Sebelum lebih lanjut membahas apa saja ciri-ciri gangguan pendengaran pada balita, penting bagi Mama untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan gangguan pendengaran itu sendiri.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gangguan pendengaran dapat terjadi kapan saja selama hidup, mulai dari sebelum lahir hingga dewasa. Berikut adalah beberapa hal yang meningkatkan kemungkinan anak alami gangguan pendengaran:
Penyebab genetik
Sekitar 1 dari 2 kasus gangguan pendengaran pada bayi dan balita disebabkan oleh penyebab genetik. Beberapa anak dengan gangguan pendengaran yang disebabkan oleh genetik, mungkin memiliki anggota keluarga yang juga memiliki gangguan pendengaran.
Sekitar 1 dari 3 anak dengan gangguan pendengaran genetik memiliki "sindrom". Ini berarti mereka memiliki kondisi lain selain gangguan pendengaran, seperti sindrom Down atau sindrom Usher.
Kondisi lainnya
1 dari 4 kasus gangguan pendengaran pada anak disebabkan oleh infeksi Mama selama kehamilan, komplikasi setelah lahir, dan trauma kepala. Misalnya, anak:
- Terkena infeksi, sebelum lahir
- Menghabiskan 5 hari atau lebih di unit perawatan intensif neonatal rumah sakit (NICU) atau mengalami komplikasi saat berada di NICU
- Diperlukan prosedur khusus seperti transfusi darah untuk mengobati penyakit kuning yang parah
- Memiliki kepala, wajah atau telinga yang berbentuk berbeda dari biasanya
- Memiliki kondisi seperti gangguan neurologis yang mungkin terkait dengan gangguan pendengaran
- Memiliki infeksi di sekitar otak dan sumsum tulang belakang yang disebut meningitis
- Mendapat cedera parah di kepala yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit
Untuk sekitar 1 dari 4 anak yang lahir dengan gangguan pendengaran, penyebabnya tidak diketahui.
Setelah mengetahui apa saja kemungkinan penyebabnya, berikut adalah tanda-tanda gangguan pendengaran pada balita yang harus Mama perhatikan: