Jika usia anak sudah memasuki fase belajar seperti yang disebutkan di atas dan ia juga sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan, potty training pun bisa dimulai, Ma.
Ingat, ya. Ini tidak cuma fase belajar untuk anak, tetapi juga untuk orang tua. Jadi, Mama juga perlu menyiapkan mental dan kesabaran dalam melatih anak. Hindari terburu-buru dan berharap anak bisa cepat belajar, karena kemampuan setiap anak berbeda-beda.
Bagaimana cara tepat memulai potty training menurut dr Ajeng?
- Perkenalkan dengan toilet dan fungsinya
Langkah awal untuk mengajarkan potty training salah satunya yakni mengenalkan apa itu toilet dan seperti apa fungsinya, Ma. Misalnya jika Mama memiliki anak perempuan, Mama bisa juga sekaligus memberikan contoh cara menggunakan toilet. Pun demikian Papa juga bisa mengajarkan anak laki-lakinya.
- Gunakan bahasa yang mudah dimengerti
Ketika anak sudah paham apa fungsi toilet, perkenalkan dengan kata pengganti istilah 'buang air kecil' yang lebih mudah diingat oleh anak. Misalnya seperti pipis atau kencing. Apapun bisa dipilih, selama Mama dan Papa konsisten menggunakannya. Jadi, anak paham bahwa saat ada keinginan untuk buang air kecil, ia bisa mengatakan 'pipis' atau 'kencing' pada Mama agar bisa dibantu ke toilet.
- Jika perlu siapkan seat ring
Untuk membantu mempermudah proses buang air besar di kloset duduk, Mama bisa menggunakan seat ring khusus anak-anak. Biasanya produk seat ring yang dijual memiliki banyak motif kartun kesukaan anak dan juga berwarna-warni. Wah, si Kecil pasti akan makin semangat latihan, ya!
- Ajarkan cara membuka celana saat hendak ke toilet
Supaya anak sekaligus bisa belajar mandiri untuk buang air kecil sendiri, ajarkan juga cara membuka celana sendiri secara bertahap. Dalam proses potty training, ada baiknya Mama memakaikan anak celana yang berbahan katun dan mudah dibuka. Hindari memakaikan celana jeans karena umumnya lebih sulit dibuka.
Selain beberapa cara tersebut, hal lain yang tak boleh luput Mama siapkan saat memulai potty training menurut dr Ajeng adalah waktu. Ini berarti pada awal-awal masa potty training, sebisa mungkin berikan waktu Mama untuk anak, ya.
"Penting untuk orang tua tetap sabar dan memberikan waktu saat mengajarkan anak. Jangan lupa juga memberi pujian jika anak berhasil tidak ngompol. Konsisten untuk tidak memakaikan popok sekali pakai dan tidak terburu-buru juga penting," pesan dr Ajeng.
Tetap sabar dan hindari juga pemberian hukuman saat potty training ya, Ma. Ini dikhawatirkan justru bisa membuat anak takut dan sulit lulus potty training karena cemas.