Pixabay/Victoria_Borodinova
Associate Professor Madlen Gazarian, seorang konsultan di Pediatric Clinical Pharmacology & Therapeutics dan Honorary Associate Professor di University of NSW, meneliti secara ekstensif penggunaan obat-obatan yang tepat dan aman pada anak-anak, termasuk penggunaan parasetamol.
Gazarian mengatakan bahaya yang tidak disengaja dari parasetamol umumnya merupakan akibat dari:
- Satu overdosis besar
- Sejumlah dosis yang sedikit terlalu tinggi.
"Hal pertama yang perlu diketahui orangtua dan pengasuh adalah apakah dan kapan waktu yang tepat untuk memberikan parasetamol, termasuk kapan mereka harus mencari nasihat medis untuk anak yang tidak sehat." ujar Gazarian
Dalam pandangannya, orang perlu memahami bahwa tidak selalu perlu memberikan parasetamol kepada anak kecil ketika mereka demam, yang sering disebabkan oleh penyakit virus yang umum.
Selain itu, sebuah studi dalam jurnal Archives of Disease in Childhood di tahun 2015 menemukan parasetamol menjadi penyebab utama gagal hati pada anak-anak di Australia dan Selandia Baru.
Para peneliti mengidentifikasi 54 kasus gagal hati di dua rumah sakit anak antara tahun 2002 dan 2012, 14 dari kasus ini terkait dengan overdosis parasetamol, dan 12 diantaranya pada anak di bawah lima tahun.
Meski jumlah keseluruhan kasus anak-anak yang mengalami kerusakan hati rendah, para peneliti menyerukan peninjauan kembali praktik keamanan seputar penggunaan parasetamol.
Gazarian juga mengatakan orangtua juga perlu mengetahui cara menggunakan parasetamol dengan aman termasuk memastikan dosis, formulasi dan kekuatannya tepat, berapa lama penggunaannya dan bagaimana memastikan penyimpanan dan pemberiannya aman.