Orangtua di Amerika bernama Priscilla Baker melakukan ini pada putranya bahkan sebelum putranya mulai sekolah di taman kanak-kanak.
Caranya, nggak ribet lho Ma. Ia hanya memposting daftar tugas di kamar anak-anaknya untuk mengingatkan anaknya tidur tepat waktu, menyikat gigi sebelum tidur, dan merapikan kamar. "Anak-anak tidak diizinkan turun buat sarapan kalau mereka tidak melakukan tugas tersebut," katanya.
Saat anak-anak melakukan tugas tersebut, ia merasa tugasnya lebih ringan, Baker juga dengan cepat menyadari bahwa dengan melakukan rutinitas ini, anak-anak bisa mendapatkan banyak manfaat.
"Mereka turun dengan gembira dan berkata, Ma, saya membuat tempat tidur saya sangat baik. Ayo periksa. 'Mereka merasa sangat bangga dengan apa yang mereka lakukan," katanya.
Awalnya, anak-anak tidak akan mengembangkan sikap optimis, kecuali mereka memiliki kesempatan untuk membuktikan nilai mereka kepada orangtuanya. "Mempercayakan anak-anak untuk menyelesaikan tugas yang membuat mereka merasa mampu," kata Tamar Chansky, Ph.D., seorang psikolog anak dan penulis buku Freeing Your From From Negative Thinking.
Tugas yang diberikan harus sesuai usia, karena intinya memberikan tugas adalah agar anak-anak berhasil.
Seorang anak berusia 2 tahun dapat mengambil mainannya, anak berusia 3 tahun dapat menaruh pakaian kotor di keranjang, anak berusia 4 tahun dapat membawa piring ke wastafel, anak berusia 5 tahun dapat mengosongkan keranjang sampah, dan anak berusia 6 tahun dapat memilah cucian. Tak perlu terlalu berat, tugas dan imbalan yang sederhana mampu menumbuhkan sikap optimis pada anak.