Kumpulan Kasus Anak Masuk ke Dalam Mesin Cuci, Orangtua Perlu Waspada!

Belum lama ini, beredar sebuah video yang memperlihatkan bagaimana seorang papa tengah asyik bermain video game, dan sengaja membiarkan anaknya untuk masuk ke dalam mesin cuci.

Meski mesin cuci tersebut dalam keadaan mati, namun hal seperti ini harus menjadi perhatian seluruh para orangtua. Pasalnya, jika sang papa lengah sedikit saja, sang anak bisa jadi mencoba memutar bagian mesin cuci untuk dinyalakan.

Mengetahui sang anak dimasukkan ke dalam mesin cuci ketika suaminya bermain game online, Mama dari balita tersebut pun langsung memarahi suaminya karena tega membiarkan anak mereka dimasukkan ke dalam mesin cuci demi bermain game.

Video yang diunggah di akun Instagram @dagelan itu pun langsung mendapat banyak perhatian netizen. Tak sedikit dari mereka yang dibuat marah dengan sikap Papa dari balita tersebut.

Pada tahun 2021 lalu, seorang balita di Selandia Baru juga ditemukan tewas di dalam tabung mesin cuci yang sedang dihidupkan. Kejadian mengerikan ini terjadi sekitar bulan Februari 2021 di Christchurch, Selandia Baru.

Dalam sebuah pemberitaan, anak kecil yang ditemukan tewas dalam mesin cuci itu diduga memanjat masuk ke dalam mesin cuci sehingga terjebak di dalamnya.

Sebelum dinyatakan tewas, sang anak diketahui sempat dilarikan ke rumah sakit karena luka yang dialaminya akibat benturan di dalam mesin cuci. Namun sayangnya, nyawa sang anak tak berhasil diselamatkan.

Kejadian ini memberikan peringatan bagi banyak orangtua agar selalu waspada untuk tidak meninggalkan anak sendirian. Terlebih ketika anak berada di area mesin cuci yang sedang menyala, mereka bisa saja dibuat penasaran dan berakhir terjebak di dalamnya.

Kejadian serupa juga terjadi pada seorang balita berusia 3 tahun di Orlando, Amerika Serikat. Di tahun 2019 silam, sang anak yang tidak disebutkan identitasnya diketahui tewas akibat terkunci dalam mesin cuci.

Dalam sebuah pemberitaan, anak tersebut diketahui tengah bermain dengan saudara kandungnya dan terperangkap di dalam mesin cuci hingga kekurangan oksigen. Kondisi tersebut kemudian membuat sang balita akhirnya tewas karena tidak adanya udara di dalam mesin cuci.

Karena rasa penasaran anak-anak, kejadian seperti ini memang kerap kali terjadi oleh anak-anak. Para ahli menyebutkan bahwa zaman dahulu, mesin cuci umumnya hanya berwarna putih dan tidak menarik perhatian anak-anak.

Namun, saat ini mesin cuci dibuat dengan warna semenarik mungkin dengan fitur tombol menyala yang menarik perhatian anak. Inilah yang kemudian semakin membuat anak-anak penasaran untuk mendekat.

Hal seperti ini jugalah yang harus menjadi perhatian orangtua saat ini. Pasalnya, jika orangtua lengah sedikit saja, kejadian serupa bisa saja terjadi pada anak di rumah. Diharapkan orangtua untuk selalu memastikan mesin cuci berada ruangan tertutup, sehingga tidak dapat dijangkau oleh anak kecil.  

Kasus lainnya yang menewaskan seorang balita di dalam mesin cuci terjadi di Brasil pad atahun 2017 silam. Balita yang diketahui berusia 2 tahun itu ditemukan tewas di dalam sebuah mesin cuci yang sedang menyala.

Sebelumnya, sang anak dilaporkan hilang oleh sang mama. Setelah melakukan pencarian yang dibantu pihak kepolisian, korban akhirnya ditemukan terperangkap di dalam mesin cuci bersama dengan pakaian dan buih-buih sabun.

Terjebak dan membuatnya tenggelam di dalam mesin cuci, sang anak pun dinyatakan tak selamat dan tewas di tempat. Berdasarkan penyelidikan polisi, korban diduga memanjat kursi yang berada di sebelah mesin cuci.

Meski mesin cuci dalam keadaan tertutup, korban diduga penasaran sehingga membuka tutup mesin untuk bermain air di sana. Namun naas, ia justru terjatuh dan mengakibatkannya lemas hingga tewas.

Sebuah video viral di TikTok memperlihatkan bagaimana seorang papa tengah mengajak bercanda putra kecilnya di dekat mesin cuci. Dalam video tersebut, sang papa diduga bercanda untuk memasukkan anaknya ke dalam mesin cuci.

Ketika sang mama tengah lengah, Papa dari balita tersebut nampak memasukkan anaknya ke dalam mesin dan menutup pintu mesin cuci tersebut.

Tak berselang lama, rupanya mesin cuci tersebut langsung menyala secara otomatis dan membuat anaknya ikut terputar di dalam mesin. Melihat hal itu, orangtua korban pun panik dan langsung berusaha mengeluarkan anaknya dari dalam mesin.

Sang Papa yang melihat kejadian tersebut langsung histeris karena merasa bersalah dengan bercandaan yang ia lakukan kepada anaknya. Kejadian ini kembali menjadi peringatan bagi para orangtua untuk selalu berhati-hati apa pun bercandaan yang dilakukan.

Tidak semua bercandaan yang dilakukan itu aman untuk anak. Jangan sampai hal ini justru menjadi boomerang bagi dan mencelakai anak sendiri. 

Dari beberapa kasus anak yang masuk ke dalam mesin cuci di atas, ini menjadi peringatan bagi semua orangtua agar tetap berhati-hati saat meninggalkan anak sendiri, atau pun saat berniat bercanda dengan anak.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan Mama dan Papa demi menjaga keselamatan anak, antara lain:

1. Jika sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian, memasak, menyetrika, atau bersih-bersih rumah, sebaiknya tetap fokus dan tidak mengalihkan perhatian pada hal lain yang bisa membahayakan. Seperti setop bermain game, atau membiarkan anak bermain hal-hal yang membahayakan.
2. Waspada dengan lingkungan sekitar, agar tidak merusak apapun.
3. Perhatikan anak agar tidak bermain dengan barang-barang yang membahayakan. Seperti mesin cuci yang sedang menyala, sebaiknya hindari mencuci di dekat anak agar mereka tidak tertarik untuk mendekat.
4. Meski fokus saat menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, Mama dan Papa juga tetap perlu memastikan anak dalam keadaan aman terlebih dahulu. Pastikan posisi anak aman dan nyaman, makan tetap pada waktunya, dan tidak ada hal berbahaya di sekitar anak.
5. Tidak bercanda berlebihan. Mengajak anak untuk bercanda itu tak ada salahnya kok, Ma. Hanya saja perlu diperhatikan agar keamanan dan keselamatan anak tetap yang utama.

Itulah beberapa informasi kasus anak masuk ke dalam mesin cuci. Jadi peringatan bagi seluruh orangtua, diharapkan kejadian serupa tak terulang pada si Kecil ya, Ma, Pa.