Autisme merupakan kondisi perkembangan kompleks yang memengaruhi cara orang dalam berinteraksi, berkomunikasi, belajar, dan berperilaku. Mereka dengan autisme memiliki perbedaan dalam fungsi otak yang dapat memengaruhi perilaku dan interaksi sosial mereka.
Dilansir WebMD, autisme muncul sebelum usia 3 tahun dan berlanjut sepanjang hidup seseorang. Tentunya, memiliki anak dengan autisme bukanlah hal yang mudah. Orangtua pun perlu berusaha dan memberikan perhatian khusus kepada anaknya.
Saat ini, sudah ada banyak orang tua yang mengikutkan anaknya pada berbagai jenis terapi. Dari banyaknya jenis terapi, salah satu yang juga tak sedikit dilakukan orangtua kepada anaknya yang memiliki autisme adalah terapi bedong.
Terapi bedong ternyata memiliki beberapa manfaat untuk anak autisme. Lebih jelasnya, kali ini Popmama.com sudah merangkumkan manfaat terapi bedong untuk anak autisme secara detail.
Yuk, disimak!
Terapi Bedong untuk Anak Autisme: Pengertian dan Manfaatnya
Apa Itu Terapi Bedong untuk Anak Autisme?
Freepik/prostooleh
Selama ini, mungkin tidak banyak orang tahu metode terapi bedong untuk anak autisme. Terapi tersebut memang benar adanya. Namun, terapi yang satu ini memiliki nama deep pressure therapy atau dalam bahasa Indonesia bernama terapi tekanan dalam.
Dilansir Autism Parenting Magazine, American Journal of Occupational Therapy mendefinisikan tekanan dalam sebagai sensasi yang dialami saat dipeluk, diremas, dibelai, atau dipegang.
Nah, terapi ini memberikan tekanan dalam pada tubuh menggunakan selimut berbobot, rompi atau pakaian kompresi seperti selayaknya dibedong.
Editors' Pick
Terapi Tekanan Dalam Dipelopori Temple Grandin, Bahkan Ada Alatnya Tersendiri
Freepik/Kireyonok_Yuliya
Salah satu pelopor terapi ini adalah Dr Temple Grandin. Dia diketahui memiliki pengalaman pribadi dengan masalah pemrosesan sensorik. Saat masih kecil, dia terlalu sensitif pada sentuhan dan suara.
Walau sudah ada gejala sejak dini, Grandin baru menerima diagnosis autisme secara resmi saat usianya sudah 40-an tahun. Dia kemudian mengembangkan alat atau perangkat tekanan dalam untuk mengatasi kepekaannya yang berlebihan terhadap sentuhan.
Dia sendiri mendapatkan ide itu saat mengamati ternak di peternakan milik seorang kerabat. Hewan-hewan itu keluar melalui saluran dan terlihat lebih tenang.
Efek positif dari tekanan sentuhan pada hewan itulah menginspirasi Grandin, sehingga dia menyempurnakan alat bernama Grandin Hug Machine.
Penelitian Grandin dan lainnya menghasilkan studi yang mengonfirmasi apa yang telah diketahui orangtua dari pengamatan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus mereka di mana sentuhan tekanan yang dalam dapat menenangkan anak yang sedang terangsang.
Terapi tekanan inilah dapat menurunkan tingkat kecemasan anak autis yang mungkin diakibatkan oleh ketidakmampuan anak untuk memproses sensasi dari tubuh dan lingkungannya dengan tepat.
Bagaimana Cara Kerja Terapi Bedong untuk Anak Autisme?
Freepik
Seperti yang tadi sudah disebutkan di atas, terapi tekanan dalam memberikan tekanan melalui pelukan yang kuat dari selimut rompi atau pakaian kompresi seperti sedang dibedong.
Tekanan inilah dapat memberikan efek menenangkan yang berpotensi mengurangi stres dan kecemasan pada seorang individu autisme.
Selain itu, sentuhan tekanan dalam dapat memberikan masukan bagi sistem sensori proprioseptif, sehingga hasilnya dapat menenangkan sistem saraf pusat yang membantu pemrosesan informasi sensorik.
Apa Manfaat Terapi Bedong untuk Anak Autisme?
Freepik
Terapi bedong turut memberikan manfaat kepada anak dengan autisme. Kabarnya, sudah ada sebagian besar orangtua bersaksi tentang pengurangan ketegangan dan kecemasan yang siginifikan setelah melakukan terapi ini.
Terapi tekanan dalam juga dapat berdampak pada sistem saraf otonom (ANS). Sistem ini mengatur proses tubuh dan terdiri dari sistem saraf simpatik (SNS) dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik mengambil alih kendali ketika seseorang menghadapi situasi menegangkan. Tubuh manusia bergantung pada sistem alarm alami ini. Namun, bila sistem ini terlalu lama bekerja pada tubuh, maka perasaan cemas dan mudah tersinggung dapat muncul.
Di sisi lain, sistem saraf parasimpatis memiliki fungsi berlawanan, yaitu memperlambat detak jantung dan mengendurkan otot.
Idealnya, kedua sistem itu harus bekerja secara harmonis di dalam tubuh kita. Akan tetapi, seseorang dengan gangguan pemrosesan sensorik sering mengalami ketidakseimbangan. Untuk itulah terapi tekanan dalam dapat membantu mengaturnya.
Terapi ini juga dapat membantu produksi neurotransmitter yang membuat perasaan senang seperti dopamin dan serotonin yang disebut juga sebagai hormon bahagia.
Anak-anak memang bisa mendapatkan manfaat dari terapi ini, tetapi dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, terapi tekanan jelas harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap anak untuk memastikan pengobatannya bermanfaat.
Kesimpulan
Freepik/wirestock
Terapi bedong atau yang juga dikenal terapi tekanan dalam memang memiliki manfaat bagi anak penyandang autisme. Jika Mama ingin melakukan terapi ini, maka perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada terapis atau dokter terkait.
Anak juga membutuhkan waktu untuk menikmati sensasi dari terapi ini. Namun, bila anak terus-menerus menunjukkan reaksi negatif ketika menjalani terapi, maka Mama tidak boleh melanjutkan terapi tanpa adanya konsultasi dengan terapis.
Selain itu, terapi tekanan ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik anak agar mereka bisa merasakan manfaatnya dari terapi yang mereka lakukan.
Penting pula bagi Mama untuk tidak pernah memaksakan anak ikut terapi ini. Bila anak memiliki gangguan pemrosesan sensorik yang menyebabkan peningkatan kepekaan sentuhan, kegiatan terapi ini mungkin tidak cocok.
Itulah rangkuman penjelasan lengkap yang perlu Mama ketahui tentang terapi bedong. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.