Beralih tugas itu sulit, misalnya ketika anak sedang benar-benar fokus pada sesuatu dan seseorang memecahkan konsentrasinya, ia mungkin frustrasi dan sedikit menunda, terlebih lagi ketika anak belum memiliki alat manajemen emosi.
Terkadang seorang anak menjadi sangat fokus pada satu aktivitas dan kemudian orangtua menyuruhnya untuk mandi, makan, atau untuk tidur siang secara instan. Transisi semacam ini bahkan membebani pikiran orang dewasa, sehingga anak merasa terganggu dan kehilangan fokusnya.
Penting bagi Mama untuk mundur selangkah dan beri anak petunjuk yang jelas tentang apa yang akan terjadi dan perilaku apa yang diharapkan. Dilansir dari Parents, transisi akan lebih mudah ketika anak mendapat peringatan tentang perubahan yang akan terjadi.
Alih-alih menarik anak untuk mandi saat ia sedang main, bicarakan dengannya dan jelaskan bahwa setelah main ia harus mandi. Beri anak isyarat dan konsistenlah pada rutinitas. Rutinitas dan peringatan akan membuat perbedaan besar.
Nah itulah beberapa alasan mengapa anak kerap tantrum dengan berteriak atau menangis. Pada awalnya memang sulit bagi orangtua untuk mengetahui apa yang menyebabkannya tantrum. Namun ingatlah untuk tidak mengkritik diri Mama sendiri sebagai orangtua berdasarkan seberapa banyak tantrum yang dialami anak.
Ingatlah bahwa semua anak mengalami tantrum. Sebaliknya, fokuslah pada bagaimana Mama dapat merespons amukan dan tangisannya. Dan ingat bahwa Mama hanya manusia yang juga sedang mempelajari bagaimana mengasuh anak dengan proses yang sedang berjalan ini.