- Beranda
- Semua Grup
- Life
- Random Chat
- Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok?
Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok?
Akhir-akhir ini banyak sekali selebriti luar maupun dalam negeri yang terlibat skandal dan membuat gaduh sosial media. Banyak sekali warganet yang ramai-ramai menghujat selebriti lewat sosial media mereka. Tidak sedikit juga warganet yang bahkan mencari kesalahan seseorang atau brand tertentu.
Dari sini kemudian muncul istilah Cancel Culture yang sering digunakan warganet di sosial media. Sebenarnya apa Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok? Dari mana mereka berasal? Yuk, cari tahu lebih tentang Cancel Culture dengan menyimak ulasan berikut ini!
1. Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok?
Ketika seorang selebriti atau brand tertentu mengalami skandal biasanya akan ada banyak orang yang akan memboikot dan menolaknya, hal ini disebut sebagai Cancel culture. Fenomena ini biasanya dilakukan untuk menghukum seseorang atau brand yang berperilaku di luar norma agama atau sosial masyarakat. Cancel culture ini biasanya dilakukan melalui sosial media seperti menghujat pelaku lewat direct message Instagram, lewat petisi, atau membuat video dan juga tulisan yang berisikan provokasi.
Cancel culture ini menurut dosen sekaligus psikolog di Universitas Gadjah Mada, Koentjoro mengatakan bahwa publik figur bisa mengalami cancel culture ini secara tiba-tiba karena dianggap tidak sejalan dengan keinginan masyarakat. Seorang publik figur bisa saja mengeluarkan kalimat provokasi atau kalimat yang menyakiti hati masyarakat, membuat kejahatan dan yang lain sebagainya.
2. Awal mula dan dampak cancel culture
Cancel culture ini populer pada tahun 2016 - 2017 dimana masyarakat memiliki kesadaran kolektif dimana ada penolakan pada publik figur karena tindakannya atau pernyataannya yang bermasalah. Cancel culture ini umumnya terjadi pada selebriti, merek, perusahaan, atau konsep tertentu menurut Profesor Lisa Nakamura di University of Michigan yang mempelajari hubungan media digital dengan ras, gender, dan seksualitas.
Cancel culture ini memang populer pada tahun 2017 tapi ternyata fenomena ini sudah berakar dari 2010 pada blog Tumblr. Ketika itu suatu fandom mendiskusikan tentang mengapa idola favorit mereka yang tidak sempurna. Kemudian istilah ini berpindah ke sosial media lain seperti Twitter.
Setelah berkembang dan digunakan di berbagai sosial media, istilah cancel culture ini tidak hanya memboikotnya dengan tidak mengikuti berita terkini publik figur, membeli merek itu tetapi lama kelamaan juga diikuti dengan ujaran yang tidak baik. Tidak sedikit orang yang melakukan perundungan dengan meneror dan menghujat.
Menurut dosen dan psikolog Universitas Gadjah Mada, Koentjoro mengatakan bahwa budaya ini juga tentunya bisa berdampak negatif. Budaya ini bisa berkembang menjadi perilaku main hakim sendiri dan juga bullying yang bisa merusak kesehatan mental seseorang. Seseorang akan merasa tidak berguna, mengalami depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya.
3. Contoh kasus cancel culture
Hailey Bieber dan Selena Gomez
Pada 5 Maret 2023 lalu Hailey Bieber terlibat drama bersama Selena Gomez. Drama ini bermula dari banyaknya asumsi tentang postingan Hailey Bieber yang seakan menyindir Selena Gomez. Banyaknya asumsi yang beredar, termasuk video Tiktok yang memprovokasi juga membuat drama ini menjadi lebih panas.
Kronologi awalnya dimulai dari Selena Gomez yang membagikan video di Instagram Stories dengan memperlihatkan dirinya yang tidak sengaja membentuk alisnya menjadi aneh. Tidak lama dari itu Hailey Bieber bersama Kylie Jenner membuat unggahan potret alis mereka di akun Instagram seolah menyindir bentuk alis Selena Gomez.
Dari sinilah Hailey Bieber dianggap masih memiliki obsesi rasa cemburu pada mantan kekasih suaminya itu. Banyak juga warganet yang menghujat Hailey Bieber dan Kylie Jenner sebagai mean girls atau perempuan yang suka melakukan bullying. Produk kosmetik Hailey bernama Rhode dan juga produk kecantikan milik Kylie bernama Kylie Cosmetics juga banyak di boikot. Banyak video tersebar membuang produk Rhode dan Kylie Cosmetics dan kemudian memperlihatkan dukungannya ke Selena dengan membeli produk kosmetiknya bernama Rare Beauty.
Gofar Hilman
Salah satu pembawa acara sekaligus Youtuber Gofar Hilman juga pernah mengalami cancel culture pada tahun 2021 lalu. Bermula dari salah satu akun Twitter yang mengunggah ulasan tentang pengalaman buruknya mengalami pelecehan seksual. Akun Twitter itu milih perempuan bernama Syerin yang membagikan pengalaman buruknya di klub malam pada tahun 2018 silam.
Kasus ini kemudian viral dan banyak dari warganet yang mempertanyakan perilaku Gofar Hilman. Meledaknya kasus ini merembet pada keterlibatan Gofar Hilman dengan Lawless Jakarta. Dirinya merupakan salah satu pendiri dari Lawless Jakarta yang kemudian dikeluarkan karena kasus ini. Kasus ini juga sempat membuatnya vakum dari sosial medianya termasuk kanal YouTubenya.
Beberapa lama kemudian ada berita terkait kasus ini yang juga tidak kalah mengejutkannya. Syerin selaku pengunggah kronologi pelecehan seksualnya di Twitter itu membuat pernyataan maaf. Syerin mengaku bahwa dirinya tidak pernah dilecehkan oleh Gofar Hilman.
Nah, itu dia ulasan mengenai Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok? Semoga informasi ini menambah informasi terkait berita terkini ya!
Baca juga:
Akhir-akhir ini banyak sekali selebriti luar maupun dalam negeri yang terlibat skandal dan membuat gaduh sosial media. Banyak sekali warganet yang ramai-ramai menghujat selebriti lewat sosial media mereka. Tidak sedikit juga warganet yang bahkan mencari kesalahan seseorang atau brand tertentu.
Dari sini kemudian muncul istilah Cancel Culture yang sering digunakan warganet di sosial media. Sebenarnya apa Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok? Dari mana mereka berasal? Yuk, cari tahu lebih tentang Cancel Culture dengan menyimak ulasan berikut ini!
1. Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok?
Ketika seorang selebriti atau brand tertentu mengalami skandal biasanya akan ada banyak orang yang akan memboikot dan menolaknya, hal ini disebut sebagai Cancel culture. Fenomena ini biasanya dilakukan untuk menghukum seseorang atau brand yang berperilaku di luar norma agama atau sosial masyarakat. Cancel culture ini biasanya dilakukan melalui sosial media seperti menghujat pelaku lewat direct message Instagram, lewat petisi, atau membuat video dan juga tulisan yang berisikan provokasi.
Cancel culture ini menurut dosen sekaligus psikolog di Universitas Gadjah Mada, Koentjoro mengatakan bahwa publik figur bisa mengalami cancel culture ini secara tiba-tiba karena dianggap tidak sejalan dengan keinginan masyarakat. Seorang publik figur bisa saja mengeluarkan kalimat provokasi atau kalimat yang menyakiti hati masyarakat, membuat kejahatan dan yang lain sebagainya.
2. Awal mula dan dampak cancel culture
Cancel culture ini populer pada tahun 2016 - 2017 dimana masyarakat memiliki kesadaran kolektif dimana ada penolakan pada publik figur karena tindakannya atau pernyataannya yang bermasalah. Cancel culture ini umumnya terjadi pada selebriti, merek, perusahaan, atau konsep tertentu menurut Profesor Lisa Nakamura di University of Michigan yang mempelajari hubungan media digital dengan ras, gender, dan seksualitas.
Cancel culture ini memang populer pada tahun 2017 tapi ternyata fenomena ini sudah berakar dari 2010 pada blog Tumblr. Ketika itu suatu fandom mendiskusikan tentang mengapa idola favorit mereka yang tidak sempurna. Kemudian istilah ini berpindah ke sosial media lain seperti Twitter.
Setelah berkembang dan digunakan di berbagai sosial media, istilah cancel culture ini tidak hanya memboikotnya dengan tidak mengikuti berita terkini publik figur, membeli merek itu tetapi lama kelamaan juga diikuti dengan ujaran yang tidak baik. Tidak sedikit orang yang melakukan perundungan dengan meneror dan menghujat.
Menurut dosen dan psikolog Universitas Gadjah Mada, Koentjoro mengatakan bahwa budaya ini juga tentunya bisa berdampak negatif. Budaya ini bisa berkembang menjadi perilaku main hakim sendiri dan juga bullying yang bisa merusak kesehatan mental seseorang. Seseorang akan merasa tidak berguna, mengalami depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya.
3. Contoh kasus cancel culture
Hailey Bieber dan Selena Gomez
Pada 5 Maret 2023 lalu Hailey Bieber terlibat drama bersama Selena Gomez. Drama ini bermula dari banyaknya asumsi tentang postingan Hailey Bieber yang seakan menyindir Selena Gomez. Banyaknya asumsi yang beredar, termasuk video Tiktok yang memprovokasi juga membuat drama ini menjadi lebih panas.
Kronologi awalnya dimulai dari Selena Gomez yang membagikan video di Instagram Stories dengan memperlihatkan dirinya yang tidak sengaja membentuk alisnya menjadi aneh. Tidak lama dari itu Hailey Bieber bersama Kylie Jenner membuat unggahan potret alis mereka di akun Instagram seolah menyindir bentuk alis Selena Gomez.
Dari sinilah Hailey Bieber dianggap masih memiliki obsesi rasa cemburu pada mantan kekasih suaminya itu. Banyak juga warganet yang menghujat Hailey Bieber dan Kylie Jenner sebagai mean girls atau perempuan yang suka melakukan bullying. Produk kosmetik Hailey bernama Rhode dan juga produk kecantikan milik Kylie bernama Kylie Cosmetics juga banyak di boikot. Banyak video tersebar membuang produk Rhode dan Kylie Cosmetics dan kemudian memperlihatkan dukungannya ke Selena dengan membeli produk kosmetiknya bernama Rare Beauty.
Gofar Hilman
Salah satu pembawa acara sekaligus Youtuber Gofar Hilman juga pernah mengalami cancel culture pada tahun 2021 lalu. Bermula dari salah satu akun Twitter yang mengunggah ulasan tentang pengalaman buruknya mengalami pelecehan seksual. Akun Twitter itu milih perempuan bernama Syerin yang membagikan pengalaman buruknya di klub malam pada tahun 2018 silam.
Kasus ini kemudian viral dan banyak dari warganet yang mempertanyakan perilaku Gofar Hilman. Meledaknya kasus ini merembet pada keterlibatan Gofar Hilman dengan Lawless Jakarta. Dirinya merupakan salah satu pendiri dari Lawless Jakarta yang kemudian dikeluarkan karena kasus ini. Kasus ini juga sempat membuatnya vakum dari sosial medianya termasuk kanal YouTubenya.
Beberapa lama kemudian ada berita terkait kasus ini yang juga tidak kalah mengejutkannya. Syerin selaku pengunggah kronologi pelecehan seksualnya di Twitter itu membuat pernyataan maaf. Syerin mengaku bahwa dirinya tidak pernah dilecehkan oleh Gofar Hilman.
Nah, itu dia ulasan mengenai Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok? Semoga informasi ini menambah informasi terkait berita terkini ya!
Baca juga:
Akhir-akhir ini banyak sekali selebriti luar maupun dalam negeri yang terlibat skandal dan membuat gaduh sosial media. Banyak sekali warganet yang ramai-ramai menghujat selebriti lewat sosial media mereka. Tidak sedikit juga warganet yang bahkan mencari kesalahan seseorang atau brand tertentu.
Dari sini kemudian muncul istilah Cancel Culture yang sering digunakan warganet di sosial media. Sebenarnya apa Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok? Dari mana mereka berasal? Yuk, cari tahu lebih tentang Cancel Culture dengan menyimak ulasan berikut ini!
1. Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok?
Ketika seorang selebriti atau brand tertentu mengalami skandal biasanya akan ada banyak orang yang akan memboikot dan menolaknya, hal ini disebut sebagai Cancel culture. Fenomena ini biasanya dilakukan untuk menghukum seseorang atau brand yang berperilaku di luar norma agama atau sosial masyarakat. Cancel culture ini biasanya dilakukan melalui sosial media seperti menghujat pelaku lewat direct message Instagram, lewat petisi, atau membuat video dan juga tulisan yang berisikan provokasi.
Cancel culture ini menurut dosen sekaligus psikolog di Universitas Gadjah Mada, Koentjoro mengatakan bahwa publik figur bisa mengalami cancel culture ini secara tiba-tiba karena dianggap tidak sejalan dengan keinginan masyarakat. Seorang publik figur bisa saja mengeluarkan kalimat provokasi atau kalimat yang menyakiti hati masyarakat, membuat kejahatan dan yang lain sebagainya.
2. Awal mula dan dampak cancel culture
Cancel culture ini populer pada tahun 2016 - 2017 dimana masyarakat memiliki kesadaran kolektif dimana ada penolakan pada publik figur karena tindakannya atau pernyataannya yang bermasalah. Cancel culture ini umumnya terjadi pada selebriti, merek, perusahaan, atau konsep tertentu menurut Profesor Lisa Nakamura di University of Michigan yang mempelajari hubungan media digital dengan ras, gender, dan seksualitas.
Cancel culture ini memang populer pada tahun 2017 tapi ternyata fenomena ini sudah berakar dari 2010 pada blog Tumblr. Ketika itu suatu fandom mendiskusikan tentang mengapa idola favorit mereka yang tidak sempurna. Kemudian istilah ini berpindah ke sosial media lain seperti Twitter.
Setelah berkembang dan digunakan di berbagai sosial media, istilah cancel culture ini tidak hanya memboikotnya dengan tidak mengikuti berita terkini publik figur, membeli merek itu tetapi lama kelamaan juga diikuti dengan ujaran yang tidak baik. Tidak sedikit orang yang melakukan perundungan dengan meneror dan menghujat.
Menurut dosen dan psikolog Universitas Gadjah Mada, Koentjoro mengatakan bahwa budaya ini juga tentunya bisa berdampak negatif. Budaya ini bisa berkembang menjadi perilaku main hakim sendiri dan juga bullying yang bisa merusak kesehatan mental seseorang. Seseorang akan merasa tidak berguna, mengalami depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya.
3. Contoh kasus cancel culture
Hailey Bieber dan Selena Gomez
Pada 5 Maret 2023 lalu Hailey Bieber terlibat drama bersama Selena Gomez. Drama ini bermula dari banyaknya asumsi tentang postingan Hailey Bieber yang seakan menyindir Selena Gomez. Banyaknya asumsi yang beredar, termasuk video Tiktok yang memprovokasi juga membuat drama ini menjadi lebih panas.
Kronologi awalnya dimulai dari Selena Gomez yang membagikan video di Instagram Stories dengan memperlihatkan dirinya yang tidak sengaja membentuk alisnya menjadi aneh. Tidak lama dari itu Hailey Bieber bersama Kylie Jenner membuat unggahan potret alis mereka di akun Instagram seolah menyindir bentuk alis Selena Gomez.
Dari sinilah Hailey Bieber dianggap masih memiliki obsesi rasa cemburu pada mantan kekasih suaminya itu. Banyak juga warganet yang menghujat Hailey Bieber dan Kylie Jenner sebagai mean girls atau perempuan yang suka melakukan bullying. Produk kosmetik Hailey bernama Rhode dan juga produk kecantikan milik Kylie bernama Kylie Cosmetics juga banyak di boikot. Banyak video tersebar membuang produk Rhode dan Kylie Cosmetics dan kemudian memperlihatkan dukungannya ke Selena dengan membeli produk kosmetiknya bernama Rare Beauty.
Gofar Hilman
Salah satu pembawa acara sekaligus Youtuber Gofar Hilman juga pernah mengalami cancel culture pada tahun 2021 lalu. Bermula dari salah satu akun Twitter yang mengunggah ulasan tentang pengalaman buruknya mengalami pelecehan seksual. Akun Twitter itu milih perempuan bernama Syerin yang membagikan pengalaman buruknya di klub malam pada tahun 2018 silam.
Kasus ini kemudian viral dan banyak dari warganet yang mempertanyakan perilaku Gofar Hilman. Meledaknya kasus ini merembet pada keterlibatan Gofar Hilman dengan Lawless Jakarta. Dirinya merupakan salah satu pendiri dari Lawless Jakarta yang kemudian dikeluarkan karena kasus ini. Kasus ini juga sempat membuatnya vakum dari sosial medianya termasuk kanal YouTubenya.
Beberapa lama kemudian ada berita terkait kasus ini yang juga tidak kalah mengejutkannya. Syerin selaku pengunggah kronologi pelecehan seksualnya di Twitter itu membuat pernyataan maaf. Syerin mengaku bahwa dirinya tidak pernah dilecehkan oleh Gofar Hilman.
Nah, itu dia ulasan mengenai Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok? Semoga informasi ini menambah informasi terkait berita terkini ya!
Baca juga:
Ngeri juga ya kalo kena cancel culture, jadi pelajaran banget buat bijaksana di sosial media
Akhir-akhir ini banyak sekali selebriti luar maupun dalam negeri yang terlibat skandal dan membuat gaduh sosial media. Banyak sekali warganet yang ramai-ramai menghujat selebriti lewat sosial media mereka. Tidak sedikit juga warganet yang bahkan mencari kesalahan seseorang atau brand tertentu.
Dari sini kemudian muncul istilah Cancel Culture yang sering digunakan warganet di sosial media. Sebenarnya apa Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok? Dari mana mereka berasal? Yuk, cari tahu lebih tentang Cancel Culture dengan menyimak ulasan berikut ini!
1. Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok?
Ketika seorang selebriti atau brand tertentu mengalami skandal biasanya akan ada banyak orang yang akan memboikot dan menolaknya, hal ini disebut sebagai Cancel culture. Fenomena ini biasanya dilakukan untuk menghukum seseorang atau brand yang berperilaku di luar norma agama atau sosial masyarakat. Cancel culture ini biasanya dilakukan melalui sosial media seperti menghujat pelaku lewat direct message Instagram, lewat petisi, atau membuat video dan juga tulisan yang berisikan provokasi.
Cancel culture ini menurut dosen sekaligus psikolog di Universitas Gadjah Mada, Koentjoro mengatakan bahwa publik figur bisa mengalami cancel culture ini secara tiba-tiba karena dianggap tidak sejalan dengan keinginan masyarakat. Seorang publik figur bisa saja mengeluarkan kalimat provokasi atau kalimat yang menyakiti hati masyarakat, membuat kejahatan dan yang lain sebagainya.
2. Awal mula dan dampak cancel culture
Cancel culture ini populer pada tahun 2016 - 2017 dimana masyarakat memiliki kesadaran kolektif dimana ada penolakan pada publik figur karena tindakannya atau pernyataannya yang bermasalah. Cancel culture ini umumnya terjadi pada selebriti, merek, perusahaan, atau konsep tertentu menurut Profesor Lisa Nakamura di University of Michigan yang mempelajari hubungan media digital dengan ras, gender, dan seksualitas.
Cancel culture ini memang populer pada tahun 2017 tapi ternyata fenomena ini sudah berakar dari 2010 pada blog Tumblr. Ketika itu suatu fandom mendiskusikan tentang mengapa idola favorit mereka yang tidak sempurna. Kemudian istilah ini berpindah ke sosial media lain seperti Twitter.
Setelah berkembang dan digunakan di berbagai sosial media, istilah cancel culture ini tidak hanya memboikotnya dengan tidak mengikuti berita terkini publik figur, membeli merek itu tetapi lama kelamaan juga diikuti dengan ujaran yang tidak baik. Tidak sedikit orang yang melakukan perundungan dengan meneror dan menghujat.
Menurut dosen dan psikolog Universitas Gadjah Mada, Koentjoro mengatakan bahwa budaya ini juga tentunya bisa berdampak negatif. Budaya ini bisa berkembang menjadi perilaku main hakim sendiri dan juga bullying yang bisa merusak kesehatan mental seseorang. Seseorang akan merasa tidak berguna, mengalami depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya.
3. Contoh kasus cancel culture
Hailey Bieber dan Selena Gomez
Pada 5 Maret 2023 lalu Hailey Bieber terlibat drama bersama Selena Gomez. Drama ini bermula dari banyaknya asumsi tentang postingan Hailey Bieber yang seakan menyindir Selena Gomez. Banyaknya asumsi yang beredar, termasuk video Tiktok yang memprovokasi juga membuat drama ini menjadi lebih panas.
Kronologi awalnya dimulai dari Selena Gomez yang membagikan video di Instagram Stories dengan memperlihatkan dirinya yang tidak sengaja membentuk alisnya menjadi aneh. Tidak lama dari itu Hailey Bieber bersama Kylie Jenner membuat unggahan potret alis mereka di akun Instagram seolah menyindir bentuk alis Selena Gomez.
Dari sinilah Hailey Bieber dianggap masih memiliki obsesi rasa cemburu pada mantan kekasih suaminya itu. Banyak juga warganet yang menghujat Hailey Bieber dan Kylie Jenner sebagai mean girls atau perempuan yang suka melakukan bullying. Produk kosmetik Hailey bernama Rhode dan juga produk kecantikan milik Kylie bernama Kylie Cosmetics juga banyak di boikot. Banyak video tersebar membuang produk Rhode dan Kylie Cosmetics dan kemudian memperlihatkan dukungannya ke Selena dengan membeli produk kosmetiknya bernama Rare Beauty.
Gofar Hilman
Salah satu pembawa acara sekaligus Youtuber Gofar Hilman juga pernah mengalami cancel culture pada tahun 2021 lalu. Bermula dari salah satu akun Twitter yang mengunggah ulasan tentang pengalaman buruknya mengalami pelecehan seksual. Akun Twitter itu milih perempuan bernama Syerin yang membagikan pengalaman buruknya di klub malam pada tahun 2018 silam.
Kasus ini kemudian viral dan banyak dari warganet yang mempertanyakan perilaku Gofar Hilman. Meledaknya kasus ini merembet pada keterlibatan Gofar Hilman dengan Lawless Jakarta. Dirinya merupakan salah satu pendiri dari Lawless Jakarta yang kemudian dikeluarkan karena kasus ini. Kasus ini juga sempat membuatnya vakum dari sosial medianya termasuk kanal YouTubenya.
Beberapa lama kemudian ada berita terkait kasus ini yang juga tidak kalah mengejutkannya. Syerin selaku pengunggah kronologi pelecehan seksualnya di Twitter itu membuat pernyataan maaf. Syerin mengaku bahwa dirinya tidak pernah dilecehkan oleh Gofar Hilman.
Nah, itu dia ulasan mengenai Apa Itu Cancel Culture, Istilah yang Viral TikTok? Semoga informasi ini menambah informasi terkait berita terkini ya!
Baca juga:
Serem y..
tapi memang ada baiknya begini sih, sebagai sanksi dari skandal yang dia buat