Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Isu bahwa vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) dapat menyebabkan autisme masih sering beredar dan membuat banyak orangtua merasa ragu untuk melakukan imunisasi pada anaknya. Padahal, informasi ini sudah berkali-kali dibantah oleh berbagai penelitian ilmiah yang valid.

Kabar bahwa vaksin MMR berkaitan dengan autisme bermula dari satu studi kontroversial yang kemudian terbukti cacat secara etika dan metodologi. Sayangnya, hoaks ini terus menyebar dan menimbulkan kekhawatiran yang tidak berdasar.

Kali ini Popmama.com akan membahas informasi apakah benarkah vaksin MMR sebabkan autisme? Supaya Mama tidak khawatir mengenai vaksin ini. Disimak ya, Ma!

1. Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan vaksin MMR menyebabkan autisme

Kontroversi vaksin MMR dimulai dari penelitian yang diterbitkan pada 1998 oleh Andrew Wakefield. Studi tersebut mengklaim adanya hubungan antara vaksin MMR dan autisme. Namun belakangan, penelitian ini ditarik dari jurnal medis karena terbukti manipulatif dan tidak memenuhi standar ilmiah.

Kekhawatiran soal kaitan vaksin MMR dan autisme berasal dari satu studi yang kini sudah ditarik dan dinyatakan tidak sah. Berbagai penelitian besar di banyak negara, termasuk oleh WHO dan CDC, telah membuktikan tidak ada hubungan antara vaksin dan autisme.

2. Vaksin MMR sudah digunakan selama lebih dari 50 Tahun

Vaksin MMR mulai digunakan sejak tahun 1971 dan telah terbukti aman dan efektif melindungi anak dari tiga penyakit serius. Jutaan anak di seluruh dunia telah menerima vaksin ini tanpa masalah jangka panjang.

Dilansir dari Unicef, autisme adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi sekitar satu dari 100 anak. Gangguan ini terutama disebabkan oleh faktor genetik. Faktanya, bukti menunjukkan bahwa autisme sekitar 80 persen dapat diwariskan.  Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh vaksinasi apa pun, termasuk vaksin MMR.

3. Vaksin MMR membantu membangun kekebalan tubuh anak

Dikutip dari jurnal internasional, vaksin MMR adalah vaksin kombinasi yang mengandung virus hidup yang telah dilemahkan, sehingga tidak berbahaya dan tidak menimbulkan penyakit, tetapi tetap mampu merangsang sistem imun. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap tiga penyakit, yaitu campak, gondongan, dan rubela.

Tiga virus dalam vaksin MMR versi terbaru memiliki kemiripan genetik dengan komponen vaksin MMR yang sudah ada sebelumnya.

Berdasarkan data dari 13 uji klinis acak terkontrol, respon imun terhadap ketiga antigen tercapai dengan baik. Komite Penasihat Imunisasi AS (ACIP) juga telah menyatakan bahwa vaksin MMR terbaru ini aman dan mampu merangsang kekebalan tubuh secara efektif.

4. Efek samping vaksin MMR umumnya ringan dan sementara

Efek samping seperti demam ringan atau bengkak di bekas suntikan adalah hal yang normal dan akan hilang dengan sendirinya. Reaksi berat sangat jarang terjadi, dan manfaat vaksinnya jauh lebih besar daripada risikonya.

Jika terjadi efek samping yang lebih serius, Mama bisa langsung membawa si Kecil ke dokter agar segera diperiksa lebih lanjut.

5. Mencegah wabah dan melindungi orang di sekitar

Ketika banyak anak divaksin, akan terbentuk apa yang disebut dengan herd immunity. Artinya, penularan virus bisa dicegah karena mayoritas orang punya kekebalan. Ini sangat penting untuk melindungi orang-orang yang tidak bisa divaksin, seperti bayi yang masih terlalu kecil atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Editorial Team