Banyaknya cacing di dalam tubuh anak biasanya disebabkan oleh infeksi cacing usus (kecacingan). Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak karena sistem kebersihan mereka belum sempurna dan kebiasaan sehari-hari yang bisa meningkatkan risiko.
Berikut penjelasannya:
Penularan dari tanah dan lingkungan yang tercemar
Telur cacing banyak terdapat di tanah, pasir, atau debu yang tercemar tinja. Anak-anak sering bermain di luar, duduk atau berbaring di lantai, serta tidak selalu mencuci tangan sebelum makan. Telur cacing bisa masuk ke tubuh melalui mulut ketika tangan atau mainan yang kotor dimasukkan ke mulut.
Kebiasaan kurang menjaga kebersihan
Anak sering lupa mencuci tangan setelah bermain, setelah buang air, atau sebelum makan. Kebiasaan menggigit kuku juga bisa mempermudah telur cacing masuk ke saluran pencernaan.
Makanan atau minuman yang terkontaminasi
Sayuran mentah, buah yang tidak dicuci bersih, atau air yang kurang higienis dapat membawa telur atau larva cacing. Saat anak mengonsumsinya, telur cacing masuk ke tubuh dan berkembang di usus.
Kurangnya daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh anak belum sekuat orang dewasa. Hal ini membuat tubuh mereka lebih mudah menjadi ‘tempat tinggal’ bagi parasit, termasuk cacing.
Lingkungan padat dan sanitasi buruk
Anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi kurang baik, misalnya tidak ada toilet sehat atau pembuangan tinja sembarangan, lebih berisiko terkena infeksi cacing.
Cacing yang sering menyerang anak antara lain: cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing tambang, dan cacing pita.
Demikian informasi seputar anak 4 tahun di Sukabumi meninggal usai tubuhnya dipenuhi cacing. Dari kasus Raya, orangtua bisa lebih aware agar anak-anak tidak mengalami kecacingan.