Popmama.com/Aristika Medina
Beberapa hari berlalu, Bangau benar-benar tak dapat menangkap ikan satu pun. Ia semakin lemas.
"Oh sial dengan umur tua ini, bagaimana aku bisa makan? Aku sudah benar-benar merasa lapar karena tidak makan beberapa hari," keluh Bangau dengan sedih.
Untuk mengatasi rasa laparnya, akhirnya sebuah ide cemerlang muncul di otaknya. Ia merencanakan sesuatu agar bisa makan tanpa perjuangan menangkap ikan.
"Aha, aku tahu harus apa!" seru Bangau.
Ia memulai rencananya itu dengan menuju sisi kolam. Ia duduk dengan menunjukkan wajah yang sedih dan tidak tertarik untuk menangkap ikan.
Penghuni laut lainnya (Ikan, Katak dan Kepiting) berpikir mengapa Bangau tak berusaha menangkap makanan.
"Wah, Bangau terlihat sedih," ucap Ikan Merah.
"Mungkin dia lapar," jawab Ikan Kuning.
"Apakah dia akan mati?" tanya Ikan Merah.
"Ntah lah," jawab Ikan Kuning.
Kepiting yang sedang berada di sana mencoba menghampiri Bangau.
"Halo Bangau tua, apa yang terjadi? Kau terlihat sedih," ucap Kepiting.
"Aku mendengar berita buruk tentang kolam ini," tutur Bangau dengan nada sedih.
"Berita buruk? Tentang apa itu?" Tanya Kepiting penasaran.
"Tidak, aku tidak berani mengatakannya kepada mu," ujar Bngau.
"Ayolah, jika ini tentang kolam, kami perlu tahu, kami tinggal di sini juga," desak Kepiting.
"Oke akan kuberi tahu jika kau memaksa," ucap Bangau.
"Aku mendapat kabar bahwa kolam ini akan secara kehabisan ikan yang di mana itu adalah makananku," lanjutnya.
"Tidak ada ikan? Kenapa?" tanya Kepiting kebingungan.
"Aku mendengar orang-orang dengan mengisi kolam dengan lumut dan menanam tanaman di sini," jelas Bangau.
"Ya ampun itu sangat buruk sekali, aku haru beri tahu yang lain," ucap Kepiting sambil pergi menghampiri teman-temannya.
Kepiting langsung memberi tahu kabar dari Bangau tersebut kepada Ikan.
"Apa? Itu buruk sekali," ujar Ikan Kuning.
"Lalu, kini kita harus lakukan apa?" ujar Ikan Merah dengan nada yang ketakutan.
Kini semua khawatir dan bersedih. Semuanya tak tahu harus melakukan apa.