Seringkali, anak laki-laki diminta untuk berhenti menangis begitu tangisannya dimulai. Tangisan dianggap sebagai perilaku yang tidak wajar bagi anak laki-laki. Lebih parahnya lagi, anak laki-laki yang menangis seringkali mendapat stempel "anak mami" dan dianggap lemah serta "bukan laki-laki".
Budaya patriarki di masyarakat, membuat harapan yang ditanamkan kepada anak laki-laki berupa sifat-sifat yang dianggap maskulin, seperti keberanian dan ketangguhan. Sehingga, ketika anak laki-laki menangis, mereka seringkali mendapat reaksi yang mengecam, baik dari keluarga atau teman.
Tentunya, budaya ini harus dihentikan karena dapat menyebabkan kontrol emosi anak terganggu.
Lantas, apa saja dampak anak laki-laki tidak boleh menangis?
Berikut ini Popmama.com akan merangkum 3 alasan untuk membiarkan anak laki-laki menangis! Jangan dilarang ya, Pa, Ma!
