Ada beberapa poin perubahan pedoman terbaru yang dirasa kontroversial. Misalnya menghapus merangkak sebagai tonggak perkembangan. Jessica Hatfield, MS, OTR/L, terapis okupasi pediatrik untuk TheraTree Pediatric Therapy, menyatakan bahwa merangkak seharusnya tidak dihapus dari tonggak perkembangan karena melibatkan banyak refleks. Mulai dari membangun kekuatan dan kontrol leher, kekuatan berjalan, dan menggunakan kedua sisi otak untuk bekerjasama.
"Apabila bayi tidak merangkak, itu adalah pertanda bahaya bahwa ada sesuatu yang salah, seperti perbedaan fisiologis pada kaki, kekuatan dan tonus otot yang buruk, dan lain-lain. Menghapusnya dari tonggak perkembangan membuat peringatan tersebut terlewatkan," ujar Hatfields, seperti yang kami kutip dari Parents.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tonggak perkembangan yang telah direvisi CDC, mama dapat mengaksesnya di sini.
Perlu diketahui, ini adalah tonggak perkembangan yang dirumuskan oleh CDC secara umum. Untuk anak Indonesia, mama dapat melihat pada pedoman yang dirumuskan oleh IDAI hingga adanya perubahan lebih lanjut.
Meskipun demikian, tak ada salahnya berdiskusi dengan dokter anak untuk memantau dan mengetahui dinamika tonggak perkembangan anak setiap usia dan setiap fase.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan ya, Ma.