Hindari Menyekolahkan Anak Terlalu Dini Ma, Bisa Sebabkan Efek Negatif

Membuat anak merasa tertekan, bahkan stres!

30 Agustus 2022

Hindari Menyekolahkan Anak Terlalu Dini Ma, Bisa Sebabkan Efek Negatif
Unsplash/Jerry Wang

Setiap orangtua nampaknya menginginkan segala hal yang terbaik bagi buah hati. Tak terkecuali masalah pendidikan hingga terkadang menyekolahkan anak di usia yang terlalu muda. 

Memang baik memberikan ilmu pengetahuan sejak kecil, tetapi waktu sekolah anak yang terlalu dini bisa berakibat negatif.

Bahkan, anak bisa dilanda stres, Ma. 

Untuk itu, sebaiknya Mama dan Papa memerhatikan waktu yang tepat bagi anak mulai sekolah.

Berikut Popmama.com berikan efek negatif menyekolahkan anak terlalu dini yang perlu orangtua pahami. 

1. Anak bisa merasa tertekan dan stres

1. Anak bisa merasa tertekan stres
Unsplash/Ben White

Menyekolahkan si Kecil terlalu dini akan menyebabkan mereka tertekan, Ma. Hal ini karena secara tidak langsung, anak dipaksa untuk belajar sesuatu yang belum sesuai dengan kemampuannya. 

Jadi, seharusnya anak masih bisa bermain dengan teman sebayanya, tetapi karena tuntutan sekolah yang terlalu dini mereka pun terpaksa kekurangan waktu bermain tersebut. 

Kondisi seperti ini berbahaya karena tekanan secara terus-menerus dalam jangka waktu lama yang didapatkan oleh anak bisa memicu stres. 

Editors' Pick

2. Bukannya antusias, justru menimbulkan rasa bosan

2. Bukan antusias, justru menimbulkan rasa bosan
Unsplash/Chinh Le Duc

Biasanya, anak-anak merasa antusias atau sangat bersemangat untuk bersekolah. Namun, jika waktu sekolah anak terlalu dini, akan menimbulkan rasa bosan.

Mengutip laman IDNTimes, rasa bosan tersebut juga bisa diperparah dengan perasaan anak yang berubah tak menentu (moody) sehingga akan semakin sulit termotivasi untuk sekolah. 

Usia balita bukan waktu paling ideal bagi anak untuk sekolah. Justru, saat balita orangtua sebaiknya fokus untuk menjadikan mereka anak yang bahagia terlebih dahulu. Bukan anak yang pintar, Ma.  

3. Kehilangan minat dalam belajar

3. Kehilangan minat dalam belajar
Unsplash/Jerry Wang

Jika si Kecil telah masuk sekolah sejak usia mereka masih belia, rasa bosan dan jengah sudah pasti akan muncul sehingga bisa menimbulkan hilangnya minat belajar. 

Padahal, minat atau motivasi dalam belajar sangat diperlukan untuk mendorong kemampuan anak di sekolah. 

Untuk itu, orangtua sebaiknya mengusahakan untuk tetap menjaga semangat anak dengan tidak terlalu mendorongnya masuk ke dunia belajar terlalu dini.

4. Menjadi tidak fokus selama pembelajaran

4. Menjadi tidak fokus selama pembelajaran
Unsplash/Eddie Kopp

Sekolah yang didapatkan anak terlalu dini tentu merampas sebagian besar waktu bermain mereka. Hingga tidak heran, jika anak sulit fokus selama pembelajaran. 

Hal ini wajar terjadi, Ma karena memang pada usia balita, anak-anak belum memiliki rentang waktu belajar yang lama sehingga saat belajar mereka cenderung tidak bisa duduk diam dan memperhatikan guru di kelas. 

Terlebih, anak-anak biasanya belum memiliki kontrol diri sepenuhnya. Jadi, mungkin saja tak ada rasa tanggung jawab atau dorongan untuk menyelesaikan kewajiban terhadap sekolah karena dalam benak anak hanya ada pikiran untuk bermain saja. 

5. Timbul keinginan untuk berhenti sekolah

5. Timbul keinginan berhenti sekolah
Unsplash/Zahra Amiri

Jika rasa lelah, bosan, dan jengah sudah dirasakan anak. Bukan tak mungkin jika si Kecil memiliki keinginan untuk mogok atau berhenti sekolah lho, Ma. 

Apalagi, tak semua anak-anak memiliki minat akademik yang tinggi. Bisa saja, anak Mama memiliki minat lain, seperti olahraga atau musik. 

Sebaiknya, bebaskan terlebih dahulu untuk anak memilih sesuatu yang mereka minati dan arahkan dengan tepat agar bisa terasah dengan baik. 

Jadi, sebenarnya menyekolahkan anak terlalu dini tidak menimbulkan efek positif. Bahkan, sebaliknya, Ma. Untuk itu, sekolahkanlah anak saat usia mereka telah tepat sehingga mereka lebih siap. 

Itulah efek negatif jika menyekolahkan anak terlalu dini, di usia anak yang masuk dalam kategori belum siap. Semoga bisa lebih menyesuaikan dengan kebutuhan anak ketika akan mendaftarkan kelas atau sekolah.

Baca juga:

The Latest