Bagaimana Caranya Menghadapi Anak yang Suka Menantang?

Dikasih tahu sulit banget. Duh, harus berbuat apa ya?

11 Juni 2022

Bagaimana Cara Menghadapi Anak Suka Menantang
Freepik/freepik

Setiap orangtua punya gambaran idealnya masing-masing tentang seperti apa anak mereka bertumbuh-kembang. Begitu pula hampir semua orangtua pasti menginginkan anaknya tumbuh dengan pribadi yang penurut dan tidak suka berbuat onar.

Namun, pada perjalanannya, anak kita terkadang punya sifat-sifat dan perilaku yang mengejutkan. Dari yang dulunya seperti anak manis, seiring berjalannya waktu berubah menjadi anak yang membangkang.

Pribadi yang menantang ini tentu saja membuat orangtua kewalahan. Segala apa yang kita perintahkan, anak melawannya. Bahkan mereka menunjukkan sikap agresif, seolah-olah memusuhi kita sebagai orangtuanya. Jika seperti ini, apa yang harus dilakukan?

Berikut ini Popmama.com akan berbagi bagaimana cara menghadapi anak dengan pribadi menantang yang penting diketahui orangtua:

1. Fase otonomi pada anak

1. Fase otonomi anak
Freepik/user850788

Sifat menantang pada anak erat kaitannya dengan fase otonomi yang sedang dialaminya. Biasanya fase otonomi ini mulai muncul di usia 18 bulan. Pada fase ini, anak mulai merasa punya otoritas atas dirinya sendiri. Mereka merasa sudah punya kendali dan kemauan, serta ingin didengarkan keputusan-keputusannya. 

Fase ini bukanlah fase yang buruk, Ma. Justru fase ini diperlukan di kemudian hari dalam hal pengambilan keputusan. Namun, karena anak masih sangat kecil, maka ia membutuhkan bimbingan orangtua untuk memutuskan mana yang benar-salah.

Editors' Pick

2. Mengapa anak bersikap menantang?

2. Mengapa anak bersikap menantang
Freepik/a3pfamily

Anak yang berperilaku menantang sebetulnya tidak berniat mempersulit orangtua atau pengasuhnya. Tetapi karena anak sedang mengalami fase otonomi di mana mereka merasa sudah bisa mengendalikan kemauannya sendiri. 

Selain itu, ada juga faktor di mana anak merasa terlalu dikendalikan dan terbebani tuntutan orangtuanya. Mereka merasa harus melakukan sesuatu untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengendalikan keputusan dirinya sendiri. Salah satunya dengan bersikap membangkang, menolak apapun yang diperintahkan orangtua dan lain-lain. 
 

3. Mengapa ya anakku bersikap seperti musuh sepanjang waktu?

3. Mengapa ya anakku bersikap seperti musuh sepanjang waktu
Pexels/Stephen Andrews

Disuruh mandi, marah. Disuruh belajar, marah. Apapun yang diperintahkan mama serasa memantik perang di rumah. Kami mengerti, hal ini tentunya sulit bagi mama bukan? 

Pembangkangan ini perlu dilihat dari sisi lain, selain menghakimi anak dengan sebutan 'anak nakal'. Bisa jadi ada hubungan orangtua-anak yang perlu diperbaiki, Ma. Ketika anak merasa tertekan, mereka merasakan kemarahan dan secara otomatis mereka dalam keadaan mempertahankan diri. Inilah yang menyebabkan anak bersikap seperti musuh sepanjang waktu, karena melihat orangtuanya sebagai musuh yang mana mereka harus menunjukkan otoritasnya.

4. Tips menghadapi anak yang menantang usia 1-3 tahun

4. Tips menghadapi anak menantang usia 1-3 tahun
Pexels/Alex Green

Untuk anak balita, perilaku menantang adalah cara balita menunjukkan penolakan tanpa harus mengatakan "tidak" dalam berbagai situasi. Pun anak adalah pribadi seperti kita orang dewasa yang tidak suka jika harus diatur-atur sepanjang waktu. 

Ini yang dapat orangtua lakukan untuk menghadapi anak yang menantang:

  • Berikan pilihan yang fleksibel. Misalnya jika anak menolak mandi, mama bisa menjelaskan bahwa tubuhnya sudah kotor karena keringat sepanjang hari, jika tidak mandi maka bisa menjadi sarang penyakit. Berikan pilihan seperti apa ia ingin mandi. Apakah dengan sabun kesukaannya atau membawa mainan favoritnya.
  • Pastikan anak tahu kita mendengarkan penolakannya
  • Lakukan hal yang membuat mereka kembali terkoneksi dengan kita sebagai orangtua, seperti memeluk atau mengajaknya bermain bersama

5. Bagaimana cara terkoneksi lagi dengan anak?

5. Bagaimana cara terkoneksi lagi anak
Freepik/bristekjegor

Perilaku menantang yang ditunjukkan anak secara tidak sadar semakin menjauhkan mama dengannya. Hal ini sebaiknya segera diperbaiki. Penelitian menemukan, anak yang sedang berjuang dengan emosi negatif, paling responsif terhadap gaya pengasuhan yang empatik tetapi terstruktur dan konsisten. 

Ajak bermain anak dan secara halus bahas masalah yang sulit dihadapi. Dari kegiatan ini, mama bisa mengetahui apa keresahan yang dirasakan anak terkait hal yang tidak nyaman ia lakukan. 

Ada saat-saat di mana mama mungkin merasa kesulitan menghadapi perilaku menantang anak. Mama bisa melihat sisi lain dari perilaku menantang anak tersebut sebagai kekuatan supernya, "Ya, dia keras kepala, tapi itu juga berarti dia anak yang ulet."

Semoga menginspirasi ya, Ma.

Baca juga:

The Latest