Seperti kita ketahui bahwa anak adalah peniru ulung, terutama dalam hal komunikasi. Nah, jika Mama atau Papa hanya memerhatikan atau merespons anak saat mereka berperilaku negatif saja, anak pun akan belajar bahwa cara terbaik untuk mendapat perhatian orangtua adalah bertindak "nakal".
Penelitian Harvard tentang Parent-Child Communication (2019) membuktikan bahwa anak cenderung mengadopsi gaya interaksi yang paling sering mereka lihat di rumah. Jadi, kalau Mama atau Papa sering bereaksi saat si Kecil rewel daripada saat tenang, maka anak beranggapan bahwa berteriak atau merusak barang adalah cara efektif untuk berkomunikasi.
Jangan langsung dimarahi, Ma, anak yang sering berulah ini adalah bentuk komunikasi mereka untuk mendapat perhatian orangtua meskipun caranya mungkin sering bikin kita merasa kesal.
Solusinya, cobalah beri perhatian lebih saat anak bersikap baik, seperti memuji ketika mereka sabar atau membantu menyelesaikan pekerjaan bersama. Dengan begitu, anak belajar bahwa perilaku positif justru lebih dihargai.
Jadi, daripada langsung memberi label "nakal", yuk coba luangkan waktu 10 menit sehari untuk bermain atau mendengarkan cerita anak. Dengan konsisten melakukan ini, perilaku yang sering dianggap menjengkelkan orangtua ini akan hilang dengan sendirinya ketika anak merasa diperhatikan.
Perlu diingat bahwa bagi anak kecil, perhatian orangtua adalah kebutuhan dasar yang mereka perlukan setiap harinya, bukan sekadar keinginan belaka ya, Ma, Pa.