Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik
Freepik

Membesarkan anak dengan karakter yang percaya diri sekaligus rendah hati tentu menjadi dambaan bagi setiap orangtua.

Dengan percaya diri tinggi, sifat ini bisa membantu anak menghadapi tantangan hidup dengan optimis. Sementara jika anak punya rasa rendah hati, hal ini tentu bisa membuatnya tetap menghargai orang lain dan tidak sombong.

Namun, menyeimbangkan kedua sifat ini bukanlah hal yang mudah. Di tengah dunia yang semakin kompetitif, serta semakin maraknya penggunaan gadget di kalangan anak-anak, Mama tentu menemukan tantangan tersendiri dalam membangun karakter positif anak yang seperti ini, bukan?

Untuk itu, berikut Popmama.com akan rangkumkan 7 cara membesarkan anak agar percaya diri dan tetap rendah hati. Bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, Ma.

1. Hindari memuji anak secara berlebihan

Freepik

Memberikan pujian pada anak itu memang penting dilakukan, Ma, tapi sebaiknya hindari berlebihan saat anak menyelesaikan tugas sederhana.

Misalnya, "Wah, keren banget kok adik bisa sih ngerjain kayak gini?"

Dari perkataan tersebut, justru anak belajar bahwa mereka perlu mendapatkan pujian pada setiap hal kecil.

Jadi, lebih baik memerlihatkan bahwa Mama menghargai apa yang anak kerjakan dengan coba mengatakan seperti ini, "Bagus lho gambarnya adik, coba ceritain ke Mama itu gambar apa sih?"

Jadi, jangan langsung pada hasilnya ya, Ma.

2. Jangan mudah goyah saat membuat batasan

Freepik

Tanpa sadar, orangtua sering kali merasa goyah dan berakhir tidak menetapkan batasan yang telah dibuat bersama hanya demi menenangkan anaknya.

Misalnya, saat si Kecil berteriak atau menangis karena meminta sesuatu, orangtua biasanya akan mengalah dan memilih menuruti kemauan anaknya agar ia berhenti merengek.

Padahal, cara ini justru membuat anak belajar bahwa mereka bisa saja melupakan batasan yang sudah orangtuanya lakukan dengan cara demikian, Ma.

Alih-alih langsung menuruti kemauan anak, Mama bisa coba jelaskan alasan di balik batasan tersebut agar anak belajar menghargai aturan tanpa merasa tertekan dan terus merengek.

3. Biarkan anak mencoba menyelesaikan masalah sendiri

Freepik

Orangtua tanpa sadar sering membantu anak menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi agar lebih cepat terselesaikan.

Padahal, cara ini justru membuat anak tidak bisa belajar membuat keputusan, Ma. Jadi, cobalah untuk membiarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri sebelum Mama turun tangan.

Cara ini akan melatih kemandirian dan kepercayaan dirinya agar bisa tumbuh lebih percaya diri ketika menghadapi suatu masalah di lain waktu.

Alih-alih langsung menyelesaikan masalahnya, Mama bisa memberikan dukungan saat dibutuhkan, jadi jangan langsung mengambil alih sepenuhnya ya, Ma.

4. Jangan bandingkan anak dengan orang lain

Freepik

Nggak hanya anak-anak, kita sebagai orang dewasa saja sering merasa hilang rasa percaya diri jika dibandingkan dengan orang lain. Bukan begitu, Ma?

Itu juga yang anak rasakan. Membandingkan anak dengan orang lain hanya akan merusak kepercayaan dirinya dan menimbulkan rasa iri.

Perlu diingat bahwa setiap anak unik dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Jadi, lebih baik fokus pada perkembangan pribadi anak, bukan pada pencapaian orang lain, Ma.

Mama bisa coba memberikan motivasi pada anak seperti, "Kamu udah usaha lebih bagus nih dari kemarin, keren deh. Nanti kita belajar lagi biar hasilnya makin bagus ya!"

5. Ajarkan anak meminta maaf

Freepik/cookie-studio

Kerendahan hati bisa diajarkan dengan menunjukkan cara meminta maaf saat Mama melakukan kesalahan. Jadi, nggak melulu orangtua itu selalu benar, Ma, kadang kala kita juga bisa berbuat salah dan perlu belajar mengatakan maaf pada anak.

Daripada berkata, "Makanya adik dengerin Mama biar Mama nggak marah!"

Cobalah ganti perkataannya dengan, "Maafin Mama ya tadi sempat teriak ke adik, besok Mama coba lebih tenang lagi ya."

Jika Mama terbiasa mengatakan maaf saat berbuat salah, anak pun akan belajar bahwa permintaan maaf ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk tanggung jawab dan empati.

6. Ajarkan self-love dan pastikan anak merasa dicintai

Freepik

Anak perlu memahami bahwa self-love atau mencintai diri sendiri itu penting. Jadi, cobalah untuk mengajarkan pada mereka untuk lebih menghargai dan mencintai dirinya sendiri tanpa merasa sombong.

Mama bisa memberikan afirmasi pada anak seperti mengucapkan, "Gapapa kalau hari ini gagal ya, besok kita belajar dan coba lagi biar berhasil, ok!"

Nggak cuma mengafirmasi anak untuk tetap percaya pada dirinya, orangtua juga perlu memastikan bahwa anak selalu merasa dicintai dan diterima apa adanya oleh keluarga. 

Anak yang tumbuh dari saling menghargai dan mencintai, baik pada dirinya sendiri atau dari keluarga, bukan tidak mungkin ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri mereka dengan tetap menjadi pribadi yang rendah hati, Ma.

7. Berikan afirmasi positif

Freepik/Senivpetro

Melanjutkan cara sebelumnya, memberikan afirmasi pada anak menjadi cara penting untuk membangun karakter positif untuk tumbuh kembang mereka.

Mama bisa memberikan afirmasi positif seperti, "Kamu bisa melakukannya" atau "Kamu itu berharga lho buat Mama Papa!"

Dengan afirmasi seperti itu, anak pun bisa membangun rasa percaya diri dalam dirinya karena mereka merasa dihargai oleh orang terdekatnya, termasuk orangtua. Namun, pastikan afirmasi ini realistis dan disertai dengan dukungan nyata dalam keseharian ya, Ma.

Membesarkan anak yang percaya diri dan rendah hati memang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Namun, dengan menerapkan cara di atas, Mama bisa membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, penuh empati, dan menghargai orang lain.

Selamat mencoba, Ma!

Editorial Team