Panduan Memilih Mainan yang Aman untuk Anak Prasekolah

Jangan sampai niatan ingin menyenangkan anak berujung malapetaka, Ma

24 Maret 2022

Panduan Memilih Mainan Aman Anak Prasekolah
Freepik/Rawpixel-com

Anak mempelajari dunia di sekitarnya lewat berbagai cara. Salah satunya adalah lewat permainan. Bermain, di usia emas anak bukan sekadar bersenang-senang, melainkan juga saat di mana anak menyerap berbagai pelajaran dan pengalaman baru.

Sebagai orangtua, kita tentu tidak ragu menghujani anak dengan berbagai mainan untuk mendukung fase perkembangan ini. Namun, tahukah mama, setiap tahunnya, rumah sakit menerima banyak anak yang mengalami cedera yang berkaitan dengan mainan. 

Dengan begitu banyaknya mainan yang dijual di pasaran, penting untuk memastikan anak memainkan mainan yang aman sesuai dengan usianya. Berikut ini Popmama.com merangkum panduan memilih mainan yang tepat dan aman untuk anak usia prasekolah, dilansir dari KidsHealth:

1. Mainan yang mengandung kain dan cat pewarna

1. Mainan mengandung kain cat pewarna
Pexels/Suzy Hazelwood

Hampir semua mainan yang dimainkan anak usia sekolah mengandung cat atau pewarna. Contohnya seperti permainan balok kayu, krayon, cat air, hingga mainan make up. Pastikan mainan yang dilapisi cat menggunakan cat yang bebas timah. Selain itu, pilih alat warna dengan label bebas racun atau non-toxic

Untuk mainan yang berbahan kain, harus yang tahan api dan tidak mudah terbakar. Selain itu boneka mainan harus bisa dicuci agar senantiasa bersih dari kuman yang kemungkinan bisa masuk ke dalam pencernaan karena anak suka menggigitinya.

Editors' Pick

2. Ukuran mainan

2. Ukuran mainan
Freepik/PhotoTeo

Untuk anak usia balita hingga prasekolah, ukuran mainan harus cukup besar. Setidaknya berdiameter 3 cm dan panjang 6 cm sehingga tidak mudah tertelan dan tersangkut di tenggorokan anak. 

Perhatikan pula elemen-elemen lain pada mainan yang berukuran kecil dan memungkinkan anak menelannya tanpa sepengetahuan orangtua, seperti baterai, mata dan hidung boneka, mur dan baut, dan sebagainya.

Untuk anak usia balita hingga prasekolah, hindari kelereng, koin, bola dan permainan bola yang berdiameter kurang dari 4,4 cm karena berisiko tertelan.

3. Mainan elektronik

3. Mainan elektronik
Pexels/Polesie Toys

Mainan yang dioperasikan dengan baterai harus memiliki wadah baterai yang aman dengan sekrup pengunci yang tidak mudah dibuka anak. Baterai dan cairan baterai dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, termasuk tersedak, perdarahan internal, dan luka bakar akibat bahan kimia.

Pastikan mainan yang dapat mengeluarkan suara tidak terlalu keras untuk anak. Kebisingan beberapa mainan elektronik bisa sekeras klakson mobil. Bahkan lebih keras jika anak mengarahkannya langsung ke telinga. Mainan yang seperti ini dapat merusak pendengaran. 

4. Mainan kuda-kudaan kayu dan mainan dengan roda

4. Mainan kuda-kudaan kayu mainan roda
Pexels/Tatiana Syrikova

Sepeda, skuter, skateboard, dan sepatu roda tidak boleh digunakan tanpa helm yang memenuhi standar keamanan. Pastikan anak menggunakan perlengkapan keselamatan lain yang direkomendasikan, seperti pelindung tangan, pergelangan tangan, lutut, dan tulang kering.

Untuk mainan kuda-kudaan kayu dapat digunakan setelah anak bisa duduk dengan baik walaupun tidak dipegangi orang dewasa. Mengendarai permainan kuda-kudaan atau pun gerobak kayu harus dilengkapi dengan tali pengaman yang stabil dan aman untuk mencegah anak terguling.

Selain itu, hindari mainan kuda-kudaan atau gerobak kayu yang sudah lama digunakan sebelumnya. Mungkin memang mainan seperti ini bernilai sentimental, tetapi dikhawatirkan mainan-mainan ini tidak memenuhi standar keamanan saat ini. Selain itu mainan bisa lapuk, pecah, dan membahayakan anak.

5. Mainan yang menyerupai senjata

5. Mainan menyerupai senjata
Freepik/rawpixel

Pistol mainan harus berwarna cerah sehingga tidak disalahartikan sebagai senjata asli. Pistol dengan peluru plastik atau pun karet tidak diperbolehkan dimainkan anak balita. Begitu pula dengan mercon, sekalipun itu mercon banting.

Untuk mainan panah-panahan, pilih anak panah dan panas yang memiliki ujung lembut atau suction cup di ujungnya, bukan ujung yang terbuat dari bahan keras.

Yang tak kalah penting adalah anak harus diajari untuk tidak mengarahkan anak panah, panah, atau senjata apapun ke siapa pun. 

Ajari anak untuk merawat mainan dan menyimpan mainan mereka dengan baik. Penting bagi orangtua untuk memeriksa mainan anak secara teratur untuk memastikan mainan-mainan tersebut tidak rusak. Buang mainan yang rusak atau perbaiki segera supaya tidak menimbulkan risiko berbahaya, misalnya bagian berkarat, kabel yang menjuntai, ujung mainan yang tajam.

Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga:

The Latest