Terapi okupasi merupakan jenis perawatan dari tenaga profesional kepada anak -anak ataupun orang dewasa yang mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Latihan-latihan yang diberikan bertujuan meningkatkan kemandirian si Kecil sehingga dapat melakukan berbagai kegiatan tanpa bantuan Mama, Papa, maupun orang lain. Lebih lanjut, anak pun bisa ikut berpartisipasi dan bersosialisasi di masyarakat.
Dikutip RSUD Mardi Waluyo Blitar terdapat tiga jenis okupasi terapi, yaitu sensori integrasi, terapi perilaku (behavior therapy), dan sensory training. Alhasil, terapi okupasi ini bertujuan guna menangani masalah keterampilan si Kecil.
Mulai dari cara merawat diri, kemampuan sensorik (kasar dan halus), kemampuan motorik (kasar dan halus), kemampuan persepsi, kepekaan tubuh terhadap diri sendiri, serta kemampuan visual. Layanan terapi okupasi ini tersedia di rumah sakit maupun klinik.
Umumnya, terapi okupasi diberikan pada anak yang mengalami masalah tumbuh kembang, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), autisme atau autism spectrum disorder (ASD), down syndrome, gangguan kognitif dan gangguan belajar.
Popmama.com akan mengulas ragam terapi okupasi anak. Simak penjelasannya di bawah ini, ya!
