Dongeng Fabel Anak: Semut dan Jangkrik
Belajar menjadi lebih rajin dan tidak bermalas-malasan seperti semut.
26 Februari 2021
Dongeng fabel selalu menjadi salah satu cara terbaik bagi si Kecil untuk mengasah imajinasi atau bahkan belajar hal-hal baru. Dongeng klasik yang dipenuhi dengan tokoh binatang yang menarik membuat si Kecil tidak pernah jemu mendengar jalan ceritanya.
Jika umumnya dongeng fabel yang si Kecil memiliki tokoh hewan-hewan besar atau terkenal, seperti gajah, kancil, buaya, dan harimau. Kali ini kita akan membahas cerita tentang serangga kecil. Ya benar, itulah semut dan jangkrik.
Semut dikenal sebagai salah satu hewan yang paling rajin. Ia senantiasa mengumpulkan makanan bersama kelompoknya. Mereka selalu berhasil memecahkan masalah yang besar dengan kerja tim yang baik. Namun bagaimana dengan jangkrik?
Ajak si Kecil mendengarkan kisah Semut dan Jangkrik yang dikarang oleh Aesop ini yuk Ma! Popmama.com telah menyediakan cerita selengkapnya di bawah ini!
1. Suatu ketika hiduplah sekelompok semut dan seekor jangkrik
Suatu ketika di sebuah ladang yang subur, tinggallah keluarga semut yang rajin dan seekor jangkrik yang pemalas. Meskipun begitu, jangkrik sangatlah bersahabat dengan keluarga semut. Tidak jarang mereka menyapa satu sama lain ketika berjumpa.
Di ladang itu, jangkrik dikenal sebagai sosok hewan yang malas. Ia senang sekali menghabiskan waktunya untuk bersantai, bernyanyi, menari, atau sekedar berbaring di rumput hijau yang lembut. jangkrik menikmati hari-harinya dengan bahagia tanpa pernah memiliki rencana apapun untuk masa depan. "Hidup mengalir seperti air," begitulah katanya.
Berbeda dengan jangkrik, keluarga semut sangatlah rajin. Mereka bekerja dengan keras mencari dan mengumpulkan makanan setiap harinya. Keluarga semut melakukan semuanya ini tanpa merasa lelah.
Editors' Picks
2. Semut selalu bekerja keras sedangkan jangkrik selalu bermalas-malasan
3. Tanpa terasa tibalah musim dingin dan jangkrik pun terkejut
Pertemuan tersebut terjadi di musim semi dan jangkrik pun memutuskan untuk tidak mendengarkan semut. Jangkrik menghabiskan musim seminya untuk makan, tidur, dan bermain. Hingga berat badannya pun bertambah.
Ketika musim panas tiba, para semut tetap bekerja meskipun terik matahari amat menyengat. Namun jangkrik belum mulai bekerja. Panasnya sinar matahari membuatnya semakin malas untuk bekerja.
"Untuk apa aku menguras tenaga di tengah teriknya matahari, itu hanya akan membuatku cepat lelah," ungkap jangkrik dalam hatinya.
Musim semi berlalu digantikan oleh musim gugur dan jangkrik masihlah bermalas-malasan. Hingga tanpa terasa tibalah musim dingin. Angin berhembus begitu kencang dan salju mulai turun menyelimuti ladang hingga terlihat semuanya berwarna putih
Semut sudah tahu bahwa musim dingin ini akan berlangsung sangat panjang. Itulah sebabnya mereka bekerja terus-menerus memindahkan pasir dan ranting juga mengumpulkan makanan di sarangnya.
Di sisi lain, jangkrik menemukan dirinya kelaparan. Jangkrik berusaha mencari makanan di sarangnya namun ia tidak menemukannya.
Jangkrik pun memutuskan untuk mencari makanan ke luar. Sambil kelaparan ia berjalan tertatih-tatih dan meminta sedikit makanan. Jangkrik itu kini sangat kurus dan lemah sehingga ia tidak dapat melompat jauh.
4. Jangkrik bergegas mendatangi tempat kediaman semut
Sudah beberapa jam jangkrik keluar mencari makan, tiba-tiba saja ia mengingat semut yang bekerja amat keras dari musim semi. Karena merasa tidak menemukan jalan keluar, jangkrik pun memutuskan untuk mendatangi keluarga semut.
Jangkrik tiba di sarang semut dengan tubuh yang lemas. Telihat dari luar semut sedang menikmati makanannya di dalam sarang yang hangat dan rapi. Seekor semut pun menyadari kehadiran jangkrik dan segera menghampirinya.
"Bicaralah, ada apa jangkrik?" Tanya semut pada jangkrik.
"Aku hampir mati kelaparan. Bolehkah aku meminta sebutir gandum, sedikit jelai atau apapun. Tolonglah aku sangat kelaparan." Jangkrik memohon kepada semut.
"Apa yang kamu lakukan dari musim semi ketika kami sibuk bekerja mengumpulkan makanan?" Semut berbalik bertanya.
Jangkrik pun menyadari apa yang ia lakukan selama ini. Hari-harinya ia habiskan tanpa melakukan hal-hal yang berguna. Ia hanya bernyanyi, makan, tidur, dan bermain setiap harinya. Kini ia menyesal atas tindakannya selama ini.
Semut awalnya berniat tidak mempedulikan jangkrik karena ia tahu apa yang jangkrik lakukan selama ini. Namun semut merasa kasihan dan akhirnya membagikan sedikit makanan mereka kepada jangkrik yang kelaparan. Jangkrik pun terlihat sangat terharu dan berterimakasih atas kebaikan hati semut.
"Ingat ya jangkrik, lain kali kamu harus ikut bekerja bersama kami sebelum musim dingin tiba!" Semut menasihati jangkrik dengan tegas.
"Iya semut, aku berjanji. Mulai saat ini aku tidak akan bermalas-malasan lagi," ungkap jangkrik dengan penuh penyesalan.
Semenjak saat itu, jangkrik mendapatkan pelajarannya yang amat berharga. Mulai dari musim semi berikutnya ia pun bersemangat membantu keluarga semut bekerja dan mengumpulkan makanan.
5. Pesan moral bagi si Kecil melalui cerita fabel ini
Bagaimana cerita Jangkrik dan Semut barusan, apakah si Kecil menyukainya? Kalau iya bagian mana nih yang paling ia sukai?
Kini saatnya kita sedikit membahas moral yang dapat dipetik dari cerita tersebut. Cerita ini mengajarkan anak bagaimana cara memanfaatkan waktu dan kesempatan yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya. Apakah mereka mau bermalas-malasan dan menyesal seperti belalang? Atau rajin dan semangat bekerja seperti semut?
Anak mama dapat membiasakan diri menyelesaikan segala pekerjaannya baru beristirahat, bukan sebaliknya. Seperti ketika memiliki pr, coba selesaikan itu terlebih dahulu. Baru jika sudah ia dapat bermain dengan tenang dan gembira.
Kuncinya adalah keseimbangan antara waktu beristirahat dan waktu bekerja. Selesaikan pekerjaan dengan baik dan simpanlah waktu yang tersisa untuk beristirahat dan bermain. Semoga bermanfaat.
Baca juga: