Hati-Hati! Mengonsumsi Junk Food Berlebihan Menyebabkan Gangguan Tidur

group-image

Berdasarkan hasil riset dari penelitian Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science, bahwa jika mengkonsumsi junk food dalam jumlah yang banyak dan secara terus menerus akan berakibat terjadinya gizi berlebih dan terjadinya gangguan tidur.

Pola hidup sehat tentu tergantung pada apa saja yang kita konsumsi. Mengutip dari Halosehat.com bahwa di Indonesia, makanan cepat saji atau junkfood sudah memiliki posisi yang istimewa di hati para penggemarnya. Junkfood ini memang memiliki rasa yang gurih dan enak, tak jarang sebagian orang lebih sering mengkonsumi makanan ini daripada makanan yang sehat.

Mengkonsumsi junkfood secara rutin bisa menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan, seperti asma serta sesak nafas. Makanan cepat saji atau junk food tersebut biasanya mengandung terigu yang tidak sedikit dan diolah dengan minyak banyak sehingga mengandung kalori, lemak, gula, serta natrium yang tinggi namun rendah serat serta vitamin dan mineral, sedangkan banyak orang lebih menyukai makanan rendah nilai gizi seperti makanan cepat saji sehingga remaja kehilangan keinginan untuk mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi.

Penurunan kualitas tidur dikaitkan dengan menurunnya kadar leptin dan peningkatan kadar ghrelin yang menyebabkan nafsu makan meningkat. Dengan adanya penurunan kadar leptin yang diiringi dengan peningkatan kadar ghrelin memicu seseorang untuk mengkonsumsi makanan pada jumlah berlebih.

Peningkatan rasa lapar dan nafsu makan berhubungan dengan meningkatnya kadar ghrelin dan menurunnya kadar leptin yang disebabkan oleh kurangnya kualitas tidur dari segi durasi. Hormon ghrelin berperan pada meningkatnya rasa lapar dan nafsu makan, sedangkan hormon leptin berperan dalam menghambat nafsu makan dan merangsang pengeluaran energi.

Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak di jaringan adiposa dan berakhir pada peningkatan berat badan. Penurunan kualitas tidur juga berkaitan dengan pengeluaran energi tubuh.

Hal itu berkaitan dengan penurunan kualitas tidur pada malam hari dapat mengakibatkan tubuh tidak mampu melakukan proses metabolisme secara optimal yang berujung pada kejadian berat badan berlebih dan obesitas yang merupakan akibat dari adanya kelebihan penimbunan lemak tubuh.