Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan saat ini dan produktivitas anak di masa dewasanya.
Pemerintah Indonesia masih berupaya keras untuk menanggulangi masalah stunting pada 1,000 hari pertama kehidupan anak.
Data terakhir menunjukan prevalensi stunting turun dari 30,8% pada tahun 2018 menjadi 21,5% pada tahun 2023. Meski terjadi penurunan, namun angka target penanganan stunting itu belum maksimal mengingat target angka stunting di Indonesia pada akhir tahun 2024 adalah sekitar 14% saja.
Tugas pemerintah menurunkan angka stunting ini bisa lho, Mama bantu. Stunting yang ternyata digolongkan sebagai masalah kesehatan yang harus disembuhkan, bahkan bisa dicegah sejak awal terjadinya masalah.
Hanya saja, ternyata tidak banyak orangtua menyadari anaknya stunting karena anak yang mengalami stunting bisa saja terlihat baik-baik saja.
Bagaimana cara agar Mama bisa waspada terhadap potensi stunting pada si Kecil? Simak obrolan Popmama.com dengan dr. Klara Yuliarti, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Gizi Anak RSCM, Jakarta.
