Peran pertama yang harus orangtua lakukan adalah membangun hubungan yang responsif.
Pertama, Responsif ke si Kecil pertanda orangtua peka apa saja yang jadi kebutuhan dan minat si Kecil.
Misalnya, anak usia dua tahun terlihat sangat aktif tidak bisa diam. Bisa jadi minatnya ternyata bergerak.
Sebagai orangtua, Mama dan Papa dapat memfasilitas dengan membuat perosotan, arena memanjat, dan melompat.
Kedua, responsif yang dengan mendengarkan pendapat si Kecil.
Mama dan Papa jangan buru-buru memotong omongan anak. Lebih baik, perhatikan ceritanya, tatap matanya. Hal tersebut membuat anak akan merasa didengar dan dihargai. Jika sudah selesai bercerita, baru Mama dan Papa dapat memberi tanggapan.
Ketiga, responsif menghargai kemampuan si Kecil.
Beri apresiasi setiap ada hal baru yang bisa dikerjakan oleh si Kecil, sekecil apapun itu.
"Wah hebat sekali anak mama makannya habis tiada tersisa. Mama senang masakan Mama dihabiskan."
"Hebatnya anak mama sudah bisa menggunakan pakaian sendiri."
Walaupun hal tersebut terlihat sepele, jika Mama dan Papa responsif maka hal tersebut baik untuk stimulasi saraf-saraf di otaknya.
"Sambungan sel tersebut sebagai pondasi. Ibarat kita membangun rumah, ini tuh menjadi pondasinya untuk nantinya mereka bertumbuh untuk belajar seperti calistung (baca, tulis, hitung), bersosialisasi, belajar mitorik kasar dan motorik halus, semua itu pondasinya hubungan yang kuat antara Mama dan Papa," jelas Pritta.