5 Cara Membangun Sikap Optimis dan Percaya Diri pada Anak Sejak Dini

Pastinya harus dimulai dari orangtuanya yang juga ya

25 Desember 2019

5 Cara Membangun Sikap Optimis Percaya Diri Anak Sejak Dini
Pexels/samer daboul

Saat anak mulai tumbuh, orangtua menitipkan banyak harapan padanya. Termasuk menginginkan sang Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang optimis.

Sifat ini bisa orangtua tumbuhkan sejak dini agar ia menjadikan rasa optimis menjadi kebiasaan yang baik.

Dilansir dari parents.com, berikut ini beberapa cara untuk menumbuhkan anak yang optimis dan membuuat anak bisa melihat hidupnya lebih positif.

1. Cobalah berhenti mengeluh di depan anak-anak

1. Cobalah berhenti mengeluh depan anak-anak
Pexels/Josh Willink

Untuk memiliki anak yang optimis, Mama dan Papa disarankan untuk memiliki sifat tersebut juga. Jadi, cobalah untuk berhenti mengeluh dengan permasalahan yang ada.

Biasanya, hal yang mebuat mengeluh adalah permasalahan keuangan atau tugas yang berat di tempat kerja.

Ketika menghadapi permasalah ini, kamu akan mengeluh dan mungkin saja anak-anak melihat kebiasaan ini lalu melakukan hal yang sama ketika mereka menghadapi permasalahan kecil.

Sebagai manusia, tak ada salahnya kecewa dengan apa yang tak sesuai keinginan, namun baiknya jangan lakukan hal ini di depan anak-anak ya.

Editors' Pick

2. Buat anak punya harapan yang tinggi

2. Buat anak pu harapan tinggi
Pexels

Orangtua di Amerika bernama Priscilla Baker melakukan ini pada putranya bahkan sebelum putranya mulai sekolah di taman kanak-kanak.

Caranya, nggak ribet lho Ma. Ia hanya memposting daftar tugas di kamar anak-anaknya untuk mengingatkan anaknya tidur tepat waktu, menyikat gigi sebelum tidur, dan merapikan kamar. “Anak-anak tidak diizinkan turun buat sarapan kalau mereka tidak melakukan tugas tersebut,” katanya.

Saat anak-anak melakukan tugas tersebut, ia merasa tugasnya lebih ringan, Baker juga dengan cepat menyadari bahwa dengan melakukan rutinitas ini, anak-anak bisa mendapatkan banyak manfaat.

"Mereka turun dengan gembira dan berkata, Ma, saya membuat tempat tidur saya sangat baik. Ayo periksa. 'Mereka merasa sangat bangga dengan apa yang mereka lakukan," katanya.

Awalnya, anak-anak tidak akan mengembangkan sikap optimis, kecuali mereka memiliki kesempatan untuk membuktikan nilai mereka kepada orangtuanya. ”Mempercayakan anak-anak untuk menyelesaikan tugas yang membuat mereka merasa mampu,” kata Tamar Chansky, Ph.D., seorang psikolog anak dan penulis buku Freeing Your From From Negative Thinking.

Tugas yang diberikan harus sesuai usia, karena intinya memberikan tugas adalah agar anak-anak berhasil.

Seorang anak berusia 2 tahun dapat mengambil mainannya, anak berusia 3 tahun dapat menaruh pakaian kotor di keranjang, anak berusia 4 tahun dapat membawa piring ke wastafel, anak berusia 5 tahun dapat mengosongkan keranjang sampah, dan anak berusia 6 tahun dapat memilah cucian. Tak perlu terlalu berat, tugas dan imbalan yang sederhana mampu menumbuhkan sikap optimis pada anak.

3. Kenalkan anak dengan perasaan pilu sejak kecil

3. Kenalkan anak perasaan pilu sejak kecil
Freepik/Prostooleh

Setiap orangtua menginginkan anaknya tak mengalai perasaan sedih atau kecewa. Namun, baiknya Mama perlu mengenalkan rasa sedih, kecewa, dan pilu sejak anak kecil.

Dengan mengenalkan berbagai perasaan ini, agar ia mengerti bahwa hidup nggak selamanya sesuai dengan keinginannya. Perasaan ini akan mendorong anak untuk bersikap. Pilihannya ada dua, apakah setelah anak mengalami berbagai peristiwa yang menjengkelkan, apakah mereka pesimis atau optimis.

Jika Mama ingin anak tumbuh menjadi optimis, maka biarkan mereka mencoba banyak hal-hal baru.

Selama masih aman, biarkan mereka melakukan eksplorasi pada setiap kegiatannya. Saat mereka berhasil dan merasa bahagia dengan apa yang mereka lakukan, ia akan membiasakan dirinya bersikap menjadi anak yang optimis. Mama pastinya mau dong mendengar anak mama berkata, “Ma, aku berhasil melakukannya.”

4. Tunggu sebelum bereaksi

4. Tunggu sebelum bereaksi
pixabay.com/Candice_Rose

Cara lainnya agar anak bisa tumbuh optimis adalah dengan cara membiarkan anak mencoba menyelesaikan berbagai hal tanpa bantuan Mama ternyata dapat meningkatkan keberhasilan anak dan juga dapat membuatnya lebih optimis dengan apa yang ia lakukan di masa depan.

Contohnya, saat anak dijahili oleh temannya di sekolah, orangtua mana yang tak langsung marah dan ingin menelepon orangtua temannya. Namun, cobalah untuk tak bereaksi dan biarkan anak membela dirinya sendiri.

Dengan membiarkan si Kecil menyelesaikan permasalahannya sendiri, ia tidak akan merasa selalu tergantung dengan orang lain, ia percaya bahwa masalah bisa ia selesaikan dengan kemampuannya sendiri.

5. Beri semangat ketika ia merasa nggak percaya diri

5. Beri semangat ketika ia merasa nggak percaya diri
Freepik

Saat anak mulai sekolah di taman kanak-kanak, ia yang mulai membanding-bandingkan karyanya dengan temannya. Mungkin saja, ketika melihat karya orang lain lebih bagus, ia akan merasa putus asa.

Melihat anak yang mulai merasa tidak percaya diri, Mama dapat mencoba untuk mengubah perspektif anak mama dengan membingkai ulang pikirannya lebih positif.

Bantu dia tetap berharap dengan menyebutkan keterampilan lain yang ia kuasai, Mama bisa berkata "Ingat, kapan kamu tidak bisa membaca dan berapa banyak waktu untuk belajar membaca, tapi akhirnya kamu sekarang jadi bisa membaca kan. Sama halnya dengan menggambar, kamu hanya perlu waktu buat bisa menggambar sebagus teman kamu.”

Itulah lima cara yang bisa Mama lakukan untuk mengajarkan anak agar bisa tumbuh lebih optimis.

Memang tak mudah, namun jika dibiasakan untuk berpikur lebih positif, mudah bersyukur, dan tidak dibiasakan untuk manja dengan keadaan yang hanya baik saja, niscaya si Kecil bisa membiasakan dirinya hidup lebih optimis.

Tapi ingat, terapkan sikap optimis ini pada diri Mama, Papa, dan anggota keluarga lainnya, agar si Kecil bisa tumbuh bedasarkan apa yang ia panut dalam keluarganya.

Baca juga: 

The Latest