Nggak bisa dipungkiri jika kualitas tidur anak kurang, bisa berpengaruh pada banyak hal. Mulai dari pola makannya, fokusnya bahkan hingga ke daya tahan tubuh. Hal itu bisa dibilang fakta nggak sih Ma? Apalagi jika konsultasi ke dokter saat si Kecil sakit. Bisa jadi karena kualitas tidurnya yang kurang baik.
Hal Ini juga disetujui oleh Content Creator, Natasha Surya. Itu sebabnya ia punya beberapa rutinitas sebelum tidur untuk anaknya, agar kualitas tidurnya terjaga setiap harinya. Mulai dari kebiasaan ke kamar mandi terlebih dahulu, membaca buku dan meredupkan cahaya ruangan.
Tapi yang utama dan nggak kalah penting di masa kini dalam menjaga kualitas tidur anak adalah menggunakan air purifier untuk menjaga kualitas udara di kamar. "Jaman sekarang, menurut saya memang perlu banget ada yang namanya air purifier di rumah. Karena kebetulan keadaan kualitas udara kita itu udah buruk banget," ujar ibu dua anak itu.
Ia pun menambahkan jika ia juga menggunakan air purifier di rumahnya sebagai perlindungan ekstra untuk keluarganya, meski terkadang anak juga masih bisa terkena penyakit saat beraktivitas di luar rumah, misal saat sedang sekolah dan bertemu banyak orang.
"Bukan air purifier tidak bekerja ya, kita pakai kan dengan tujuan meminimalisir dan memaksimalkan menjaga kualitas udara di dalam kamar. Tapi so far, pakai air purifier itu membantu menjaga kualitas tidurnya nggak gampang kebangun," jelas Natasha.
Ia pun menambahkan pentingnya menjaga kualitas udara dan suhu di dalam kamar agar kualitas tidur sang anak tidak terganggu. Apakah Mama juga sama dengan Mama Natasha?
Sementara itu, dr. Melia membagikan info seputar dampak dari kualitas tidur yang kurang pada anak. Faktanya, ada banyak dampak yang bisa terjadi pada anak dengan kualitas tidur yang kurang. "Dampaknya macam-macam ya, dari fisik. Kalau dia tidurnya kurang, ia bisa bangun dalam kondisi fisik yang kurang oke ya. Untuk orang dewasa, kurang tidur bisa berefek meriang, nah itu sama dengan anak-anak. Tapi kalau anak-anak kan biasanya belum bisa ngasih tahu kalau badannya meriang kan. Pokoknya tiba-tiba rewel aja anaknya," jelas dr. Melia.
"Anak jadi cranky, rewel, emosinya terganggu. Dan juga GTM. Ada juga karena kurang tidur, saat makan pagi anak jadi ketiduran di kursi makan. Kalau begitu yang pertama saya tanyakan, bagaimana tidurnya, gimana pengaturan tidurnya, sampai tidur malamnya jam berapa," jelasnya. dr. Melia juga mengatakan bahwa penting sekali mengetahui kebutuhan tidur anak, mulai dari tidur siang berapa jam sampai tidur malamnya juga berapa jam.
Lalu benarkah kualitas tidur anak bisa berdampak pada imunitas tubuhnya? Hal ini pun dijawab secara jelas oleh dr. Melia dalam kesempatan tersebut. "Tentu yang utama adalah nutrisi, seperti ASI dan MPASI. Yang kedua memang aktivitas fisik yang cukup. Untuk anak usia 2 tahun, itu harus ada aktivitas olahraganya sekitar 40 menit, entah jalan pagi atau jogging. Nah yang ketiga adalah tidur yang cukup baik secara kualitas maupun kuantitas," jelas dr. Melia.
dr. Melia menjelaskan bahwa saat proses deep sleep anak, sel-sel imun itu diproduksi. "Jadi, sangat relate banget ke sistem daya tahan tubuh anak. Kalau anak sedang sakit, tidur yang cukup, itu sangat akan mempercepat penyembuhannya," tambah dr. Melia.
Wah, jadi sepenting itu ya menjaga kualitas tidur anak, supaya daya tahan tubuhnya baik. Jadi PR yang utama, gimana cara bikin anak tidur nyaman di kamar?