung lagi.

Apa Arti Oposisi dan Fungsinya?

Oposisi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengacu pada partai politik yang berperan sebagai penentang di dewan perwakilan serta institusi sejenisnya. Tugas utama oposisi adalah memberikan kritik dan menentang pandangan serta kebijakan politik dari golongan yang saat itu berkuasa. 

Selain itu, istilah oposisi juga dapat merujuk pada entitas yang berada dalam posisi berlawanan dengan pemerintahan, atau sebagai partai politik penentang di dewan perwakilan yang memberikan kritik terhadap pandangan dan kebijakan politik mayoritas yang sedang berkuasa.

Asal-usul kata "oposisi" berasal dari bahasa Inggris, yaitu "opposition," yang berarti bertentangan atau berlawanan. Dalam konteks politik, oposisi menggambarkan peran sebuah partai penentang di dewan perwakilan yang secara aktif menyuarakan ketidaksetujuan dan memberikan kritik terhadap arah politik yang diambil oleh golongan yang sedang berkuasa.

Oposisi dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk, baik melalui perkataan, tindakan, ataupun memberikan masukan konstruktif sebagai alternatif solusi.

Macam-macam Oposisi: 

1. Oposisi Seremonial

Oposisi Seremonial Oposisi seremonial, sebagaimana namanya, mencirikan suatu sikap formalitas. Di sini, oposisi dibentuk semata-mata karena keharusan formal. Sifatnya resmi dan formal, tanpa mempunyai substansi yang mendalam.
2. Oposisi Destruktif-Oportunis

Dengan fokus merusak citra pemerintah, oposisi destruktif oportunis menjadi konsep yang terus berupaya melalui berbagai cara. Setiap kebijakan pemerintah menjadi target kritik, bahkan jika kebijakan tersebut sebenarnya bermanfaat bagi rakyat. Konsep destruktif-oportunis menyoroti kelemahan pemerintah dengan tujuan menggoyahkan kewibawaannya, memudahkan jalan bagi golongan ini untuk mengambil alih pemerintahan.

3. Oposisi Fundamental Ideologis

Mirip dengan destruktif oportunis, oposisi ini juga menginginkan pergantian penguasa. Namun, perbedaannya terletak pada aspek ideologis yang diusung. Oposisi fundamental ideologis tidak hanya menuntut pergantian penguasa, melainkan juga perubahan pada level ideologis. Mereka merasa dasar negara yang telah diterapkan selama ini tidak tepat dan berupaya menggantinya dengan dasar negara yang dianggap lebih baik.

4. Oposisi Konstruktif Demokratis

Sebagai konsep yang lebih dihargai, oposisi ini muncul sebagai bentuk perjuangan untuk kepentingan masyarakat umum. Berbeda dengan tiga konsep oposisi sebelumnya yang berpotensi mengacaukan tatanan dengan menggantikan otoritarianisme lama dengan varian baru, oposisi konstruktif demokratis berperan dalam menciptakan keseimbangan yang sejati. Konsep ini memberikan kritik konstruktif terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat. Kelompok oposisi ini tetap mampu melihat aspek positif dari langkah-langkah pemerintah, menciptakan penilaian yang seimbang di mata masyarakat.

Fungsi Oposisi:

1. Penyeimbang Kekuasaan

Penyeimbang, secara sederhana, adalah kekuatan di luar pemerintah yang memberikan alternatif. Ini membantu menjaga keseimbangan agar pemerintah tidak terlalu jauh dari kepentingan rakyat. Fungsi utamanya adalah mengingatkan bahwa pemerintah demokratis juga bisa melewatkan keinginan masyarakat. Kehadiran oposisi diperlukan agar pemerintah membuat kebijakan sesuai dengan kehendak rakyat.

2. Menjaga Alternatif Kebijakan

Oposisi memberikan peluang untuk menciptakan berbagai alternatif kebijakan. Karena tak ada pemerintah yang sempurna, bahkan yang memiliki kebijakan terbaik pun perlu masukan dari oposisi untuk memahami kebutuhan dan keinginan rakyat.

3. Stimulus Persaingan Antar Elite Pemerintah

Tanpa tantangan dari pihak berkompeten, pemerintah dapat mengalami stagnasi atau bahkan mundur. Oposisi berperan sebagai pemicu persaingan antara elit pemerintah, mendorong ide-ide kebijakan yang lebih inovatif, dan memberikan opsi yang lebih masuk akal bagi masyarakat. Dengan adanya oposisi, pemerintah diawasi dan didorong untuk mempertahankan reputasinya melawan oposisi yang mungkin memiliki gagasan kebijakan yang lebih baik.

Demikianlah Ma, sekilas wawasan tentang Apa Arti Oposisi dan Fungsinya? Semoga ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas dan menjawab pertanyaan Mama tentang oposisi, ya.

Baca juga: