Penyebab dan Cara Mengatasi Anak yang Suka Menyakiti Diri Sendiri

Banyak cara untuk mengekspresikan suasana hati, namun kenapa ada anak yang suka menyakiti dirinya?

21 Desember 2020

Penyebab Cara Mengatasi Anak Suka Menyakiti Diri Sendiri
Freepik

Anak memiliki banyak cara untuk mengekspresikan perasaan mereka. Namun ada yang salah jika si Kecil suka menyakiti diri mereka sendiri untuk mengekspresikan perasaannya. 

Beberapa anak tidak begitu peduli dengan rasa sakit yang dialami saat mereka menyakiti sendiri. Ada yang kerap memukul kepala meski terasa sakit. Ada juga yang terus memukul benda keras sampai tangannya memerah.

Jika dibiarkan, hal ini bisa berbahaya. Selain berbahaya untuk keselamatan tubuhnya, juga untuk keselamatan mental mereka. 

Lalu, apa sebenarnya penyebab anak suka menyakiti diri sendiri?

Berikut Popmama.com rangkumkan penyebab dan cara menanganinya.

1. Anak kesulitan mengelola emosi

1. Anak kesulitan mengelola emosi
flickr.com

Sebagai balita, banyak sekali hal baru di setiap harinya. Over stimulus bisa jadi salah satu pemicu anak kesulitan mengelola emosinya. 

Begitu banyak perasaan yang singgah sehingga ia bingung harus bereaksi seperti apa. 

Inilah salah satu penyebab kenapa mereka suka menyakiti diri sendiri saat sedang tidak nyaman. 

Seringnya, tindakan seperti ini hadir saat terlalu banyak emosi negatif yang ia rasakan dan tak mampu ekspresikan.

Perasaan iri, tertekan, kesal dan kecewa bisa jadi pemicu mereka bertingkah menyakiti diri sendiri. 

2. Memiliki kemampuan bahasa yang terbatas

2. Memiliki kemampuan bahasa terbatas
bigthink.com

Bahasa jadi salah satu media untuk menyampaikan perasaan seseorang, termasuk para anak.

Jika mereka belum bisa berkata-kata dengan baik, mereka jadi kesulitan mengungkapkan apa yang dirasakan. 

Kesulitan itu membuat mereka tantrum dan melakukan tindakan menyakiti diri sendiri saat keinginannya tidak dimengerti. 

Namun ada juga anak kecil yang terlalu banyak mendengar percakapan orang dewasa, bahkan mendengarkan sesuatu yang semestinya tidak diketahui anak-anak. 

Hasilnya anak terlalu banyak menyimpan informasi dalam memorinya, tidak sesuai dengan kebutuhan anak.

Suatu ketika anak melihat ada sesuatu kesalahan atau kebohongan, anak mengetahui hal yang sebenarnya namun sulit bagi anak untuk mengatakannya karena kemampuan bahasa yang terbatas.

Ini juga bisa jadi salah satu penyebab anak sering menyakiti diri sendiri, karena anak kesal belum tahu bagaimana cara menyampaikan dengan baik dan merasa tidak ada yang mengerti dirinya.

Editors' Pick

3. Bermasalah dengan temperamen

3. Bermasalah temperamen
flickr.com

Anak yang suka marah sambil menyakiti diri sendiri cenderung memiliki temperamen bawaan. 

Beberapa anak memiliki temperamen bawaan anak yang sangat keras. Hal ini bisa terlihat dari mereka bayi. Selain itu, anak yang bermasalah dengan temperamen biasanya berasal dari keluarga dengan toleransi rendah. 

Mereka juga tidak diajarkan bagaimana menyalurkan perasaan emosi, sedih, kecewa, dan senang. Dari sana, ekspresi yang keluar saat anak mengalami beragam emosi biasanya berujung jadi menyakiti diri sendiri. 

Lalu, bagaimana cara menanganinya?

4. Meminimalisir hal yang memancing

4. Meminimalisir hal memancing
Freepik/fwstudio

Jika Mama tahu perihal apa saja yang bisa memancing mereka menyakiti diri sendiri, maka hindari hal tersebut dari anak. 

Misal si Kecil tidak suka jika disuruh berhenti bermain secara tiba-tiba. Maka, Mama bisa memberi pengingat bahwa waktu main mereka akan selesai. 

Saat mereka mengetahui apa yang akan terjadi, anak jadi lebih mengerti dan bisa menerima kenyataan saat harus selesai main. 

Hal ini berlaku untuk segala macam hal yang bisa membuat mereka tantrum dan menyakiti diri sendiri.

5. Peluk sambil bantu mereka mengurai perasaan

5. Peluk sambil bantu mereka mengurai perasaan
happyyouhappyfamily.com

Cara terbaik melindungi mereka dari menyakiti diri sendiri adalah dengan memeluknya. Tubuh orangtua yang lebih besar dari anak mampu menahan tindakan yang bisa menyakiti diri si Kecil. 

Sembari memeluknya, bantu mereka untuk menguraikan apa yang dirasakan. Misal ia merasa kecewa karena tidak mendapat mainan. Mama bisa mengenalkan perasaan kecewa tersebut. 

Dengan begitu, mereka jadi mengenal ragam emosi yang dirasakan dan mengerti harus melakukan apa di kemudian hari. 

Jangan lupa untuk mengatakan Mama menyayanginya apapun yang terjadi. Sehingga anak tetap merasa disayang dan diterima orangtuanya. 

6. Beri penjelasan di lain waktu

6. Beri penjelasan lain waktu
Freepik/Jcomp

Tak ada gunanya jika Mama memberi penjelasan mengenai buruknya menyakiti diri sendiri saat mereka sedang emosi. Yang bisa Mama lakukan adalah menunggu ia menurunkan emosinya dan kembali tenang.

Di lain waktu, saat suasana sedang kondusif, angkat kembali pembicaraan mengenai kebiasaannya yang suka menyakiti diri sendiri. 

Ceritakan ulang kejadian pada waktu itu dan beri alasan kenapa hal itu tidak baik. Tak lupa juga untuk memberi solusi jika hal itu terjadi lagi. 

Jika tidak ada perubahan, tak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter ahli agar bisa ditangani dengan tepat. 

Baca juga: 

The Latest