Usaginingen ini dikomandokan oleh sepasang suami istri, yaitu Shinichi Hirai dan Emi Hirai. Pertunjukkan yang mereka lakukan ini menghadirkan musik serta visual dan dilakukan oleh dua orang secara langsung tanpa proses rekaman.
Selain itu, peralatan yang digunakan untuk penampilannya juga menggunakan alat-alat yang dibuat sendiri. Pada acara ini, mereka menghadirkan pertunjukkan yang diberi judul Pendulum.
Kisah ini menceritakan tentang adanya pergi dan kembali yang dapat mengubah luas, warna dan penampilan, sebuah dunia yang hidup dan tercermin di hati manusia serta berbagai dunia dengan semua kemungkinannya yang terjadi.
Mulai dari suasana terang dan teduh ataupun intensitas dan juga ketenangan yang semuanya saling berkaitan satu sama lain. Layaknya alam semesta yang dibuat oleh sirkulasi seperti pendulum.
Shinichi menjelaskan awal mula terbentuknya ide ini dari sang istri, Emi. Emi ingin membuat sesuatu elemen yang menggabungkan visual gambar dan digabungkan dengan musik yang dimainkan oleh Shinichi.
Kemudian semua itu di edit dan menghasilkan sebuah video. Namun, ternyata hasilnya tidak terlalu bagus. Sehingga suatu ketika ia pun menemukan sebuah ide dari instrumennya yang dibuat dengan empat layer.
Pada setiap layer tersebut dapat diletakkan berbagai objek yang akan ditangkap dalam sebuah kamera yang terletak di paling atas dalam waktu yang bersamaan. Ide dari instrumen dan instalasi dari Emi pun disetujui oleh Shinichi.
Kemudian Shinichi pun membuat instalasi alat tersebut dengan dibantu oleh ayahnya. Selain instalasi dari alat yang diperagakan, ia pun membuat instrumen musik yang digunakan untuk mengiringi penampilan dari berbagai objek tersebut.
Instrumen musik ini terdiri dari drum kit yang kemudian dikembangkan dengan menambahkan kotak musik, kontroler, serta disambung sound dari laptop.
Ide dan pembuatan alat-alat ini dibuat saat 10 tahun lalu. Walaupun memiliki waktu yang sudah cukup lama, namun untuk instrumennya ia selalu melakukan perkembangan di setiap saat.
Untuk satu buah instrumen ia menghabiskan waktu selama 1 bulan untuk membuatnya.
Pertunjukkan teater ini pada awalnya dimulai di Jerman, Eropa. Tentunya dengan segala pertunjukkan yang sudah banyak dilakukan membuat Shinichi dan Emi kerap mendapatkan pertanyaan mengenai inspirasi pembuatan karya ini.
Orang-orang sering beranggapan bahwa karya teaternya ini mewakili dan sudah pasti mendapatkan inspirasi dari budaya Jepang, namun menurut mereka sendiri tidak begitu. Hal ini karena di dalam diri mereka sudah terdapat unsur Jepang. Budaya Jepang itu sendiri sudah terdapat pada diri mereka, dan dalam pertunjukannya pun sebenarnya tidak mengambil dari budaya Jepang.
Budaya Jepang ini sudah cukup hadir di dalam diri mereka sendiri saja, sehingga pertunjukkan dan inspirasi dalam pembuatan teater ini pun tidak harus berdasarkan dari budaya Jepang.