5 Tips Menjawab Pertanyaan yang Sering Diajukan Anak

Penuh penasaran, inilah tips merespon pertanyaan yang sering anak ajukan

20 Juni 2022

5 Tips Menjawab Pertanyaan Sering Diajukan Anak
Freepik/magiclantern13

Di usia balita, anak-anak biasanya memiliki rasa penasaran yang tinggi akan banyak hal. Tak jarang ini membuat si Kecil kerap mengajukan berbagai pertanyaan berbeda setiap harinya.

Meski kadang kali membuat Mama atau Papa merasa lelah menjawab pertanyaannya, namun perlu dipahami bahwa ini adalah cara anak untuk mengeksplor banyak hal baru di sekitarnya, Ma.

Agar tak salah menjawab, orangtua perlu lebih berhati-hati saat menjawab pertanyaan yang kerap diajukan anak.

Untuk itu, berikut Popmama.com rangkum beberapa hal yang perlu diperhatikan ya Ma. Inilah tips menjawab pertanyaan anak.

1. Gunakan kalimat yang mudah anak pahami

1. Gunakan kalimat mudah anak pahami
Freepik/Jcomp

Dipenuhi rasa penasaran, anak-anak biasanya akan banyak menanyakan berbagai macam hal pada orangtuanya. Meski begitu, bukan berarti mereka mudah memahami segala bentuk kalimat atau kata yang dijelaskan, Ma.

Itulah mengapa cara menjawab pertanyaan anak adalah dengan menggunakan kalimat sederhana yang mudah untuk mereka pahami. Pastikan Mama dan Papa tidak memilih kalimat atau kata yang terlalu sulit, ya.

Editors' Pick

2. Mengambil jeda untuk menjawabnya

2. Mengambil jeda menjawabnya
Freepik/Yaoinlove

Sebelum menjawab pertanyaan anak, pastikan Mama dan Papa mengambil jeda beberapa saat untuk menjawabnya. Pertimbangkan lebih dulu apakah jawaban atas pertanyaan anak sudah cukup sesuai dan mudah mereka pahami atau belum.

Maksud dari mengambil jeda adalah agar orangtua bisa berpikir lebih dulu untuk menjawab pertanyaan anak dengan tepat. Sehingga anak pun mendapatkan pemahaman atas pertanyaannya dengan baik.

3. Berikan contoh agar lebih dipahami

3. Berikan contoh agar lebih dipahami
Freepik

Meneruskan tips sebelumnya, anak yang diberikan jawaban melalui perkataan saja bisa jadi tidak langsung memahaminya, Ma. Untuk itu, orangtua sebaiknya memberikan contoh analogi yang sekiranya mudah untuk anak pahami.

Dari analogi tersebut, nantinya anak lebih mudah membayangkan jawaban tersebut. Sehingga rasa penasaran anak yang diajukan pada Mama atau Papanya pun bisa terjawab.

Misalnya saat anak bertanya mengapa kita harus memberi makan hewan, maka cobalah untuk mencontohkan pada kehidupan sehari-hari anak. Seperti menjelaskan sebagai berikut:

"Kucing yang adek pelihara kan juga makhluk hidup seperti kita, mereka juga butuh makan buat bertahan hidup. Coba, kalau adek nggak dikasih makan nanti gimana hidupnya? Begitu juga dengan kucing itu."

4. Ciptakan diskusi dua arah

4. Ciptakan diskusi dua arah
Pexels/Helena Lopes

Di usia tumbuh kembangnya yang sedang dipenuhi rasa penasaran tinggi, orangtua perlu mengambil kesempatan untuk memaksimalkan tumbuh kembang yang lebih baik.

Tak sekadar bertanya dan menjawab, Mama dan Papa harus bisa menciptakan diskusi dua arah pada mereka. Dengan begitu, nantinya komunikasi dengan si Kecil pun dapat berjalan dengan baik.

Selain menjawab rasa penasaran anak, melalui kegiatan bertanya ini juga dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan komunikasi mereka. Sehingga bisa terjadi dengan lebih maksimal.

5. Tahan emosi Mama dan Papa

5. Tahan emosi Mama Papa
Pexels/Andrea Piacquadio

DIpenuhi dengan rasa penasaran tinggi, tentu akan ada pertanyaan setiap harinya yang anak ajukan. Kadang kala, orangtua yang sudah terlalu lelah bisa saja emosi dan meluapkannya pada anak.

Alih-alih menjawab pertanyaan anak, justru orangtua berakhir memarahi anaknya. Ini hal yang seharusnya kita hindari, Ma, Pa. Cobalah untuk menahan emosi ketika anak terus mengajukan pertanyaan.

Jika orangtua marah, ini justru bisa menghentikan rasa penasarannya dan membuat anak enggan bertanya lagi pada orangtuanya. Alhasil, komunikasi dengan anak pun menjadi terbatas dan bisa membuat anak menjadi pribadi yang tertutup.

Sebagai orangtua, tentu ini sudah menjadi tanggung jawab kita terhadap mereka. Sehingga, diharapkan orangtua bisa lebih memahami posisi anak yang sedang dalam proses tumbuh kembangnya.

Lagi pula, fase seperti ini tak akan bertahan lama kok, Ma. Jika anak sudah lebih besar dan mulai mengurangi komunikasi dengan orangtuanya, nantinya Mama dan Papa justru akan merindukan segala celotehan yang dulu anak ajukan.

Tetap semangat dan terus dukung tumbuh kembang si Kecil agar lebih maksimal, ya!

Baca juga:

The Latest