Anak-anak memiliki kemampuan menakar seberapa banyak makanan yang diperlukan tubuhnya, begitu pun keputusannya memilih mana makanan yang mau dan tidak mau dimakannya. Hal ini cukup menantang, karena bagaimana pun juga Mama harus menyediakan variasi makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Berikut beberapa cara memperkenalkan makanan baru pada si Picky Eater:
Memberikannya kesempatan memilih
Menaruh satu-dua jenis makanan langsung di piring anak mungkin terasa seperti paksaan baginya. Tawarkan berbagai jenis makanan setiap kali makan. Biarkan ia memilih mana yang menarik baginya. Mama mungkin akan kerepotan di awal karena harus menyediakan banyak jenis makanan. Tetapi jangan diambil pusing, Ma. Cukup letakkan saja semua pilihan makanan itu di atas meja.
Setelah ia melihat Mama makan makanan yang disediakan beberapa kali, ia mungkin merasa lebih terbuka untuk mencobanya.
Sediakan dalam porsi kecil
Porsi makan anak usia 3 tahun adalah setengah dari porsi orang dewasa. Untuk makanan tertentu, porsinya hanya seukuran telapak tangan anak. Contohnya: 1/2 cangkir yogurt atau sereal, 2 ons daging sapi, 4 sendok makan sayur dan 1 lembar roti.
Jangan memberikan pilihan menggantung
Pilihan menggantung, seperti, "Apa yang kamu inginkan untuk makan malam nanti?" justru membingungkan bagi anak sehingga akhirnya ia memilih makanan yang familiar saja. Lagi-lagi pizza, lagi-lagi roti, lagi-lagi pasta keju. Ini karena anak belum atau tak tahu bahwa ada makanan-makanan lain yang bisa dipilihnya.
Sebaiknya, tawarkan pilihan "ini atau itu." Misalnya, "Untuk makan malam hari ini, ada sup ayam dan ayam goreng. Mana yang kamu inginkan?" Jika ada makanan baru yang ingin diperkenalkan, kombinasikan dengan pilihan makanan yang sudah familiar baginya.
Anak-anak yang tidak pernah diizinkan membuat keputusan akan makanan yang dikonsumsi untuk dirinya sendiri (seperti memutuskan kapan mereka kenyang), berisiko lebih besar mengalami gangguan makan atau jadi sangat gemuk di kemudian lagi. Terlebih, strategi memaksa anak mencoba makanan baru hanya akan membuatnya jadi lebih keras kepala dan menutup diri mencoba hal-hal baru di masa depan.