Belajar dari kejadian ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menyarankan agar pemilik mobil selalu menyimpan kunci cadangan di tempat yang mudah dijangkau. Dengan begitu, jika terjadi situasi darurat seperti anak terkunci di dalam mobil, kita bisa segera mengatasinya tanpa harus panik.
Namun, jika kunci cadangan tidak tersedia atau situasi sudah sangat mendesak, memecahkan kaca mobil bisa menjadi pilihan terakhir. Sony menyarankan untuk memecahkan kaca yang paling jauh dari posisi anak, seperti kaca belakang atau jendela samping yang berlawanan dengan posisi anak.
Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko serpihan kaca mengenai anak. Selain itu, cobalah untuk mengalihkan perhatian anak dengan berbicara lembut atau memanggil namanya sebelum memecahkan kaca, agar anak tidak terkejut dan panik.
Sebagai tindakan pencegahan, Sony juga menyarankan untuk selalu mengajarkan anak-anak tentang bahaya terkunci di dalam mobil dan nomor telepon darurat yang bisa dihubungi jika terjadi sesuatu. Dengan begitu, anak-anak akan lebih siap menghadapi situasi darurat dan tahu apa yang harus dilakukan.
Itulah dia informasi seputar kasus viral balita terkunci di mobil karena kelalaian orangtua. Dari kasus viral ini, kita bisa belajar betapa pentingnya pengawasan lebih terhadap anak-anak, terutama saat berada di sekitar mobil.