Eksklusif: Tips Intan Aletrino Mendidik Anak yang Lahir sebagai Generasi Alpha

Kesan geek kerap disematkan kepada orang yang terlalu dalam terpaku dengan teknologi. Padahal jika diseimbangkan dengan baik, kita bisa mengambil manfaat dari kemajuan teknologi ini terutama untuk anak kita kelak.

Intan sendiri menuturkan tak mau terlalu mengekang anak. Apalagi ketika ia sudah cukup umur untuk dikenalkan pada fase-fase tertentu di teknologi yang ada. 

Terpenting baginya adalah keseimbangan. Sebagai orangtua kini ia mengatur screen time Izra dan waktu bermainnya. Upaya ini adalah salah satu hal dasar yang dilakukan Intan agar Izra melatih kemampuan bersosialnya secara baik meski hanya di sekitar rumah saja.

"Saya tidak terlalu mengekang, karena pada akhirnya dia juga harus paham kelak. Hanya kalau sekarang pasti harus diawasi oleh kita sebagai orangtua. Kalau dilihat sudah beda sekali, di umur Izra sekecil sekarang dia sudah native technology. Minimal dia sudah tau remote untuk apa, dia juga sudah tahu fungsi telepon, dia bisa angkat ponsel langsung bilang 'halo?'. Hal-hal itu sudah dia tahu sejak kecil," tuturnya.

Sebagai orangtua kita juga setiap hari berhubungan dengan teknologi untuk beraktivitas. Tak mungkin anak tidak melihat kebiasaan ini, dari sana saja si Kecil sudah bisa melihat bahwa tingkat keterpaparan teknologi di generasi ini sudah sangat terlihat jelas. Bahkan dalam bentuk kecil seperti tadi.

"Sudah juga untuk kita tidak menunjukkan ponsel sama sekali kan? Karena aktivitas kita juga di sana. Saya tetap perkenalkan, tetapi harus balance. Kita harus membentuk kemampuan sosial dia juga. Jangan sampai diajak ngobrol dengan orangtuanya susah karena terlalu ke gadget terus," jelas Intan.

Sudah terpapar teknologi sejak bayi, tentunya membuat pengetahuan anak dan tingkat informasi soal teknologi itu bisa lebih cepat diserap oleh si Kecil. Intan berpandangan kalau Izra kelak harus melek teknologi.

"Kalau tidak nanti Izra akan ketinggalan. tetapi juga jiwa sosialnya dilatih dari kecil," lanjutnya.

Soal waktu khusus antara dirinya dan Izra tidak melibatkan teknologi adalah saat bermain bersama. UNICEF sendiri memang mendorong orangtua setidaknya meluangkan waktu 30 menit sehari fokus menemani anak bermain. 

Sebab bermain ini menjadi waktu yang penting untuk anak bereskplorasi. Banyak studi menunjukkan dengan bermain bersama anak banyak aspek yang terasah. Di mana bermain adalah cara yg paling efektif mengoptimalkan perkembangan anak.

"Kalau sudah tidak ada kepentingan, dan waktu khusus main dengan Izra saya tidak pegang ponsel sama sekali. Karena ponsel juga menjadi distraksi dia waktu main. Tantangan kita sebagai orangtua harus mengontrol penggunaan gadget di depan mereka. Kalau sudah waktunya main ya jangan diganggu gugat. Fokus main saja, jangan pegang ponsel atau hal-hal lain. Anak kecil mungkin masih tidak mengerti tapi dia sudah memerhatikan," ujar Intan Aletrino.

Saat ini Intan juga menggunakan jasa pengasuh anak atau baby sitter untuk membantunya. Ketika ditanya soal cara kompak soal aturan gadget ini, Intan mengaku memang mencari pengasuh yang sesuai kriterianya.

"Tentunya sesuai dengan kriteria yang saya butuhkan. Jadi baby sitter itu tidak hanya anak dan membantu memberi makan misalnya. Bagaimana caranya dia juga mesti kreatif agar anak tidak bosann dan tidak sedikit-dikit lari ke ponsel. Jadi dari awal memang rules seperti itu, pilih baby sitter yang kreatif untuk ajak Izra main," tuturnya. 

Selanjutnya soal screen time juga Intan terbilang ketat tetapi masih fleksibel. Misalnya, ada waktu Izra harus jalan-jalan sore. Namun karena cuaca hal itu tak bisa dilakukan ia dan Izra keluar rumah.

Saat urgent seperti itu, Intan biasanya membolehkan sang Anak untuk menonton TV atau tayangan selama 30 menit. Sisanya bisa mencari kegiatan lain untuk dikerjakan bersama.

"Atau kadang di waktu kepepet, misalnya saya hanya sendiri dengan Izra di rumah. Sedangkan harus sambil masak, itu kayak tidak bisa juga no screen time. Karena kita harus cari cara agar anak tenang dan fokus dulu, biar dia juga tidak berkeliaran dan bermain sesuatu yang berbahaya," jelasnya.

Setiap orangtua pastinya punya caranya sendiri untuk mendidik anak mereka. Dikaitkan dengan Izra yang lahir sebagai Generasi Aplha, istri dari Ian Syarief ini membagikan tips yang ia lakukan sekarang.

"Terpenting menurut saya di masa golden years anak itu dekat sama kita. Sebisa mungkin di sela-sela kesibukan, kita ada untuk mereka. Karena saya percaya sekali, terbukti dari sekitar saya juga, anak yang dekat dengan orangtuanya sampai dewasa akan punya karakternya individu yang baik. Jadi apapun itu dimulai dari rumah," jelas Intan.

"Bukan soal jarak saja tetapi emosional seperti main bareng, baca buku atau melakukan hal-hal konyol bersama. Sekalipun dimudahkan dengan adanya baby sitter dan teknologi untuk mengasuh anak, menjaga bonding dengan dia tetap penting dilakukan secara personal."

Teknologi dan hidup yang seakan berjalan cepat tanpa jeda, waktu dengan anak sebagai orangtua tidak boleh berkurang kualitasnya. Sebab, hubungan dan kedekatan dengan anak tidak bisa digantikan oleh teknologi secanggih apapun itu.

Millennial Mama of the Month Edisi April 2022: Intan Aletrino

Editor in Chief - Sandra Ratnasari 
Senior Editor - Novy Agrina 
Editor - Onic Metheany 
Reporter - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana 
Social Media - Irma Ediarti 
Design - Aristika Medinasari 
Photographer - Michael Andrew 
Videographer - Rama Rafael 
Stylist - Onic Metheany & Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist - Salis Muftia F.
Hair do - Tata Bita
Intan Aletrino's Wardrobe - Studio Kiki & IKYK
Izra Rayyan's Wardrobe - Gingersnap
Intan Aletrino's accessories - La Komple (on white dress)