Si Kecil yang Suka Mengupil Ternyata Tumbuh Lebih Sehat dan Bahagia!

Baca ini dulu sebelum Mama melarang si Kecil sering-sering mengupil

30 Maret 2019

Si Kecil Suka Mengupil Ternyata Tumbuh Lebih Sehat Bahagia
www.professorhouse.com

Seberapa sering Mama melarang si Kecil mengupil? Belum lagi saat ia berinisiatif memakan kotoran hidungnya. Uh, jorok kan?

Namun, hasil penelitian ini bakal membuat Mama berubah pikiran.

Berdasarkan sebuah penelitian, orang tua justru boleh-boleh saja mendorong anak untuk memakan kotoran hidungnya karena akan membuat anak lebih sehat dan lebih bahagia. Kok bisa?

Sebelum Mama mulai protes, simak dulu penjelasan yang Popmama.com rangkum dari beberapa sumber berikut ini.

1. Hampir semua anak penasaran dengan benda yang keluar dari hidung mereka

1. Hampir semua anak penasaran benda keluar dari hidung mereka
Pexels/Alex Smith

Coba Mama ingat atau tanyakan juga pada Papa, pernahkah mencium, menjilat, atau memakan ingus atau kotoran hidung sewaktu kecil? Scott Napper, seorang profesor di University of Saskatchewan mengatakan hampir semua anak selalu penasaran dengan benda yang keluar dari hidung mereka.

Menurut Napper, rasa ingus agak manis. Ini mengirimkan tanda pada tubuh bahwa benda itu bisa dimakan dan sistem kekebalan tubuh bakal memperoleh manfaat darinya.

Editors' Pick

2. Lendir pada kotoran hidung bermanfaat membangun imunitas

2. Lendir kotoran hidung bermanfaat membangun imunitas
Pixabay/EME

Napper lalu menambahkan bahwa lendir pada kotoran hidung dapat membantu membangun kekebalan tubuh.

Lendir dalam saluran hidung adalah awal mula kotoran hidung. Lendir berfungsi menjebak partikel kecil yang dihirup hidung, seperti debu, serbuk sari, atau kuman. Ketika lendir semakin dekat dengan udara yang masuk, lendir itu mengering menjadi sekumpulan kotoran yang kita kenal sebagai upil.

Lalu, kenapa memakan upil, yang penuh kuman dan kotoran itu, justru bisa berdampak positif bagi tubuh?

3. Para ahli menyebutnya “hygiene hypothesis”

3. Para ahli menyebut “hygiene hypothesis”
Pexels/Kai-Chieh Chan

Situasi ini disebut para ahli sebagai “hygiene hypothesis,” yakni teori yang percaya bahwa paparan awal kuman justru membantu pembentukan kekebalan tubuh seseorang.

Pernyataan itu didukung oleh pendapat Dr. James T.C. Li dari Mayo Clinic. Anak yang tumbuh besar di pedesaan dan akrab dengan hewan justru jarang mengidap penyakit asma. Namun, Li juga mengatakan hipotesis kebersihan ini bisa jadi hanya penjelasan sederhana dari aspek tersebut, karena ada kemungkinan pengaruh faktor lain.

4. Semakin bersih, semakin tinggi risiko alergi

4. Semakin bersih, semakin tinggi risiko alergi
Freepik

Napper juga beranggapan teori ini terbukti seiring perkembangan zaman. Beberapa dekade terakhir, berkembang teori yang menyarankan orang meningkatkan upaya menjaga kebersihan sedemikian rupa. Sayangnya, fakta di lapangan menunjukkan jumlah orang yang menderita alergi dan gangguan sistem kekebalan tubuh justru meningkat.

Beberapa penelitian juga menunjukkan kesahihan hipotesis kebersihan itu. Salah satunya, mengapa alergi makanan malah lebih sering dialami keluarga dengan berpendapatan tinggi daripada keluarga berpendapatan rendah.  

5. Makan kotoran hidung: boleh atau nggak?

5. Makan kotoran hidung boleh atau nggak
parenting.firstcry.com

Seorang dokter spesialis paru-paru berkebangsaan Austria, Profesor Friedrich Bischinger menyatakan memakan kotoran hidung adalah cara bagus untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Secara medis, hal ini masuk akal kok, Ma. Dalam sistem kekebalan tubuh, hidung berperan sebagai filter yang mengumpulkan banyak bakteri. Saat campuran ingus dan bakteri itu sampai di usus, itu akan bekerja seperti obat.

Sementara, dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di jurnal American Society for Microbiolgy, memakan ingus juga bisa mencegah bakteri menempel pada gigi, melawan infeksi pernapasan, tukak lambung, dan HIV.

Jadi, bicara boleh atau nggak soal mengupil dan memakan kotoran hidung, kembali pada Mama. Secara sosial, perilaku tersebut jelas kurang elok dan sopan jika dilakukan di tempat umum. Mama perlu mengarahkan si Kecil soal perilaku mengupil ini, kapan boleh dan tidak boleh.

Namun, jika si Kecil sungguh penasaran mencicipi rasa ingus atau kotoran hidungnya sendiri, biarkan saja ia mencobanya. Asal nggak keseringan ya, Ma! Lebih penting lagi, ingatkan anak untuk selalu cuci tangan setiap usai mengupil, terutama sebelum makan atau memegang benda lain.  

The Latest