Apakah Validasi Emosi dapat membuat anak menjadi "cengeng"?

Salam Dok

Saya mau bertanya

Saya sudah beberapa bulan ini mempraktikan validasi emosi pada anak (laki-laki usia 6 tahun). Jadi apabila dia menangis, maka saya tidak akan melarangnya, biasanya saya akan katakan “Kaka sedih ya ga dipinjami mainan? Gapapa kok sedih tapi jangan lama-lama ya” dia biasanya akan merespon dengan tetap menangis dan setelah itu bercerita tentang alasannya menangis.

Namun, akhir-akhir ini, Dia jadi seriiing sekali menangis untuk sesuatu yang menurut saya harusnya tidak semudah itu dia menangis, apakah karena saya selalu memvalidasi emosinya? Membiarkan ia menangis?. Saya jadi khawatir anak saya mendapat cap “cengeng” dari teman-temannya. Apa yang harus saya lakukan ya dok?

Terima Kasih